Kolose 3: 13
Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang
lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan
telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 110; 1 Petrus 2; Yehezkiel 25, 29:1-16
Aku membaca sebuah meme di Facebook yang tulisannya begini: “Bersyukur
adalah sikap dimana kita mampu melihat kasih karunia Tuhan, setiap pagi, gak peduli apa yang sedang kita alami sepanjang hari.”
Pada suatu bulan Oktober beberapa tahun lalu, aku mengalami bagaimana bersyukur dan merasakan kasih karunia Tuhan benar-benar nyata dalam hidupku.
Saat senja adalah waktu yang memungkinkan semua orang menikmati
langit berbintang, musik yang meriah, empuknya jerami, makanan yang enak, dan perkumpulan
yang menyenangkan. Itu adalah malam untuk mengingat banyak hal. Suamiku, anak
perempuan kami yang berusia enam tahun, ibuku dan momen menyenangkan dengan teman
gerejaku. Tak lama sebelum pesta berakhir, kami harus mengucapkan selamat tinggal untuk membawa ibu pulang.
Beberapa menit kemudian, mobil konversi kami yang berukuran
besar terlempar ke selokan karena laju mobil yang kencang. Pengemudinya mabuk.
Kami berencana mengantar ibu pulang. Tapi, Tuhan justru membawanya pulang ke surga.
Dalam sekejap, hidup kami berubah secara drastis. Aku
kehilangan ibu, seorang sahabat bagiku dan anak-anak kami tak lagi punya nenek.
Kami harus bergantung pada bantuan orang lain di rumah saat kami harus mengurusi bisnis kami. Aku memasuki masa pemulihan beberapa bulan. Tapi di tengah masa-masa mengejutkan,
pemulihan dan kesedihan itu aku dan suamiku bisa mengampuni pria yang menyebabkan tragedi itu.
Seperti yang kita tahu, kemampuan untuk mengampuni tidak datang
secara alami. Saat seseorang berbuat salah pada kita, kita pasti ingin membalasnya atau membencinya selamanya.
Tapi aku berulang kali memikirkan bagaimana kami harus melepaskan
perasaan benci itu, terutama setelah menanggung tuduhan palsu dari pria itu. Kalau harus jujur, semua itu hanya karena kasih karunia Tuhan.
Waktu menghadapi masa-masa itu, Tuhan mengingatkan tentang
pengampunan-Nya. Aku menyadari bahwa tidak mengampuni orang lain seperti Tuhan mengampuniku sama dengan menilai kalau diriku lebih baik dari Tuhan.
Aneh memang, tapi mengampuni orang yang sudah menganiaya kita
adalah tindakan syukur atas berkat yang kita terima dari Tuhan. Kami pun berkata kepada Tuhan, “Terima kasih, Tuhan, atas kebaikan dan belas kasihanMu. Terima kasih
atas pertolonganMu yang tak pantas kami terima. Terima kasih atas kasihMu yang tak ternilai.”
Entah pria itu menerima pengampunan kami atau menyadari apa
yang kamu lakukan, kami hanya ingin melakukannya untuk diri kami sendiri. Itu adalah
tindakan yang memberikan kami kemerdekaan. Dengan melepaskan dan mengampuni tindakan
orang lain, kami bisa melangkah maju. Kami tidak terjebak dalam kepahitan, dendam, kemarahan dan semua perasaan negatif yang memenjara kami.
Selama bertahun-tahun aku belajar bahwa anugerah Tuhan melampaui
apa yang kita tahu. Kita hanya bisa merasakannya sendiri. Saat kita menyadari hadiah
luar biasa yang kita terima, kita pasti hanya bisa bersyukur. Tuhan melihat hati dan senyuman kita saat kita mampu memberikan berkat yang sama kepada orang lain.
Apakah kamu sedang mengalami masa yang berat untuk mengampuni
orang yang melukai atau mengecewakanmu? Mari mengingat kembali apa yang sudah Tuhan lakukan dalam hidup kita dan ikutilah doa di bawah ini.
“Tuhan, kasih
karuniaMu begitu besar. Aku tak pantas menerimanya. Namun Engkau telah
mencurahkannya atasku. Terima kasih atas pengampunan yang Engkau berikan dan terima kasih sudah memampukanku untuk mengampuni orang lain.
Mengampuni memang
gak selalu mudah. Tapi tindakan itulah yang membuatku merasakan damai sejahtera dan kembali merasakan kasih karunia dan berkat yang aku terima dariMu.
Terlepas dari
apa yang aku alami setiap hari, bantulah aku untuk selalu memandang kasih
karuniaMu. Aku mungkin tidak bisa menggambarkannya, tapi aku bisa merasakannya.
Dan aku bersyukur untuk semua hal yang Engkau lakukan.”
Sebagai penutup, jawabanlah pertanyaan-pertanyaan singkat ini. Bagaimana kamu mampu bersyukur dengan mengingat kasih Tuhan? Apakah kamu masih punya daftar orang yang harus diampuni? Mintalah kekuatan dari Tuhan untuk memampukanmu melepaskan pengampunan atas mereka.
Hak cipta The Power To Be Twila Belk, digunakan dengan ijin Cbn.com