Habakuk 2:2
"Lalu TUHAN menjawab aku, demikian: "Tuliskanlah penglihatan itu dan ukurkanlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya."
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 79; Roma 7; Ulangan 5-6
"Pensil yang tumpul mampu mengingat jauh lebih baik dibandingkan dengan pikiran yang tajam." Salah seorang teman saya, Ted Cramer, cukup sering mengatakan hal tersebut. Dan buat saya, perkataan ini benar adanya. Kita semua sering berpikir kalau akan mengingat sesuatu dengan mudah tanpa menuliskannya. Kenyataannya, kita seringkali lupa akan suatu hal karena memilih untuk tidak menuliskannya.
Sebagai contoh, saya akan selalu datang ke supermarket untuk berbelanja dengan daftar belanja di tangan. Dengan begitu, saya hanya akan fokus pada apa yang saya butuhkan. Selain hemat waktu, tentu saja akan mencegah untuk membeli hal-hal yang tidak telalu saya butuhkan.
Berapa di antara kita yang pergi belanja tanpa daftar, kemudian terlupa untuk membeli suatu hal yang sebenarnya menjadi salah satu alasan kenapa kita pergi ke supermarket. Tergiur oleh diskon, bertemu dengan teman di jalan, dan ada banyak hal lainnya yang bisa membuat kita lupa akan tujuan awal kita untuk pergi ke supermarket.
Ada banyak orang di luar sana yang mengingat jauh lebih baik dibanding dengan saya. Hal ini membuat saya bersyukur pada Tuhan. Salah satu kebaikan Tuhan adalah kehadiran Alkitab yang selalu mengingatkan kita untuk menjadi seorang Kristen yang utuh.
Terkadang, ada pikiran terlintas dalam benak saya, "Kenapa sih kadang Tuhan menyampaikan sesuatu melalui Alkitab, bukan secara langsung saja?"
Namun, lewat pertanyaan tersebut saya merenungkan bahwa Tuhan mengerti hati setiap kita. Tuhan punya ribuan cara yang bisa Ia lakukan untuk berbicara kepada kita. Salah satunya adalah dengan menuliskan perkataanNya melalui Alkitab.
(Keluaran 34:1) juga menuliskan kalau Tuhan berfirman untuk menuliskan kesepuluh hukum Allah pada loh batu. Perjanjian Allah dengan Israel pun diperintahkan oleh Tuhan untuk dituliskan (Keluaran 34:27).
Dalam penantian Israel akan seorang raja, Tuhan memberikan instruksi:
"Apabila ia duduk di atas takhta kerajaan, maka haruslah ia menyuruh menulis baginya salinan hukum ini menurut kitab yang ada pada imam-imam orang Lewi. Itulah yang harus ada di sampingnya dan haruslah ia membacanya seumur hidupnya untuk belajar takut akan TUHAN, Allahnya, dengan berpegang pada segala isi hukum dan ketetapan ini untuk dilakukannya," (Ulangan 17:18-19).
Sang raja membutuhkan salinan hukum seluruh kerajaan. Dia harus membacanya setiap hari sehingga ingat akan ketetapan yang harus dilakukannya. Tanpa adanya Firman Tuhan yang tertulis, mungkin saja raja akan dengan mudah membelot dan tidak lagi mengikuti perintah Tuhan.
Dalam Habakuk, ada satu ayat yang cukup terkenal mengenai hal ini. Ketika dirinya merasa frustasi dan putus asa, ia menantang Tuhan dengan sebuah pertanyaan serius mengenai penghakiman dan kebenaran.
Habakuk menunggu jawaban dari Tuhan dan beginilah Tuhan menjawabnya: "Lalu TUHAN menjawab aku, demikian: "Tuliskanlah penglihatan itu dan ukurkanlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya."
Tuhan ingin jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh Habakuk disebarluaskan kepada semua orang. Bagaimana caranya? Dengan menulisnya. Tuluskan dalam bahasa sederhana sehingga itu bisa dibaca orang semua orang.
Ini hanya beberapa contoh ketika Tuhan memberi tahu seseorang secara langsung untuk "menuliskannya." Tentu saja, Alkitab secara keseluruhan adalah pesan yang diilhami ALlah untuk semua umat manusia. Seperti raja-raja terdahulu, kita membutuhkan salinan Alkitab untuk dibaca setiap hari.
Alkitab membagikan sebuah rencana, impian, serta petunjuk dari Tuhan untuk menjalani keseharian kita.
Kita perlu mengetahui dan memiliki pesan yang jelas tentang kasih Allah sehingga kita dapat menjalankannya. Alkitab perlu kita baca berulang-ulang sampai kita jatuh cinta dan hanyut dalam setiap perkataan tersebut. Ketika kita menemukan ayat atau bagian dalam Alkitab yang seakan sedang berbicara pada kita, maka tuliskanlah hal tersebut.
Hak Cipta 2012 John P. King. Digunakan dengan izin.