Ibrani
4:16
Sebab
itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia,
supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat
pertolongan kita pada waktunya.
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 136;
Yohanes 13; Ratapan 4-5
Ketika aku bertanya kepada
Jim mengenai kanker yang diidapnya, dia tersenyum dengan damai sambil berkata,
"Sejauh ini, sangat baik. Tidak kambuh lagi. Dokter katakan bahwa kanker
di lidahku sudah hilang."
Sebelum mengganti persneling,
Jim sempat ragu-ragu berkata "Aku nggak pernah merasakan kehadiran Tuhan
seperti yang ku alami ketika berada di atas meja radiasi."
" Aku menderita
claustrophobic dan aku merasa cemas ketika merasa terperangkap. Ketika kamu
menjalani radiasi, maka kamu akan diikatmu di atas sebuah meja," lanjutnya
sambil menggaruk kepala.
"Mereka mengikatku
dengan kencang, kemudian menutupi wajahku dengan topeng plastik dan memastikan
ikatanku di meja itu lagi. Para teknisi mulai bepergian dan menutup pintu. Aku
sendirian, nggak bisa bergerak sama sekali, persis seperti seorang tahanan.
Kemudian aku mendengar bunyi klik yang diikuti dengan suara logam. Disaat
itulah aku tahu bahwa proses radiasi baru dimulai,” katanya sambil menatapku dengan
pandangan kosong karena terbawa ke dalam ingatannya di masa lalu.
"Aku berhasil
melewatinya karena isteriku merekam beberapa lagu pujian penyembahan. Dengan
musik penyembahan di ponselku, aku hanya bisa berdoa dan terhanyut dalam musik.
Disaat aku melakukan itu, sesuatu yang aneh terjadi,” lanjutnya sambil memegang
tangan isterinya.
Kemudian, Jim menyeka air
matanya dan berkata, "Aku mendengar suara yang sangat indah, bernyanyi
tepat disampingku. Aku nggak bisa melihatnya melalui topengku, tapi aku tahu
bahwa Tuhan telah mengirim malaikatNya untuk menjagaku.”
Sekarang, apakah kamu sedang terperangkap
dalam sebuah pencobaan?
Kadang, kita merasa seperti
Jim, terkurung oleh keadaan kita. Kita menderita secara fisik, mengalami
tekanan dalam keuangan dan hubungan yang tegang seakan menyudutkan kita.
Pikiran kita yang mulai
melemah mengatakan bahwa kita nggak berdaya, kita sendirian dan tidak ada yang
memperdulikan. Keraguan mulai menghantui pikiran kita, kemudian bertanya-tanya,
apakah Tuhan peduli atau apakah ada orang yang peduli.
Ketika kita mengalami emosi
seperti ini, contohlah Jim. Dia berani menolak untuk menjadi korban dari
keadaannya. Dia melakukan satu hal yang bisa dia lakukan yaitu merespon dengan
iman. Dia berdoa, menyembah dan menikmati rahmat Tuhan. Ketika dia
melakukannya, kehadiran Tuhan menjadi sangat nyata. Seorang malaikat ikut
menyembah bersamanya, menyanyikan kemenangan dalam melewati suara dengungan
pemancar sinar atau radiasi yang membosankan.
Ketika kesulitan menahan
kita, responilah dengan pujian. Ekspresikan kesetiaan Tuhan dan
kesanggupan-Nya.
Kita juga bisa mengingatkan
diri kita sendiri, tentang gimana Allah mengendalikan setiap detail kehidupan
kita, tentang gimana Dia menyediakan kebutuhan kita dan gimana kasihNya nggak
pernah padam dan menyerah kepada kita.
Jim belajar untuk membawa
hadirat Tuhan ke dalam kesulitannya. Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Jim
ketika terikat di atas meja adalah menggunakan senjata rahasianya yaitu
menyembah.
Dalam Alkitab, kita bisa
membaca tentang Paulus dan Silas yang dipenjara di Filipi. Ketika mereka
mempersembahkan pujian mereka, Tuhan membebaskan mereka dari rantai yang mengikat
mereka.
Meski demikian, kadang Tuhan
tidak selalu membebaskan kita dari masalah kita. Kadang, Dia justru membawa
kita melalui sebuah pencobaan.
Seperti kisah Sadrakh, Mesakh
dan Abednego, dimana mereka dibelenggu dengan tali bahkan dilemparkan ke tunggu
api. Tapi mereka tetap memilih menghormati Tuhan dibanding bersujud menyembah
berhala. Di dalam tungku api tersebut, Tuhan muncul secara pribadi.
Dia menyelamatkan hidup
ketiga pria tersebut, dan membebaskan mereka dari belenggu. Melalui pencobaan,
Tuhan mengubah mereka.
Doa dan pujian juga membantu
Paulus dan Silas , ketiga pria yang dibuang ke dalam tungku api serta temanku,
Jim. Nggak peduli seperti apapun kita merasa terjebak, kita tidak terjebak oleh
keadaan kita. Responilah janji-janjiNya, dekati tahtaNya dan bebaskan dirimu.
Kita juga bisa berdoa, dan mengundang Dia yang bertahta di atas pujian kita
kedalam pencobaan kita.
"Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian
menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan
kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.”(Ibrani 4:16)
Hak Cipta © 2019 Charles W
Page M.D., digunakan dengan izin.