Markus 7: 14-15
Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah. Apapun
dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa
yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 69; Markus 13; Bilangan 21-22
Sambil bersiap-siap pergi bekerja hari
ini, saat aku berjalan-jalan di balik kaki bukit North Carolina, tiba-tiba pikiranku
dipenuhi dengan kebencian dan kebanggaan. Aku senang karena aku gak sama
seperti mereka. Mereka gak benar-benar tahu seberapa besar gejolak di dalam
kepalaku. Aku bahkan sepertinya gak bisa menghentikan pikiran-pikiran yang keluar dari hatiku.
Di bagian terakhir Markus 7, Yesus menyampaikan
tentang bagaimana hati kita bisa dipenuhi dengan segala macam hal jahat. Aku
menyadari kalau aku sedang dalam kondisi itu. Segera setelah menyadarinya, aku langsung
bertobat. Aku suka mendengar pendapat orang lain tentang aku sendiri, bukan dari Tuhan.
Kadang-kadang waktu orang berpikiran
buruk tentang diriku, aku merasa pantas mendapatkannya karena aku orang berdosa
yang diselamatkan karena karunia Allah. Tapi di waktu lainnya, aku merasa pendapat
itu salah. Kadang-kadang aku berpikir kalau pikiran orang lain tentangku itu
salah bahkan saat aku melakukan hal yang benar. Kalian pasti pernah ada di posisi ini bukan?
Mari membandingkan hal ini dengan
yang dialami Tuhan. Banyak orang yang membuat-Nya terganggu. Mereka selalu
mengusik semua hal yang Dia katakan dan lakukan. Mereka bahkan menyalibkan Dia, padahal Yesus adalah sosok yang tidak berdosa.
Setelah aku memahami injil, bagiku hal
itu sangat mengejutkan. Sama sekali gak layak. Tuhan menjadi manusia. Yesus hidup
tanpa dosa dan mati dengan cara mengerikan bagi orang sepertiku. Seperti kamu juga.
Di Roma 5: 6-8, dikatakan, “Karena waktu kita masih lemah, Kristus
telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh
Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar--tetapi
mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati--.Akan tetapi Allah
menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.”
Memahami injil membuat kita hidup
dalam kerendahan hati dan ucapan terima syukur yang mendalam. Sang pencipta begitu
mengasihi kita sehingga Dia harus datang ke dunia. Dia bahkan menganugerahkan berkat dan kasih-Nya yang luar biasa.
Mari bersyukur atas apa yang sudah Dia
lakukan dalam hidup kita.
“Bapa sang kekasih jiwaku. Penebusku, terima kasih sudah datang ke dunia demi aku. Terima kasih atas hidupMu yang sempurna dan pengorbananMu atas dosaku. Ampuni aku saat aku berpikir aku pantas mendapatkan yang lebih baik. Terima kasih atas pengampunan dariMu. Amin”
Segala hal yang jahat yang masuk ke dalam hati, tidak
pernah berasal dari Tuhan
Hak cipta Pauline Hylton, digunakan
dengan ijin.