Ulangan 31:8
“Sebab Tuhan, Dia sendiri akan berjalan di depanmu,
Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati.”
Bacaan Setahun : Mazmur 69; Ibrani 3; Mikha 6-7
Salah satu dampak berada dalam progam televisi harian adalah orang-orang merasa bahwa mereka mengenal kamu. Di “The 700 Club”, dimana kami sering bicara masalah hati, saya merasa bahwa saya hampir nggak pernah ketemu dan sangat susah bertemu dengan orang asing (belum saya kenal). Rasanya seperti perasaan akrab yang melebihi rasa canggung (aneh) yang mungkin bisa muncul saat 2 orang asing bertemu.
Kami menerima
sejumlah besar surat yang masuk kedalam kantor saya, dan sebagian besar
surat-surat itu berasal dari orang-orang yang hidupnya penuh dengan penderitaan, rasa sakit dan ketakutan.
Banyak Penulis surat
yang berkata “Saya nggak pernah menceritakan hal ini kepada orang sebelumnya,” atau “Nggak seorang pun yang bisa saya ajak bicara.”
Masalah keduanya
memang berbeda, tetapi benang merah yang sama yang membungkus keduanya adalah
KESEPIAN. Pria dan wanita dengan masalah pernikahan yang rusak lah, pecandu alkohol,
korban pelecehan seksual,kekerasan dalam rumah tangga, orang muda yang depresi,
orang dengan masalah identitas seksuallah.Itu semua akhirnya membuat mereka terjebak dalam kesendirian.
Kalau kita baca
didalam Alkitab, banyak orang yang kita temui berjuang dalam kesepian.
Kadang-kadang ketika kita membaca cerita mereka, kita merasa nyaman dengan
kebiasaan mereka dan nggak terlalu memperhatikan keadaan mereka yang meringankan.
Ambil saja contohnya
Musa. Kami sering sekali merenungkan betapa Tuhan menjawab doa ibu Musa dan betapa beruntungnya Musa telah diambil dari
sungai Nil oleh putri Firaun. Tapi saya yakin bahwa Musa merasakan tatapan dan
gossip alias bisikan bahwa dia satu-satunya orang yang berbahasa Ibrani di
dalam rumah tangga kerajaan Mesir. Sementara Musa dibesarkan di lingkungan yang
istimewa, bangsanya yaitu Israel harus
menderita di tangan seorang pria yang setiap hari bertemu dengannya, tinggal dirumah yang sama dan satu meja makan bersama. Ini yang disebut dengan krisis indentitas.
Musa adalah seorang
pria yang nggak memiliki negara. Ketika dia bergerak untuk membela rakyatnya
yaitu bangsa Israel, dia akhirnya membunuh seorang bangsa Mesir. Namun
kenyataannya dia dicemooh oleh bangsanya tersebut, dan dia melarikan diri dari
Firaun. Bahkan saat itu dia masih belum berada di jalur yang berasal dari Tuhan. Aku sangat yakin bahwa saat itu, Musa kesepian. (Keluaran 2:17)
Yusuf juga demikian.
Dia di khianati oleh saudara laki-lakinya, lalu di jual keperbudakan hingga
dibawa ke negara asing. Lalu disana dia didakwa dengan tidak adil, dipenjara,
dan dilupakan oleh saudara-saudaranya. Pasti dia juga kesepian (Kejadian 37: 1-35).
Lalu lihat Ester, seorang
gadis Yahudi muda yang cantik . Orangtuanya meninggal, Mordekai mengadopsinya
dan tiba-tiba dia dibawa ke istana dan dinikahkan dengan seorang raja yang
egois. Sekalipun dia melihat kebaikan di mata pria itu, namun dia nggak melihat adanya kesetiaan. Aku percaya bahwa Ester juga kesepian. (Esther 5:1-7:10)
Semua tokoh pahlawan
yang tertulis di Alkitab memiliki rasa kesepian yang sama, tetapi mereka
memiliki sifat yang lebih signifikan. Mereka setia dan tetap melayani Tuhan
yang hebat dan yang membawa mereka sebuah penghiburan dan harapan ditengah
kesepian mereka .
Percayalah, bahwa apa
yang Dia lakukan kepada Musa, Yusuf dan Ester juga akan dilakukanNya dalam
hidupmu. Kamu akan beroleh kemenangan seperti yang di peroleh oleh Musa, Yusuf
dan Ester.