Lukas 18:14
“Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya
sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa
meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan
ditinggikan.”
Bacaan
Alkitab setahun: Mazmur 147; Yohanes 7; 2 Samuel 21-22
Kita
cenderung menyalahkan orang lain ketika kita memiliki masalah. Kita dapat
mengacungkan jempol dan mengeluh tentang orang lain yang melakukan ini dan itu.
Tetapi pada kenyataannya, hati kita sendiri tidak benar.
Tidak ada
bedanya dengan Adam dan Hawa yang menyalahkan Taman Eden. Adam berkata “Perempuan
yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku,
maka kumakan." Kemudian Hawa berkata, “Ular itu yang memperdayakan aku,
maka kumakan.” (Kejadian 3).
Terlalu
sering kita menyalahkan orang lain atau bahkan keadaan daripada mengakui bahwa
kita bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan.
Kemudian,
Yesus memberi tahu perumpaan tentang dua pria yang pergi ke bait suci untuk
berdoa. Yang satu adalah pemungut cukai dan yang satu lagi adalah orang Farisi.
Pemungut
cukai bahkan tidak akan mengangkat matanya ke Surga. Sebaliknya, ia berkata, “Ya
Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.” (Lukas 18:13). Orang ini jahat, dan
Dia tahu itu.
Sementara
itu Alkitab berkata Orang Farisi itu berdoa dalam hatinya begini “Ya Allah, aku
mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain,
bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti
pemungut cukai ini.” (Ayat 11).
Yesus berkata
“Orang ini pulang ke rumahnya sebagai
orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa
meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan
ditinggikan.”
Orang yang
mengakui dosanya, adalah orang yang dibenarkan di hadapan Allah.