Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]mazmu85[/kitab]; [kitab]lukas6[/kitab]; [kitab]yerem18-20[/kitab]
Terkadang saya bertanya-tanya mengapa petani di dalam perumpamaan Yesus tentang penabur pada Markus 4:1-20 menyia-nyiakan begitu banyak benih di areal yang bukan terbaik. Bagian tanah yang berbatu, misalnya, bukanlah tempat yang hanya membutuhkan sedikit usaha untuk memindahkan batu-batu. Itu adalah "tanah di mana permukaan bumi yang sangat tipis menutupi batu karang," demikian menurut Commentary Critical and Explanatory on the Whole Bible.* Dengan kata lain, benih-benih yang jatuh itu tidak lebih lempengan batuan berdebu.
Janji Tuhan jatuh persis "di tanah yang sedang dibajak" di hati saya dimana saya sudah putus asa untuk menghasilkan panen. Namun, bahkan gunung-gunung berhasil menumbuhkan tanaman pinus yang menjulang tinggi, itu tidaklah lebih dari sebongkah granit saat benih bertahan cukup lama untuk menembus batu. Saya telah menemukan, bahkan di mana hati saya terasa berbatu, saya masih bisa mendapatkannya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
Ketika kami menyekolahkan anak-anak kami di perguruan tinggi, iman finansial saya terasa seperti akar yang mencoba bertahan di atas sebuah batu besar. Tabungan kami sepertinya tidak pernah sesuai untuk membayarkan biaya-biaya kuliah mereka sampai selesai.
Saya memegang ayat Alkitab tentang kesetiaan Tuhan yang akan menyediakan segala sesuatunya bagi kami- janji-janji seperti 2 Korintus 9:10-11, Filipi 4:19, dan masih banyak lagi. Meskipun kata itu ditaburkan di dalam diri saya, bagaimanapun, kenyataan terus-menerus mengancam untuk mematahkan kepercayaan saya. Biaya masa depan selalu membayang di atas rekening bank yang tidak memadai saat ini.
Menumbuhkan Iman Sedikit Demi Sedikit
Iman saya tidak cukup besar atau kuat untuk memercayai semua biaya sekaligus, tetapi saya menyimpannya tetap hidup dengan mempercayakan Tuhan untuk setiap tagihannya. Ketika khawatir datang, saya menyegarkan diri saya setiap hari (bahkan setiap jam) dengan mengingat kata-kata kesetiaan tersebut, dan itu menghibur serta menyemangati hati saya.
Hari demi hari, saya mengagumi bagaimana Ia memenuhi kebutuhan kami. Terkadang potongan pajak tiba tepat pada waktunya. Terkadang sebuah hadiah muncul di kotak surat kami. Terkadang ada kenaikan gaji yang tak terduga.
Uang sepertinya lebih banyak hanya lewat rekening bank kami daripada yang terkumpul di sana, jadi saya masih belum yakin bagaimana hal itu terjadi, tetapi tagihan biaya bisa dibayarkan dan kedua anak tersebut lulus tanpa harus berhutang. Sepanjang waktu saya merasa seperti petani di Markus 4:26-29. Saya tidak tahu bagaimana, tetapi tanahnya seperti bisa memproduksi dengan sendirinya; pertama tunas, lalu tongkol, lalu jagung di tongkol. Satu hal yang saya tahu - iman saya yang mengetahui Tuhan yang akan menyediakan bagi kami ini akan menjadi jauh lebih kuat dari sebelumnya karena akar saya memiliki waktu untuk masuk jauh lebih dalam.
Baca juga: Ramalan Kiamat 23 September 2017, Ps. Christofer: Kok Gak Jelas Ya?
Iman terkadang berlangsung perlahan, seperti akar yang tumbuh di tanah berbatu. Peganglah firman-Nya terus segar di dalam pikiran kita supaya itu tetap hidup. Biji yang terhimpit batu akan tetap tumbuh meski membutuhkan waktu yang lama. Perlahan dan mantap itu tumbuh keluar dari batu sampai akhirnya menembus lalu memecahkannya. Di bawah tekanan kecil namun konsisten, batu tersebut secara bertahap hancur dan menjadi tanah yang sangat dibutuhkan oleh akar.
Tuhan menaburkan benih-Nya di mana pun yang dikehendaki-Nya - bahkan di mana logika mengatakan seharusnya tidak tumbuh sama sekali. Jika kita memegang firman-Nya dan berpegang teguh pada hal tersebut, akhirnya firman-Nya itu pun bakal menghasilkan panen - kadang tiga puluh, kadang enam puluh, dan kadang-kadang seratus kali lipat.
* Jamieson, R., Fausset, A. R., & Brown, D. (1997). Commentary Critical and Explanatory on the Whole Bible. Oak Harbor, WA: Logos Research Systems, Inc.
Hak Cipta © 8 Maret 2017, Terry Murphy. Digunakan dengan izin.
Sekali Firman Tuhan Telah Ditaburkan Maka Itu Tidak Akan Pernah Kembali dengan Sia-sia.