Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]mazmu67[/kitab]; [kitab]ibran1[/kitab]; [kitab]mikha1-2[/kitab]
Saya terisak saat dia meninggalkan Tuhan dan lari ke pelukan amoralitas. Pada waktunya, ketidaksetiaannya menyebabkan dia melupakan siapa diri kita sebenarnya, dan suatu hari saya terbangun dengan sensasi yang memilukan, saya sedang tidur dengan orang asing. Hati saya sedih menyaksikannya mengalami kemunduran secara spiritual.
Mengapa? Kenapa kami? Kenapa saya?
Pertanyaan-pertanyaan mengapa yang muncul bisa membawa karam iman kita. Bagian dari diri saya dengan putus asa memburu sebuah atribut, atau hak istimewa rahasia, segala sesuatu yang mungkin memenuhi syarat untuk saya dibebaskan dari dampak buruk dari kondisi manusia yang telah jatuh (dalam dosa).
Tetapi jika semua umat manusia jatuh (dalam dosa) setelah Adam dan Hawa memakan buah yang mematikan itu, mengapa bukan saya? Status, kekayaan, dan kehadiran di gereja kita tidak memengaruhi apa-apa - kecuali untuk mengungkapkan di mana pikiran dan niat hati saya sangat berbeda dari dirinya. Saya melepaskan pencarian sia-sia untuk dibebaskan dari rasa sakit.
Pemurnian api Tuhan semakin intensif. Dalam semua kebaikan-Nya, Ia mengungkapkan aktivitas-aktivitas korupsi yang tidak saya sadari. Api yang sama menguji hati dan kesetiaan saya. Rasa sakit dan penderitaan emosional yang menyiksa mengaktifkan dalam diri saya akan cara baru dan kreatif untuk berdoa. Berserah pada proses pemurnian memperdalam penghargaan saya akan anugerah dan belas kasihan.
Saya segera merasa tersanjung dan terhormat bahwa Sang Gembala memercayai saya untuk bermitra dengan-Nya dalam mengejar domba yang hilang itu, yang Yesus kasihi dan tumpahkan darah untuknya. Gairah yang meningkat untuk melihat pria ini sembuh dan terbebas dari kegelapan mendorong saya berlutut setiap hari. Dan gairah adalah kata kunci, karena menggabungkan hati, jiwa, dan kekuatan. Semakin saya menyerahkan semua kelemahan saya, semakin saya diberdayakan oleh anugerah ilahi dan dipengaruhi oleh Roh Kudus.
Pertarungan terus berlanjut. Pertaruhannya begitu tinggi. Berdiri di bawah wewenang Kristus, saya secara agresif mendoakan sesuatu yang secara fisik menyentuh yang saya cintai.
Sepatunya. Saya menyelipkan jari-jari kaki saya ke dalam dan menyatakan Firman Tuhan, bahwa "kakinya tidak akan berlari kepada kejahatan." Amsal 6:18
Saya menghembuskan ayat Alkitab ke dasinya yang tergantung di lemari.
Jari-jari saya menelusuri kemeja bajunya, saat saya menyatakan kebenaran Tuhan kepadanya. Melalui ini, Bapa menegaskan kebenaran saya di dalam Kristus.
Memeluk bantalnya ke dada, saya memperkatakan "pembaharuan pikiran" ke tempat dimana ia menaruhkan kepala. Dan Roh Kudus dengan lembut menyesuaikan kembali pola pikir saya.
Hasil dari doa tersebut? Di tangan Tuhan.
Waktu hasilnya? Pada lini masa Tuhan.
Dengan tindakan yang menyiksa kehendak saya, saya menyingkirkan kekacauan emosional dan memeluk Firman-Nya dan jalan-Nya, meyakini bahwa Ia akan mengerjakan semuanya untuk kebaikan.
"Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai." Mazmur 126:5
Meskipun dunia saya hancur berantakan, kehadiran Tuhan di dalam diri saya tetaplah utuh. Meski seorang pria tidak memilih saya, Kekasih jiwa saya tetaplah setia. Petunjuk selangkah demi selangkah membuktikan bahwa Tuhan tidak pernah dan akan meninggalkan saya. Firman dan Hadirat di hati membuat saya bisa bertahan dalam setiap badai.
Hari ini, sukacita Tuhan tumbuh subur di dalam jiwa saya. Doa terjawab.
Apakah saat ini kamu sedang berdoa untuk orang yang dicintai yang berada di jalan yang rusak? Apakah kamu merasakan panasnya api penyulingan Tuhan? Apakah kamu tergoda untuk berteriak, "mengapa saya?"
Allah Bapa dapat menangani semua pertanyaanmu dan akan memperlengkapimu untuk berperang di musim ini. Kamu lebih dari seorang penakluk di dalam Kristus.
Berdoalah tanpa henti. Tetap percaya panen sukacita akan datang.
Hak Cipta © 2017 J. A. Marx. Digunakan atas izin.
Saat-Saat Suram di Dalam Hidup adalah Waktu Terbaik untuk Kita Makin Giat Berdoa Kepada Tuhan