Efesus 4:27
"dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis."
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 35; Kisah Para Rasul 7; Keluaran 19-20
Tahun lalu,
seorang teman pernah menceritakan padaku tentang sebuah adegan dari film, Monty Python and The Holy Grail. Salah
seorang karakternya mengalami satu lengan yang terputus dan luka lainnya, tapi dia tetap berkata "ini hanya luka luar, tidak masalah!"
Walaupun
aku tidak menonton filmnya secara langsung, namun sering kali aku teringat dengan
adegan itu ketika saya jujur tentang perjuangan pribadi saya mengenai pengampunan.
Sebagai pengikut
Kristus yang taat, aku tahu bahaya dari tidak mau mengampuni. Matius 18:21-35
mencatat perumpamaan tentang seorang pria yang memiliki hutang besar dan diampuni, namun, dia gagal untuk mengampuni orang lain. Hukumannya keras.
Aku tahu
bahwa aku harus memaafkan ketika seseorang menyakitiku. Namun, masalahku adalah, aku sering kali tidak ingin mengakui bahwa aku telah tersaikiti.
Seperti
pria yang di film tadi, aku berkata "ini hanya luka luar, tidak masalah!"
dan aku berakhir dengan menyimpan kepahitan dan kebencian yang jauh di lubuk hatiku, hanya karena aku tidak mau mengakui bahwa aku telah terluka.
Kupikir,
masalahnya adalah aku tidak ingin menghadapi kenyataan bahwa ketika aku memilih
untuk mencintai seseorang, aku juga memberikan mereka wewenang untuk menyakitiku. Kerentanan seperti itu menakutkan.
Berpikir
bahwa aku bisa terluka karena kritik atau penolakan dari orang yang kusayangi adalah kenyataan yang ingin kuhindari.
Aku ingin
menjadi tak terkalahkan untuk menghadapi luka seperti itu. Masalahnya, aku
tidak bisa. Dan tidak ada siapapun yang mencintai yang selalu aman dari luka. Bahkan,
Kristus sendiri yang mencintai lebih dari siapapun dan hasilnya adalah penderitaan yang tak terbayangakan.
Jadi, kita
harus memilih. Satu-satunya cara melindungi dari rasa sakit adalah tidak
mencintai siapa pun. Namun itu bukan pilihan yang nyata. Tersakiti akan selalu menjadi bagian dari hidup di dunia ini.
Aku
menghadiri sebuah gereja yang menggunakan liturgi sebagai bagian dari
penyembahannya. Setiap minggu, kami mengaku bahwa kami memiliki "dosa
dalam pikiran, perkataan dan perbuatan dari apa yang telah kita lakukan dan yang belum kita lakukan."
Terkadang aku butuh untuk membuat pengakuan lain – bagiku ini lebih sulit. "Aku mengaku bahwa aku telah dilukai.
Pendetaku
dengan setia untuk mengingatkan kami tentang pengajaran di Efesus 4:26-27 yang
memperingatkan kami untuk tidak membiarkan amarah kami sampai matahari terbenam.
Aku sudah
sering kali membiarkan matahari tebenam namun aku gagal untuk memaafkan, hanya karena saya tidak mau mengakui bahwa saya terluka.
Efesus 4:27
"dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis." Ini adalah pengingat jika
kita tidak dapat mengampuni orang lain.
Sebuah peringatan
yang kuharap bisa kuingat ketika aku disakiti oleh seseorang yang kusayangi.