Filipi 4: 6
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah
dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan
ucapan syukur.
Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 2; Wahyu 8; Ester 9-10
Bertahun-tahun yang lalu, suamiku, Kenn, bekerja sama dengan
dua pria dalam bisnis pertanian kami. Kami tahu Clyde adalah pria yang bisa
dipercaya. Kami bahkan segereja. Sam adalah seorang pengusaha lokal. Kami
sepakat kalau mereka bertiga akan mendapatkan tanggung jawab yang sama jika seandainya bisnis itu bangkrut. Tapi aku sedikit kurang percaya dengan Sam.
Dalam dua tahun, bisnis itupun bubar. Alasan utamanya adalah
karena Clyde. Dia salah paham dengan dirinya sendiri dan produk yang dia
kerjakan. Dia pergi ke kota dan setahuku, dia tak pernah membayar utangnya. Padahal dari awal kami menaruh kepercayaan penuh kepadanya.
Bagaimana harus membayar Sam? Kami adalah keluarga muda yang
dikarunia dua anak. Kami penghitung pembayaran selama 20 tahun. Kami berakhir
dengan bangkrut. Tapi setelah berdoa, kami merasa Tuhan mendorong kami untuk membayar utang-utang kami.
Tuhan lalu memberikan Kenn pekerjaan baru dan kami membayar
Sam 20000 dolar per tahun. Setelah dua tahun, aku berdoa, “Tuhan, Engkau tahu
kesetiaan kami dan bagaimana kami terus membayar utang kepada Sam. Kami tidak mengurangi
pemberian kami kepada gereja atau kepadaMu. Di lima tahun terakhir, aku berdoa Sam akan memutihkan sisa utang kami.”
Hampir setiap hari aku menyampaikan doa ini. Aku meminta
Tuhan untuk memberikan Kenn keberanian untuk berbicara dengan Sam dan
memintanya untuk menghapus utang kami setelah kami memberikannya uang senilai 10.000 dolar.
Tapi semua itu tak terjadi. Setelah tiga tahun berdoa dan meminta
Tuhan untuk hal ini, kami menerima surat dari Sam lewat pos. Surat ini berisi, “Terima
kasih karena tidak melupakan usaha bisnis kita yang tidak berjalan dengan baik
atau kewajiban kalian untuk membayar utang. Aku tidak merasa kalau kalian berhutang kepadaku. Silahkan menerima nota ‘Dibayar Penuh’ ini.”
Kami sudah membayar senilai 9500 dolar dari hutang kami.
Tuhan menjawab doaku dikurangi senilai 500 dolar. Kenn tidak perlu meminta Sam
untuk meminta penghapusan utang pinjaman kami. Tuhan sendiri tergerak untuk campur
tangan sebelum kami bertindak. Sam yang awalnya sangat tidak aku percayai, justru adalah seseorang yang murah hati dan pemaaf.
Pengalaman ini mengajarkan aku soal dua hal. Pertama, aku
belajar kalau doa yang gigih itu akan mendatangkan hasil. Tuhan gak selalu
menjawab sesuai dengan doa kita. Tapi Dia justru menjawab melebihi dari apa yang kita minta.
Kedua, kita menyenangkan Tuhan dengan kesetiaan kita. Kami disenangkan
dari kesetiaan kami membayar utang kami kepada Sam dan memberikan perpuluhan dan persembahan kami untuk gereja dan pelayanan.
“Orang yang
menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.” (2 Korintus 9: 6)
Aku percaya Tuhan memberikan kita berkat yang luar biasa
melalui doa yang gigih dan kesetiaan kita dalam memberi.
Apakah kamu gigih dengan doa-doamu dan setia memberi untuk
pekerjaan Tuhan?
Hak cipta 2019 LuAnn Edwards, digunakan dengan ijin CBN