Tuhan adalah Benteng Pelindunganmu dan Dia Tidak Akan Meninggalkan Siapapun.
Kalangan Sendiri

Tuhan adalah Benteng Pelindunganmu dan Dia Tidak Akan Meninggalkan Siapapun.

Naomii Simbolon Official Writer
      3464

 

Mazmur 91:11

“Sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engaku di segala jalanmu.”

 

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 55; Markus 5; Yesaya 63-64

 

Sejak Ibu menikahi Ayah, dia mulai menemukan watak asli ayah. Ayah menyiksa ibu tanpa berhenti. Mulai dari kecil hingga dewasa, kami tumbuh menderita dengan omelan ayah. Beberapa tahun kemudian, sebelum ibu meninggal dia baru menceritakan kejahatan ayah kepadaku (putrinya).

Setiap saat ayah selalu marah tanpa alasan. Hal kecil menjadi sebuah masalah yang besar. Seperti salah ngomong atau bahkan makanan yang gosong.

Sepanjang hidup, kami selalu tertekan. Emosinya seperti gunung berapi yang bisa meletus kapan saja.

Dari awal, Ibu selalu belajar untuk mengandalkan Yesus dalam keluarga kami, bahkan kehidupan pernikahannya dengan ayah semakin membuatnya kuat untuk bersandar dipelukan Yesus.

Saya sangat percaya kalau bukan karena Yesus yang baik, Ibu mungkin saja sudah meninggal ditangan ayah.

Suatu ketika saat Ibu berdoa didalam kamar, ayah mendengarkan dan marah, dia lalu lari ke dapur mengambil pisau sambal berkata “Aku akan membunuhmu.”

Ibu merasa nggak kuat dan berkata kepada Yesus waktu itu “Tuhan tolonglah aku atau ambil sajalah aku, aku udah nggak tahan.”

Ayah semakin ngamuk dan berjalan mondar-mandir di lorong kamar sambil menggedor-gedor pintu kamar. Entah bagaimana kejadiannya, ayah tergeletak jatuh di lantai karena menabrak pintu kaca lemari piring.

Dengan kepala yang pusing,  ayah bangkit dengan jalan oyong-oyong dan lalu duduk dikursi malasnya sambil berkata kepada ibu “lihat saja nanti, aku pasti mendapatkanmu.”

“Ayah mengusap-usap kepalanya yang sakit dan setelah itu dia nggak bicara apa-apa lagi ,” kata ibu.

Saya tanya kenapa ibu nggak menceraikan ayah saja?

“Pendeta berkata bahwa perceraian bukanlah sesuatu yang Allah kehendaki, dan ibu tidak memilih jalan itu,” jawabnya.

Kejadian ini nggak sampai disini. Setelah kami semua anak-anaknya menikah, ayah dan ibu lalu pindah ke rumah yang lebih besar dan memiliki kolam renang.

Ayah nggak berhenti menyiksa ibu. Ibu bukanlah seseorang yang pintar berenang. Suatu ketika, ayah menampar ibu dan menjatuhkannya kedalam kolam renang

“Aku akan menenggelamkanmu disini sekarang,” kata ayah.

Ayah mencelupkan kepala ibu kedalam air terus menerus, ibu berusaha menahan dan meraih tangan ayah sampai akhirnya ayah pergi meniggalkan ibu sendirian dikolam renang.

Nggak lama kemudian, Tuhan bicara dalam hati ibu begini “AKU sudah menolongmu berkali-kali dari tangannya, sampai kapan kamu terus bertahan dan berharap bahwa aku akan menyelamatkan kamu lagi? kamu harus bertanggung jawab, inilah saatnya kamu meninggalkan dia. Tinggalkanlah dan jangan kembali lagi padanya.”

Tetapi ibu tetap nggak ingin meninggalkan ayah. Malahan kami semua yang berusaha untuk membantunya. Akhirnya di usianya yang ke-50 tahun, ibu bebas dari tangan ayah yang jahat. Mereka berpisah.

Tuhan itu penyayang, dia nggak pernah membiarkan orang menderita seumur hidup. Dia adalah Bapa yang baik dan selalu melindungi anak-anakNya.

Ayah akhirnya bertobat setelah beberapa tahun kemudian, namun dia harus disiksa dulu oleh masa lalu dan bayangan kejahatannya. Dia merasa bahwa dia terlalu jahat sehingga Allah akan memasukkannya kedalam penjara.

Ketika ayah usia 80-an, dia hidup dipanti jompo dan sering dikunjungi oleh ponakan-ponakannya. Ayah lalu menelpon kami dan meminta maaf atas semua kesalahannya, dia berkata “Saya nggak mau mati dengan membawa dosa dan rasa bersalah ini.”

Akhirnya ayah merasa damai dan 1 bulan kemudian, dia meninggal.

2 Petrus 3:9b: “…tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.”

Ikuti Kami