Matius
28:18
Yesus
mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga
dan di bumi.”
Bacaan
Alkitab setahun: Mazmur 56; Kisah Para Rasul 28; Imamat 22-23
Markus 1:24 "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus
orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau:
Yang Kudus dari Allah."
Banyak
kepala menoleh ketika tangisan seorang pria memecah atmosfer yang tenang di
sinagoge. Dengan sekali lihat, para penyembah mengetahui bahwa ini adalah jiwa
yang tersiksa menderita kerasukan setan.
“Oh tidak!
Apa yang Anda inginkan dari kami, Yesus dari Nazareth?” Iblis itu berteriak. “Apakah
kamu datang untuk menghancurkan kami? Saya tahu siapa Anda — Yang Kudus dari
Allah!” (mengutip dari Markus 1:24)
Banyak
orang telah menyaksikan atau mendengar tentang pengusiran setan yang melibatkan
mantra, ritual aneh, atau alat peraga. Tapi Yesus hanya berbicara dengan
kata-kata sederhana: "Diam, dan keluar dari dia!" Kata-katanya cukup
untuk membungkam Iblis. Roh jahat itu melempar pria itu ke lantai dengan
kejang-kejang dan meninggalkan tubuhnya dengan jeritan.
Hanya
beberapa menit kemudian, Yesus membuat orang-orang di sinagoge itu terkagum
akan cara-Nya mengajar dengan menggunakan otoritas seperti itu (Markus 1:22)
sekarang mereka terpana oleh kekuatannya atas roh-roh jahat.
Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. (Lukas 4:24) (TB)
Selama
berasa di bumi, Yesus berbicara dan mengajar tentang Allah dengan hikmat dan
otoritas. Dia menunjukkan kekuasaan atas cuaca, roh jahat, sakit penyakit dan segala
jenis kelemahan, dan bahkan kematian.
Namun
kebanyakan orang menolak melakukan apa yang dilakukan oleh setiap Iblis yang
ditemui Yesus — mengakuinya sebagai Yang Kudus, Anak Allah.
Meskipun
roh-roh jahat berusaha untuk melakukan keinginan Setan, namun mereka langsung
mematuhi perintah apa pun yang diucapkan oleh Yesus.
Hari ini,
banyak orang Kristen memanggil Yesus “Tuhan” tapi menolak untuk mengakui
otoritasnya dalam kehidupan sehari-harinya. Yesus mengajarkan bahwa pernyataan
lisan tidak ada artinya jika kita tidak taat.
“Mengapa
engkau memanggilKu Tuhan tapi tidak tidak melakukan apa yang Kukatakan?” Dia
bertanya di Lukas 6:46.
Menjadi
pengikut Yesus berarti lebih dari sekedar mengucapkan kata-kata yang benar namun
juga berkomitmen sepenuhnya untuk menaati Firman Tuhan dan tunduk kepada Yesus
sebagai Tuan kita.
Yakobus
membuat kasus yang meyakinkan bahwa iman lebih dari sekadar persetujuan
intelektual. “Kamu percaya bahwa hanya ada satu Tuhan.” Dia tulis. “Engkau percaya,
bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya
akan hal itu dan mereka gemetar. (Yakobus 2:19)
Suratnya
menjelaskan bahwa iman yang benar akan selalu menghasilkan kehidupan yang
ditandai oleh kehidupan yang beriman dan perbuatan baik.
Sebelum
Yesus naik ke Surga, dia menugaskan murid-muridNya untuk memuridkan berdasarkan
otoritas yang diberikan kepadanya oleh Allah Bapa.
Saat kita
mematuhi perintah itu, hidup kita dipenuhi oleh otoritasnya ketika kita memberi
tahu orang lain tentang Allah, mengajar Kitab Suci, mengahadapi kejahatan di dunia
danm membawa kesembuhan kepada orang-orang yang terluka.
Jika kita sepenuhnya
taat pada Yesus, maka orang-orang juga akan melihat otoritas-Nya melalui kita.
Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah
diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.” (Matius 28:18) (TB)
Tanyakan
kepada dirimu sendiri: Apakah hidupku tekah mencerminkan otoritas Yesus atasku dan
melalui aku?