Efesus 6: 11
Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu75[/kitab]; [kitab]Ibran9[/kitab]; [kitab]Habak1-3[/kitab]
Kehidupan doa
ku kadang kala berubah-ubah. Bisa jadi di suatu pagi hari doaku begitu
bersemangat, merasa dipenuhi Roh Kudus. Doa-doa yang kupanjatkan pun mengalir begitu
saja. Tanpa sadar aku menyebut satu per satu orang-orang yang bahkan tak begitu
aku ingat. Aku selalu menikmati kondisi doa seperti ini. Aku merasa kalau benar-benar bermitra dengan Tuhan.
Tapi keesokan harinya…..
Saat aku memejamkan
mata pikiranku mulai kemana-mana, dipenuhi dengan kekhawatiran yang ada dikepalaku. Ini sama sekali bukan kehidupan doaku.
Begitu aku menyadari
serangan ini, aku melepaskan doa-doaku, mengusir mereka dan kembali memulai doa dari awal.
Tapi tetap
saja aku terjebak. Pikiranku tetap tak bisa fokus. Setiap usaha yang aku
lakukan untuk menikmati doa itu sepertinya terjadi terus menerus dan kosong. Aku pun mulai merenunginya dan mencari penyebabnya.
Apakah aku melakukan sesuatu yang salah?
Kenapa doaku tak fokus, jadi hambar?
Gimana aku bisa fokus dalam doa?
Aku kembali
memanjatkan doa pujian dan penyembahan, permohonan doaku meliputi keluarga dan teman-teman,
tetap sia-sia. Pikiranku tetap mengembara, aku pun mulai menyerah dan memilih membuka Alkitab.
Dan aku membaca,
“Dari Daud. Pujilah TUHAN, hai jiwaku!
Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah TUHAN, hai jiwaku,
dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! Dia yang mengampuni segala
kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, Dia yang menebus hidupmu dari
lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat, Dia yang
memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.” (Mazmur 103: 1-5)
Jiwaku tiba-tiba tenang saat bibirku mengucapkan
kat-kata pujian, dan aku teringat waktu aku membuka Alkitab dan memakai ayat Mazmur sebagai doaku.
Firman Tuhan itu kekal.
Doa kita
tak lagi diancam oleh kesombongan atau kehampaan kalau kita memakai Kitab Suci untuk berdoa.
Aku duduk sejenak bersama Tuhan.
Tidak ada kata-kata.
Hanya menunggu arahan-Nya.
Mataku
tertuju ke sebuah buku yang tergeletak di atas meja kopiku. Aku membuka dan membaca
sebuah kalimat yang berisi peringatan akan peperangan rohani di bumi ini. Kata-kata
penulis terasa menghibur waktu aku membaca tentang ‘Malaikat Tentara Tuhan’ yang
sedang bertarung untuk kita. Aku juga diingatkan untuk tetap memakai perlengkapan senjata Allah setiap hari.
Kita harus menyadari
kalau musuh bekerja untuk membelotkan dan melemahkan doa kita. Karena itulah kita
perlu memperlengkapi diri dengan persenjataan Allah. “Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu
dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.” (Efesus 6: 13).
Kalau kita sudah
tak lagi fokus dalam doa, kemungkinan besar si musuhlah sedang memasang jebakan. Jika hal ini kamu alami, maka jangan ragu untuk melakukan 5 langkah ini.
1. Berdoalah
dengan mendeklarasikan firman Tuhan atau setidaknya bacalah Alkitab sebelum kamu berdoa.
2. Pekalah akan peperangan rohani dan selalu kenakan persenjataanmu (Efesus 6: 10-19).
3. Perkatakan nama Yesus, kuasa nama-Nya yang sanggup menaklukkan musuh.
4. Tulis doamu di jurnal.
5. Berdoalah
dengan keras.
Ingatlah, kehidupan doa yang berubah-ubah bukan ukuran kalau kamu adalah seseorang yang kurang rohani. Karena kita hanya perlu pertolongan Tuhan supaya kita dimampukan untuk berdoa.
Jangan biarkan dirimu masuk dalam jebakan si iblis yang berusaha melemahkan
imanmu