Tuhan Akan Selalu Memastikan Kita Tidak tersesat
Kalangan Sendiri

Tuhan Akan Selalu Memastikan Kita Tidak tersesat

Inta Official Writer
      3807

Yesaya 65:24

“Maka sebelum mereka memanggil, Aku sudah menjawabnya; ketika mereka sedang berbicara, Aku sudah mendengarkannya.”

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 120; Yehezkiel 48; Yehezkiel 29:17 - 30:19

Sebelum telepon genggam pintar dan GPS ditemukan, saya mengalami rasa khawatir saat melakukan perjalanan ke Chicago di tengah musim dingin. Chicago merupakan kota yang terkenal dengan jalanannya yang bersalju dan dingin. Saya pikir, apakah saya cukup bodoh buat menyanggupi perjalanan tersebut.

Ulangan 31:8,"Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati."

Hari pertama saya menuju Chicago, cuacanya sungguh indah. Saya amat bersyukur bisa berada di sana kala itu. Namun, setelah menghabiskan beberapa malam di Springfield, Illinois, salju mulai turun. Berkali-kali saya hampir terpeleset dan jatuh saat hendak turun dari mobil ke tempat penginapan. Sampai akhirnya saya tiba di Chicago.

Saya menelepon seseorang untuk mendapatkan petunjuk arah. Teman saya, Hind, menyerahkan telepon tersebut pada seorang teman dari asal Chicago yang sekiranya bisa memberikan arahan sehingga saya bisa sampai di tempatnya.

Sayangnya, orang tersebut lupa untuk memberi tahu saya bahwa jalan yang dituju punya dua nama, tergantung dari lokasi asal saya. Setelah memasuki Chicago dan menemukan Lake Shore Drive, saya mencari Fullerton Avenue, lokasi yang saya tuju, tetapi saya kesulitan untuk menemukannya.

Saya telah tersesat di berbagai tempat. Kemudian, saya berteriak kepada Tuhan, 'Ya Tuhan, mengapa saya selalu punya masalah dengan arah?'

Tidak lama setelah itu, saya menemukan sebuah telepon umum yang berada di ujung jalan. Saya menelepon Hind dan suaminya, Amr. Lewat petunjuk Amr itulah saya bisa menemukan jalan yang tepat.

Masalah selanjutnya adalah soal dimana saya harus memarkirkan mobil saya. Saya melihat bangunan mereka, tetapi saya tidak menemukan tempat parkir. Saya mencoba untuk menepi di pinggir jalan dan entah gimana caranya, ternyata mobil saya bisa terparkir di pinggir jalan yang penuh dengan salju.

Saya pikir, jalanan yang saya lalui itu sudah benar. Ketika berjalan sekitar blok menuju gedung yang saya pikir benar itu, saya bertemu dengan Amr. Saya tidak tahu bagaimana kami bisa mengenali wajah satu sama lain, tetapi saya langung berkata, "Kamu Amr."

"Dan kamu Pat," sapanya.

Kami berjalan bersama ke arah mobil yang saya parkir tadi. Amr membantu saya untuk menemukan tempat parkir yang lebih dekat. Dia membantu membawa koper saya, sambil mengobrol, kami pergi menuju apartemennya.

Setelah satu jam saya beristirahat di apartemen mereka, ada panggilan masuk untuk saya. "Ini adalah Badan Misi Internasional di Richmond, Virginia yang menelepon untuk menanyakan apakah Anda kehilangan dompet Anda di Chicago."

"Saya tidak tahu. Biarkan aku memeriksa dompetku terlebih dahulu," jawab saya. Dan benar saja, saya tidak bisa menemukan dompet saya dimana pun.

"Bagaimana kamu bisa menemukan dompetku?" Saya penasaran, bertanya pada petugas tersebut.

"Ada seorang gadis yang menemukan dompetmu dan menelepon." Sebelum menutup teleponnya, saya diberitahu nama gadis tersebut, berikut dengan alamatnya. Hind memberitahu saya kalau ternyata lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal Hind.

Bahkan sebelum saya panik, saya tahu Tuhan memperhatikan saya. Hal ini mengingatkan saya pada Yesaya 65:24.

Saya dan Hind pergi menuju alamat yang diberitahukan oleh petugas tadi. Kami memasuki sebuah gedung dan berhenti di pintu dengan warna coklat bata. Kami melihat seorang gadis dengan paras cantik yang membukakan pintu. Setelah mencocokan identitas yang berada di dompet dengan saya, kami bersalaman dan tidak ada yang dari dalam dompet tersebut.

Tuhan yang mengatur agar gadis ini yang menemukan dompet saya di jalanan penuh salju. Dompet itu terjatuh ketika saya membuka pintu mobil saya.

Tuhan mengawasi kita. Dia membawa kita ke tempat yang kita tuju. Ketika kita tersesat, Tuhan yang memastikan kalau kita akan menemukannya dengan cara yang luar biasa.

Tuhan tidak pernah telalu sibuk saat menanggapi kebutuhan kita. Tuhan selalu mengawasi kita.

Hak Cipta © 2019 Patricia J. Frost, digunakan dengan izin.

 

 

Ikuti Kami