"Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudaraNya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia."
Markus 6:3
Bacaan Alkitab dalam setahun: Mazmur 66; Markus 10; Bilangan 15-16
Ketika Yesus memulai pelayananNya, sulit bagi orang-orang untuk melihatNya lebih dari sekedar seorang tukang kayu. Keluarganya, tetangganya, teman-temannya menyaksikan Yesus tumbuh dalam keseharian yang memperbaiki dan membuat banyak hal. Butuh sedikit waktu untuk membiasakan diri dengan sebutan “Yesus sang Rabi."
Namun, dibalik ketidaktahuan orang-orang tersebut dan apa yang perlu kita ketahui adalah pekerjaan duniawi Yesus sebagai tukang kayu merupakan persiapan yang sempurna untuk pelayananNya. Ia akan menghabiskan waktu untuk memperbaiki semua yang telah 'rusak' dalam tiga tahun berikutnya.
Markus 2:17, "Yesus mendengarkan dan berkata kepada mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
Kita semua hidup dalam konsekuensi dari dosa, baik itu dosa dari diri kita sendiri, maupun orang lain. Bukankah ini merupakan sebuah kejatuhan manusia yang tidak menyenangkan? Kehidupan masa lalu di taman Eden membawa kita kepada penderitaan, sehingga setiap kita sekarang ini memiliki hati yang terluka.
Baik itu kegagalan dalam sebuah hubungan, kehilangan kesempatan, kematian dari orang yang dicintai. Percayalah setiap kesesakan hati kita adalah yang terbaik bagi kita. Sebab kalau kita memutuskan untuk peduli terhadap dalam hidup ini, kita pasti akan terluka.
Suatu hari, saya sedang menulis sebuah jurnal doa mengenai kesukaran yang membuat hati saya terluka. Kala itu, saya menulis mengenai segala hal yang terjadi, yang membuat saya frustasi, kemudian saya menggarisbawahi: "Saya hancur!"
Entah mengapa saya langsung berpikir kalau Tuhan takut kepada kesakitan yang saya alami. Saya harus berteriak dengan keras betapa sakitnya hati ini, betapa hancurnya hati ini agar Ia bisa mendengar dan menemukan saya. Keesokannya, ditengah-tengah perenungan yang saya jalani, saya menyadari kalau apa yang saya saya pikirkan itu sangatlah salah.
Mazmur 51: 16-17, "Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, Allah keselamatanku, maka lidahku akan bersorak-sorai memberitakan keadilanMu! Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku memberitakan puji-pujian kepadaMu!"
Tuhan tidak mengambil jalan memutar saat Ia melihat ada sesuatu yang salah dalam hati kita. Ia akan langsung masuk dan membenahi hati kita yang terluka tersebut. Dia akan langsung menunjukkan daerah-daerah yang sudah terluka karena dosa. Dengan hati-hati, Ia akan mengoreksi dan memeriksa tempat dimana kita telah mencoba berulang kali tetapi terus menerus gagal.
Yesus akan membongkar hati kita untuk menjadikannya hati yang baru, termasuk rela untuk mengambil langkah yang lebih jauh agar kita beroleh hati yang lebih baik dan lebih kuat dibandingkan sebelumnya.
Alkitab tidak menjelaskan secara rinci mengenai pekerjaan Yesus sebagai tukang kayu setelah pelayananNya dimulai, namun Dia menghabiskan sisa tahun-tahunNya di dunia untuk memperbaiki setiap hati kita yang telah hancur.
Kristus menawarkan sebuah kesempatan yang baru kepada kita untuk mengundangnya masuk untuk memperbaiki setiap hati kita yang terluka. Percayalah kalau tanganNya sangat terampil. Dengan segera, Ia akan mengungkapkan hasil karyaNya dan kita bisa melihat bahwa terdapat seorang tukang kayu dari Nazaret yang dapat memperbaiki tidak hanya hati, tetapi Ia juga mampu memperbaharui kehidupan kita menjadi lebih baik lagi.
Kempatan bagi kita telah disediakan oleh Kristus. Ia adalah seorang yang mampu menyembuhkan setiap hati yang terluka. Ia adalah seorang penghibur sekaligus tukang kayu yang memperbaiki kehidupan kita.
Hak cipta © Jennifer E. Jones, digunakan dengan izin.