1 Petrus 2: 21
“Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita
untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti
jejak-Nya.”
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 91; Lukas 3; Ulangan 28
“Ikuti arahanku!” Kata instruktur pelatih kemudiku setelah aku melakukan kesalahan di uji mengemudi pertamaku di parkir paralel.
Robert dan Alan, dua teman sekolahku, duduk di kursi belakang.
Aku melihat wajah mereka mencerminkan teror mengerikan dari cermin depan mobil.
Wajah mereka memerah, dan mata mereka menyipit sementara mulut mereka berkerut seperti gunung berapi yang siap meletus.
Kata-kata perintah, “Ikuti arahanku!” berkumandang di
kepalaku. Instruktur itu meneriakkan perintah tersebut seperti seorang sersan. “Pergi mengelilingi blok! Coba lagi! Kali ini, ikuti arahanku!”
Begitu mengelilingi blok, sambil fokus pada cermin, aku melihat
lalu lintas berbaris di belakangku seperti sebuah kecelakaan yang terjadi di jam-jam
sibuk di Interstate 5 Los Angeles. Tanganku gemetaran. Aku meraih kemudi untuk membuatku lebih rileks.
Aku sama sekali tak lagi memperhatikan, mana bagian tubuhku
yang sering berkeringat. Apakah tangan atau dahi. Bisakah aku mengikuti arahannya? Bisikku dalam doa, “Tuhan, tolong aku untuk bisa mengikutinya!”
Tapi bagaimana aku mengikuti dia kalau aku lupa dengan yang dia sampaikan?
Memori jangan ganggu aku sekarang.
“Nyalakan penutup matamu.
Tarik ke atas, supaya kursi depanku sesuai dengan posisimu.
Lihat ke arah cermin.
Putar roda dengan tajam.
Kembalikan dengan perlahan.
Saat roda depan
dan roda belakang berbelok ke samping, mulai balas dengan meluruskannya ke belakang.
Perlahan
Perhatikan dari cermin.
Perhatikan posisi ban belakangmu.
Pastikan bemper depanmu bersih.
Hentikan mobilnya.
Beralih ke depan untuk mengemudi.
Luruskan mobilnya.
Tarik ke depan.
Hentikan mobilnya.
Tinggalkan mobil di taman.”
Fuihhhhh Apakah aku bisa mengikuti arahannya?
Di dalam kisah Alkitab, Kaleb digambarkan sebagai seorang
pengikut. Dia mengikuti Musa meninggalkan Mesir, menyeberangi Laut Merah dan melakukan
perjalanan ke Gunung Sinai. Dia mematuhi perintah Musa saat dia dikirim sebagai
pengintai ke Tanah Perjanjian (Bilangan 13: 30; Bilangan 14: 6-9; Yosua 14: 7).
Dia menyeberangi Sungai Yordan mengikuti Yosua (Yosua 14: 6-14). Kaleb
menunjukkan cara mengikuti pemimpinnya. Lebih penting lagi, Kaleb mengikuti Tuhan sepenuhnya.
“Pada waktu
itu Musa bersumpah, katanya: Sesungguhnya tanah yang diinjak oleh kakimu itu
akan menjadi milik pusakamu dan anak-anakmu sampai selama-lamanya, sebab engkau tetap mengikuti TUHAN, Allahku, dengan sepenuh hati.” Yosua 14: 9
Apakah kamu juga melakukan hal yang sama? Apakah kamu akan sepenuhnya
mengikuti Tuhan setelah bertemu dengan raksasa di negeri yang seharusnya kamu
kalahkan? Apakah kamu akan tetap berkomitmen penuh setelah bangsamu sendiri mencuit
karena ketakutan? Apakah kamu akan terus mempercayai Tuhan setelah bangsamu mengancam
akan melemparimu dengan batu? Setelah menghabiskan 38 tahun di padang belantara,
apakah kamu akan mengikuti Musa lagi? Apakah kamu akan mempercayai Tuhan untuk menghormati janji berusia 45 tahun itu?
Kaleb adalah pahlawan kita. Kaleb menggambarkan tentang
seorang pria yang berkomitmen penuh kepada Tuhan. Kita orang percaya perlu mengindahkan nasihat mengikut Kristus, bahkan saat kita menghadapi masa-masa sulit.
“Sebab
untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan
telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.” (1 Petrus 2: 21)
Ikutilah doa ini:
“Tuhan tolong kami untuk mengikuti-Mu hari ini dan menunjukkan pengabdian penuh seperti Kaleb. Berilah kami iman yang teguh dalam menghadapi kejahatan, kesulitan, musibah, ketakutan, kesuksesan atau kekayaan. Tuhan, jadikan kami pengiku-Mu. Amin!”
Dalam segala kondisi belajarlah untuk tetap setia mengikut Yesus