Apakah Kamu Ingin Menyenangkan Manusia Atau Menyenangkan Kristus?
Kalangan Sendiri

Apakah Kamu Ingin Menyenangkan Manusia Atau Menyenangkan Kristus?

Puji Astuti Official Writer
      5134

Galatia 1:10

"Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus." 

Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 91; Lukas 12; Daniel 1-2

Setiap hari Minggu anak saya dan saya main bola. Yang tidak dia ketahui saat bersenang-senang dilapangan bola itu, saya belajar sesuatu. 

Saya seorang atlit, dan saya tidak hanya suka menonton olahraga; Saya harus terlibat. Saya selalu bergerak. 

Hampir setiap Minggu anak saya dan saya terlibat dalam permainan bola dengan orang dari segala usia dan berbagai tingkat ketrampilan. Para pemain kebanyakan anak muda, dari yang usia 6 tahun hingga 50an tahun - jadi rentang usianya beragam. Dalam kelompok ini ada anak-anak muda yang baru lulus SMA yang bermain dan terpilih dalam klub sekolah, dan kadang harus bermain dalam waktu yang sama. 

Bisa dikatakan mereka jago bermain bola. 

Lalu ada saya. Di usia tigapuluh tahun dan sebagian besar hidup saya dihabiskan dengan bermain bola . Walau demikian, karena beberapa tahun terakhir saya jarang bermain bola lagi, pengendalian saya terhadap bola kurang baik. Ada waktu-waktunya saya bermain bagus, tapi kadang ada waktunya dimana saya tidak ingin pulang dan cerita apa yang terjadi dalam pertandingan kepada keluarga saya. 

Setiap kali bermain selalu menyenangkan. Ini adalah waktunya bertemu teman-teman dan melepaskan stres yang bertumpuk selama seminggu, membuat saya memulai minggu yang baru dengan segar. Ini adalah waktu saya untuk merasa rileks. 

Setelah pertandingan, saya menelephone istri saya untuk memberi tahu kalau saya sudah selesai dan akan pulang. Salah satu perbincangannya adalah apa yang saya lakukan dan apa yang anak saya lakukan di lapangan. Sesulit apapun, saya tidak bisa menunggu untuk sampai rumah memberi tahu dia hal baik dan buruk yang terjadi di hari itu. 

Bisa dikatakan saya mencintai sepakbola.

Yang mengejutkan, saya belajar sesuatu dari pertandingan yang menyenangkan dan melelahkan itu. Selalu ada orang yang akan lebih baik dari saya. Akan ada selalu orang yang menunggu untuk menggantikan saya dengan kemampuan membuat strategi dan mengendalikan bola yang lebih baik. 

Mungkin kamu bertanya apakah saya tidak terganggu dengan hal itu. Tunggu dulu ada hal lainnya. 

Ijinkan saya bertanya, apa yang bisa orang lakukan untuk meningkatkan kemampuannya? Jawabannya adalah latihan, latihan dan latihan lebih lagi. Saya ingin bertanya lagi, bagaimana jika saya sudah lakukan yang terbaik, dan keahlian saya mulai menurun karena faktor usia? Lalu, jika saya berusaha untuk menjadi lebih baik, apakah saya melakukannya untuk diri saya, keluarga saya, atau untuk mengalahkan orang lain yang tidak bisa saya kalahkan? Apakah saya dimotivasi untuk menjadi lebih baik dari orang lain?

Saya harus jujur. Dalam hidup saya, dulu biasanya saya mencoba membuktikan pada orang lain bahwa saya bisa lebih baik dari orang lain yang terlihat berpotensi. Oh rasanya menyenangkan saat kami memberi makan ego kami. Ayolah, akui saja. Kita semua juga demikian. Yang membedakan biasanya hanya seberapa besar kita memberi makan ego kita. 

Sekarang kembali kepada pertanyaan. Kemana hal itu membawa saya? Saya sangat yakin, 100% bahwa kita tidak seharusnya mencari penerimaan dari orang lain. Satu-satunya yang ingin kita senangkan seharusnya hanya Tuhan, Bapa Sorgawi kita. 

Itulah yang sulit. Apakah kamu juga bersalah dalam hal ini - sama seperti saya - ingin orang lain menghargai kita setidaknya satu orang saat tidak seorang pun melihatnya? Baik hal itu hal kecil atau besar seperti menyapu lantai di rumah. 

Coba tebak, bahkan saat tidak seorangpun mengakui atau menghargaimu, seseorang selalu menghargaimu. Itulah Bapa Sorgawi kita. Hal itu mengingatkan kita pada Galatia 1:10, 

"Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus." 

Juga Amsal 14:12, 

"Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut."

Saya pikir itu adalah peringatan yang keras tentang kepada siapakah kita mencari pengakuan. Bukan dari manusia. Bukan dari pasangan atau bos kita. Satu-satunya adalah dari Tuhan. Sangat sederhana. Carilah perkenanan Tuhan dengan segenap hati. 

Copyright © Aaron Bull.  Digunakan dengan izin

Ikuti Kami