Lukas 15:20
Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih
jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
Bacaan
Alkitab Setahun Mazmur 135; 2 Korintus
8; 1 Tawarikh 5-7
Tuhan tidak
butuh surat kelakuan baik, sebab dia mampu memakaimu seperti apapun masa
lalumu. Jika kamu pernah bertanya-tanya bagaimana Tuhan bisa melakukannya? Lihatlah
orang-orang yang Tuhan gunakan untuk mengubah sejarah. Sekelompok orang-orang penuh kekurangan dan tidak penting yang menemukan harapan,
bukan dalam kinerja mereka, tetapi dalam pelukan tangan Allah yang merangkul mereka.
Abraham- Tuhan mengambil apa yang baik dan mengampuni apa yang buruk dan
menggunakan seseorang dengan "lidah
bercabang” yang sudah tua
untuk memulai suatu bangsa.
Musa - maukah kamu memanggil buronan untuk menyampaikan Sepuluh Perintah? Tuhan melakukannya.
Daud
- rekam jejaknya sangat buruk,
tetapi semangatnya untuk cepat
bertobat tidak perlu dipertanyakan lagi.
Yunus - Tuhan menempatkannya di perut ikan paus untuk
membawanya mengembaliikan akal sehatnya. Tetapi bahkan paus itu tidak
bisa menerima misionaris ini terlalu lama.
Kisah-kisah selanjutnya: Elia, nabi yang suka mengeluh; Salomo, raja yang tahu
terlalu banyak; Yakub, seorang
penipu; Gomer, pelacur; Sarah, wanita yang meremehkan janji Tuhan. Ada banyak tentang Tuhan
menggunakan yang terbaik dari seseorang
dan mengatasi sifat
buruknya.
Pelajaran yang sangat jelas bukan?
Tuhan memakai (dan masih terus menggunakan!) orang-orang biasa untuk mengubah dunia. Orang-orang biasa! Bukan orang suci atau
manusia super atau genius, tetapi manusia biasa. Penjahat, orang
aneh, hidung belang,
dan pembohong — dia menggunakan semuanya. Dan apa yang mereka mungkin kurang
dalam kesempurnaan, Allah menebus mereka dengan kasih.
Yesus kemudian merangkum kasih Allah yang hebat ini dengan sebuah perumpamaan. Dia
bercerita tentang seorang anak
yang memutuskan bahwa kehidupan di pertanian terlalu lambat untuk
seleranya. Maka dengan kantong penuh uang warisan, ia berangkat mencari sesuatu yang besar. Yang ia lakukan malah mabuk-mabukan, berteman dengan orang yang salah, dan kemudian setelah hartanya habis ia
menjadi pengangguran.
Ketika dia hanya
bisa makan makanan babi, dia menelan harga dirinya, memasukkan tangannya jauh ke dalam sakunya yang kosong, dan mulai berjalan pulang ke rumah;
sambil berlatih pidato yang dia rencanakan untuk disampaikan kepada ayahnya.
Tapi ia
tidak sempat menyampaikannya.
Tepat ketika dia sampai di puncak bukit, ayahnya, yang telah menunggu di
gerbang, melihatnya. Kata-kata permintaan maaf anak itu dengan cepat teredam
oleh kata-kata pengampunan sang
ayah. Dan tubuh bocah lelaki itu jatuh ke dekapan tangan ayahnya yang terbuka.
Tangan terbuka yang sama yang menyambutnya
juga menyambut
Abraham, Musa, Daud, dan Yunus. Tidak ada tangan yang diangkat tanda penolakan. Tidak ada kepalan tangan karena amarah. Tidak ada kalimat, "Sudah
kubilang!" yang menuduhnya
atau "Di mana saja kamu?" untuk menginterogasi. Tidak ada
lengan bersilang. Tidak ada mata hitam atau bibir bengkak karena hajaran. Tidak. Hanya lengan
yang manis dan terbuka.
Jika kamu pernah
bertanya-tanya bagaimana Allah dapat menggunakan kamu untuk membuat perbedaan di duniamu, lihat saja orang-orang
yang telah Ia pakai dan kasihi. Lihatlah pengampunan dan dorongan keberanian yang bisa kamu ditemukan di pelukan-Nya.
Dan, omong-omong, lengan tangan itu tidak pernah
dibuka selebar yang ada di salib itu. Satu lengan menjangkau kembali ke masa lalu dan yang lainnya menjangkau ke
masa depan. Pelukan pengampunan ditawarkan bagi siapa saja yang akan datang. Seperti induk ayam
mengumpulkan anak-anaknya dan
seorang ayah yang menerima kembali anaknya sendiri. Itulah yang dilakukan oleh Yesus, Sang Penebus.
Tidak heran jika kita memanggilnya Juruselamat.
Anda butuh didoakan langsung? Klik link dibawah ini untuk terhubung dengan Tim doa kami http://bit.ly/InginDidoakan
Anda butuh konseling? Klik link dibawah ini untuk konseling.