Jangan Pernah Sesalkan Kecewa, Karena Dengan Itu Kamu Bisa Menghargai Berkat
Kalangan Sendiri

Jangan Pernah Sesalkan Kecewa, Karena Dengan Itu Kamu Bisa Menghargai Berkat

Lori Official Writer
      5700

Mazmur 138: 8

TUHAN akan menyelesaikannya bagiku! Ya TUHAN, kasih setia-Mu untuk selama-lamanya; janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu!


Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu79[/kitab]; [kitab]Ibran13[/kitab]; [kitab]Yerem11-12[/kitab]

Waktu aku masih kecil, nenek selalu membawa permen warna-warni Lifesavers di dompetnya. Aku pernah bertanya kenapa permen itu dinamai Lifesavers (penyelamat hidup, red).

Nenek pun menjawab dengan hati-hati. “Well, permen ini cocok untuk anak-anak karena kalau kamu tersedak Lifesaver, ada lubang di tengahnya yang dirancang membantumu tetap bisa bernafas,” jawabnya.

Penjelasan nenek cukup masuk akal bagiku. Aku bahkan terkagum-kagum tentang, "Bagaimana ya caranya permen ini dibuat supaya aman buat anak-anak?"

Masalahnya bukan cuma sampai di situ. Kami juga harus menghadapi tantangan saat ditawari permen ini. Aku paling takut kalau harus dapat Lifesaver warna hijau. Jadi, waktu mengambilnya aku akan mencoba tutup mata dan diam-diam berdoa supaya aku tak kedapatan yang warna hijau.

“Tuhan tolong supaya aku nggak dapat yang hijau. Biar kakakku saja yang mendapatnya,” bisikku dalam doa.

Uniknya, kakakku juga tak suka hijau. Karena itulah kami sering berdoa untuk diri kami sendiri. Ini adalah permainan yang mengasyikkan buat anak-anak usia 6 dan 7 tahun.

Yang hijau itu, bagiku, semacam hadiah penghiburan atau hukuman. Apa aku melakukan kesalahan? Kenapa aku selalu mendapat yang hijau dan kenapa saudaraku selalu beruntung tak mendapatkannya? Padahalkan, aku jauh lebih baik dari dia. Aku selalu menyampaikan komplain ini ke Tuhan tiap kali mendapatkannya.

Sebagai gantinya, aku selalu berharap dan berdoa bisa mendapat yang warna orange, yang cerah, berkilau, cemerlang, merah, cerry. Itu adalah warna-warna jackpot keberuntungan permen Lifesaverku. Puji Tuhan ‘Tuhan mengasihiku!’ Aku mendapat yang cerry! Betapa sukacitanya!

Kita juga pasti pernah sepertiku. Merasa mendapat hadiah penghiburan. Kita membiarkan kegembiraan kita didasarkan pada seberapa baik hidup kita saat ini. Kita menetapkan batasan dan halangan kepada Tuhan. Kita sering merasa Tuhan seolah-olah tak pernah hadir. Dia meninggalkan kita, karna banyak hal yang tak berjalan sesuai rencana kita. Kita membiarkan sukacita kita bersyarat.

Kita mulai bertanya ke diri sendiri ‘Apakah Tuhan melupakanku? Kalau Tuhan benar-benar peduli dengan masalah, keadaan, kebutuhan dan keinginanku lalu kenapa?’ Belum lagi kalau kita sudah mulai membandingkan berkat yang diterima orang lain.

Memangnya siapa sih kita di hadapan Tuhan? Kita bahkan tak tahu alasan sesuatu terjadi ke kita. Itu sebabnya, kita harusnya memandang kehidupan ini lewat mata iman kita dan mulai memperkatakan firman dan kemenangan atas hidup kita sendiri. Tak peduli bagaimana kondisi kita, kita bisa memperoleh sukacita itu setiap hari.

Hidup ini seperti warna-warni permen Lifessaver. Ada banyak warna dan rasanya dan kita harus mengambil yang enak sekaligus yang nggak enaknya. Sikap kita menghadapi masa-masa sulit menentukan seberapa cepat kita bisa melewatinya. Kita harus tetap dalam damai dan menjaga sukacita kita di masa-masa sulit. Sukacita Tuhan adalah kekuatan kita.

Kita hidup di dunia ini, kita pasti akan menghadapi masalah. Tapi Tuhan tak akan pernah meninggalkan kita. Dia sedang mempersiapkan jalan untuk kita. Dia masih ada di atas tahtanya dan tangan-Nya tidak kurang panjang menolong kita. Dia berkata, “Tenanglah. Percayalah kepadaKu. Lifesaver merah itu akan datang!”

Kalau kita tak pernah mengalami kekecewaan, gimana kita bisa menghargai berkat yang kita terima? Semoga harimu diberkati! Semoga hari ini dipenuhi dengan Lifesaver berwarna cerry.

 

Tuhan itu setia, Dia takkan pernah meninggalkanmu di tengah keadaanmu yang mengecewakan

Ikuti Kami