Ibrani 13: 5
Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada
padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan
membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu47[/kitab]; [kitab]Titus1[/kitab]; [kitab]Yesay47-48[/kitab]
Pernah
nggak sih kamu dengerin pengakuan seseorang yang pengen banget sesuatu? Pernah nggak kamu
berhasrat banget sama sesuatu? Untuk pertanyaan kedua kamu mungkin bilang ‘nggak pernah tuh!’ Tapi sadar ato nggak, setiap kita pernah mengalaminya.
Alkitab bicara
banyak soal dosa. Apa aja itu? Kalau boleh cerita pengalaman, aku pribadi lagi
belajar tentang Ibrani. Kutipannya begini, “Janganlah
kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu.
Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.”” (Ibrani 13: 5)
Waktu kita mulai
pengen sesuatu yang kita mau, kita bakal cenderung memfokuskan perhatian kita untuk itu. Kita mungkin aja nggak ngedapatin yang kita mau, tapi biasanya hal itu yang justru bikin kita terus kepikiran.
John
MacArthur pernah bilang di bukunya bahwa ‘keingintahuan adalah soal sikap’ dan ‘ketamakan
dan keserakahan mengikuti prinsip meningkatnya keinginan dan menurunnya kepuasan, sebuah bentuk hukum pengembalian terbalik’.
Kata ‘tamak’
seringnya kita identikkan dengan uang. Karna uang adalah sarana untuk mencapai apapun
yang kita mau di dunia ini. Inilah yang dialami seorang pemuda bernama John Rockefeller.
Waktu pertama kali ditanya berapa banyak uang yang dia inginkan, dia menjawab ‘1
juta dolar’. Setelah memiliki uang sebanyak itu, pertanyaan yang sama ditanyakan
lagi ke John dengan jawaban ‘1 juta dolar’. Dia pun mendapat uang sebesar itu, lalu
ditanyai pertanyaan yang sama untuk ketiga kali. John tetap menjawab dengan jawaban
yang sama. Apakah kamu bisa melihat terjadinya peningkatan keinginan dan penurunan kepuasan kerja di sini?
Mungkin kita
nggak bakal punya uang 1 juta dolar. Tapi kita bisa menggantinya dengan hal-hal
sederhana ini. Berapa pasang sepatu hitam atau tas sandang yang kita butuhkan? Berapa
besar ukuran rumah yang kamu perlukan? Berapa banyak pengakuan dari orang lain karena
pelayanan yang kamu kerjakan? Apakah kamu benar-benar butuh pakaian baru? Apakah punya ponsel baru sebuah kebutuhan?
‘Cukupkanlah
dirimu dengan apa yang ada padamu’. Puaslah dengan yang kamu punya! Bukan berarti kita nggak bisa membeli sesuatu. Kalau kamu memang benner-benner butuh
sesuatu, maka pakailah uang yang merupakan berkat dari Tuhan untuk membelinya. Nggak
ada yang salah membeli pakaian baru atau tas sandang baru. Asalkan jangan sampai
hal itu justru membuatmu melarat. Saat kita fokus pada materi, hasrat kita pasti
nggak bakal pernah sejalan sama keinginan kita. Inilah salah satu hukum Allah yang nggak terpecahkan.
Ingatlah kalau
Tuhan sendiri nggak bakal pernah ninggalin dan biarin kita kekurangan. Dia pasti
menyediakan semua kebutuhan kita kalau kita memegang teguh janji-Nya. Ingat yang
disampaikan Yesus di Lukas 12: 22-23 dan 29-31, supaya kita nggak perlu kuatir soal
hidup kita, soal apa yang kita makan dan tentang tubuh dan pakaian kita.
Jangan mau diseret dengan beragam godaan dunia. Tapi belajarlah untuk terus memperkuat karakter kita di dalam Tuhan. Supaya kita bisa mematikan semua keinginan daging yang nggak berasal dari surga. Yakinlah saat kita ada di dalam Dia, kita nggak akan sama lagi dengan dunia ini.
Saat hasrat akan sesuatu semakin kuat, periksalah hatimu
secara mendalam dan singkirkanlah semua roh kedagingan itu satu per satu dengan
nama Yesus