Ibrani 13: 7
Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu68[/kitab]; [kitab]Ibran2[/kitab]; [kitab]Mikha3-5[/kitab]
Aku tumbuh
di tengah teman-teman sepermainan yang rumahnya berdekatan. Waktu aku mau bermain
basket, aku akan memilih dua tim, yang kami namai tim Lakers dan tim Celtics. Kemudian,
aku akan berpura-pura jadi pemain tengah untuk kedua regu. Untuk melobi bola sampai
ke ring, aku akan mengambil posisi dan menangkap umpan, pivot dan meluncurkan gaya
Sky-Hook ala pemain NBA Wilt Chamberlain. Kalau aku meleset, Bill Rusell akan me-rebound
dan memberikan umpan ke Jo Jo White, yang kemudian akan melakukan tembakan melompat.
Aku terus menghitung skor di kepalaku dan bermain sampai Ibu memanggilku untuk makan malam.
Bermain Sepakbola
justru lebih sulit. Biasanya aku akan melempar bola jauh-jauh dan menangkapnya secepat
mungkin, sampai kadang-kadang harus terbanting ke pohon kemiri. Kecuali kalau aku
adalah pemain cadangan, aku akan duduk untuk beristirahat. Kejuaraan NFL ‘Snow
Bowl’ yang memperhadapkan tim Green Bay Packers dan Los Angeles Rams mengingatkanku permainan masa kecilku dengan teman-teman.
Jujur, aku tak
pernah bermain sepak bola atau basket secara terorganisir. Semua gerakan dan insting
yang aku pelajari itu aku tiru dari para pemain legenda. Tapi imajinasi dan tiruan
itu terbukti bermanfaat juga. Hanya di kampus saja aku dapat komentar dari pemain
lain soal kemampuanku itu. Aku akan menjawabnya sembari tersenyum, mengingat Wilt dengan gaya andalan Sky-Hook nya.
Belakangan ini
aku suka berhayal bisa jadi penulis besar, seperti penulis-penulis yang aku
kenal. Karena itulah aku sedikit terhibur karena aku bisa mengandalkan tiruan seperti
yang aku lakukan saat bermain Basket dan Sepak Bola. Penulis kitab Ibrani bahkan menyampaikan hal ini dalam satu ayat bunyinya begini: ‘Tirulah sampai kamu bisa membuatnya’.
Di Ibrani 13:
7 dikatakan supaya kita meniru pemimpin-pemimpin terdahulu yang menyampaikan firman
Allah dan kita patut meniru cara hidup dan iman mereka. Aku teringat dengan Daud
yang dengan keyakinan-Nya kepada Tuhan membuatnya sukses mengalahkan raksasa Goliat.
Aku teringat dengan Abraham dengan perjalanan petualangannya yang amat berani. Dan
aku pun mengagumi Nuh yang sudah taat mengikuti perintah Tuhan untuk membangun sebuah
bahtera besar.
Aku mungkin nggak bisa menunjukkan Tuhan itu ada (dalam sebuah bentuk yang bisa dilihat). Tapi aku tahu kalau permainanku dilapangan membuktikan kehadiran-Nya. Kalau Tuhan nggak ada, berarti aku menipu diriku sendiri dan menjalani hidup ini dengan keberanian, petualangan dan penglihatan dari diriku sendiri. Tapi karena ada Tuhan, maka iman palsu yang aku bayangkan itu jadi nyata. Karena itulah aku bisa menang.
Jadilah peniru-peniru iman untuk tujuan meraih
kemenangan bagi kemuliaan Tuhan