Anak Kecil Dan Sepatu Dansanya
Kalangan Sendiri

Anak Kecil Dan Sepatu Dansanya

Inta Official Writer
      3016

“Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.”

Roma 10:10

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 73; Roma 1; Bilangan 29-30

Aku telah menjadi seorang kolektor benda-benda yang berbentuk hati. Bukan sembarangan hati. Hati-hati tersebut merupakan hadiah dari putri saya, Danielle. Setiap hati yang saya miliki punya kenangannya masing-masing selama dirinya bertumbuh. Salah satunya adalah hati yang berlapis perak dengan dua warna. Ada pula batu berbentuk hati yang ditemukannya saat sedang bermain.

Danielle juga pernah membentuk sebuah hati dari kawat atau lilin mainan. Setiap saya membuka koleksi, rasanya Danielle akan selalu berada di dalam hati saya, apa pun yang terjadi.

Ada satu cerita menarik yang berkaitan dengan sepatu dansa milik Danielle. Saya akan menceritakannya kepada Anda.

Anggaplah Anda adalah seorang gadis yang berusia empat setengah tahun. Iya, setengah tahun adalah waktu yang berharga ketika kita masih berusia 4 tahun. Saat itu, Anda sedang duduk di gereja bersama dengan Ibu, Ayah, dan seorang adik lelaki.

Anda mengikuti sebuah kelas menari. Disana, Anda belajar mengenai berbagai jenis tarian, mulai dari cara berputar, berjinjit, sampai melompat. Salah seorang guru Anda merupakan orang percaya yang sangat mengasihi Kristus. Kemudian, inilah yang kira-kira terjadi..

Minggu tersebut, Roh Kudus datang untuk melawat setiap orang yang hadir di gereja. Anda adalah salah satunya. Kemudian ada satu penyembahan yang mulai membuat orang hanyut dalam kehadiran Roh Kudus. Seorang pria mulai bernyanyi di salah satu kursi dekat balkon. Ada pula seorang wanita yang baru mulai bernyanyi.

Semakin lama, penyembahan semakin dalam dan dalam lagi. Kemudian, Anda mulai mencolek baju Ibu Anda, dan berkata:

? ?Ma, bolehkah aku menari?”

? ?Gimana, Nak?”

“Yesus hadir di sini. Bisakah aku menari?”

? ?Ya.”

Dengan persetujuan dari Ibu, Anda langsung berlari kea rah mimbar, mulai menari dan berputar-putar dalam penyembahan. Tarian Anda merupakan sebuah gambaran sempurna seperti perkataan Yesus mengenai ketulusan hati anak-anak;

Markus 10:14b, “Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan mengahlang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.”

Apa yang Anda lakukan sangat menyenangkan hati Ibu Anda. Anda menyembah Tuhan melalui cara Anda sendiri. Anda bebas, tulus, asli, dan polos. Kegembiraaan yang Anda tunjukkan benar-benar datang dari hati Anda. Hal ini membuat Ibu dan Ayah yang melihat sangat bangga akan sikap Anda tersebut. Sepanjang hari, mereka tersenyum bahagia.

Keesokan harinya, Anda menunjuk salah satu liontin yang telah dikenakan oleh Ibu selama bertahun-tahun lamanya. Anda memberitahu pada Ibu, “Aku ingin mengenakan sebuah liontin seperti ini, Ma.”

“Nak,” ungkap Ibu. “Ketika kamu mengetahui apa arti dari diselamatkan, Ibu berjanji padamu, untuk memberikan liontin berbentuk salib dan hati seperti yang Ibu miliki ini.”

Setelah perkataannya tadi sempat terhenti, Ibu melanjutkan;

“Kamu baru berusia empat tahun, Nak.”

“Setengah. Empat tahun setengah.” Balasan yang bisa Anda berikan adalah demikian.

“Iya, dan sebentar lagi adalah hari ulang tahunmu. Kita akan merayakannya,” jawab Ibu sambil mengelus rambut Anda.

“Aku ingin menggunakan liontin berbentuk hati. Dengan salib.”

Dengan lembut, Ibu kembali menjelaskan kalau dirinya akan memberikan liontin tersebut ketika Anda sudah benar-benar percaya kepada Yesus.

Yesus telah mati di kayu salib, dan Ia hidup,” itulah jawaban Anda.

Lanjutannya, Anda membentangkan tangan selebar-lebarnya dan mengatakan, “Segini banyaknya Yesus mengasihiku.”

“Dan, Bu.. Aku bisa merasakan kehadiran Yesus ketika mengenakan sepatu dansaku. Aku bisa merasakan kehadirannya disini,” Anda meletakkan telunjuk tepat di dada, sambil kemudian mempraktekkan satu teknik menari yang Anda pelajari.

“Ibu akan memberimu hati dengan salib. Karena kamu sudah memahaminya,” terang Ibu yang berhasil melegakan Anda.

Saya, yang adalah ibu dari Danielle, justru tidak berkesempatan memberikan liontin pertama tersebut. Hal ini karena beberapa hari setelah percakapan tersebut, Guru dansa Danielle datang dan menceritakan betapa senangnya Danielle dalam penyembahan. Gurunya tersebut sampai dibuat terpesona akan tindakan Danielle. Karenanya, ia berjanji untuk memberikan Danielle sebuah hadiah. Hadiah tersebut adalah liontin yang persis seperti Danielle inginkan.

Tentu, Danielle melonjak penuh gembira saat mendapatkannya. Namun, saat itu, saya justru menangis. Rasanya seperti ada sebuah konfirmasi bahwa Danielle benar-benar mengetahui apa itu arti keselamatam, seperti yang tertulis dalam Roma 10:10.

Hak Cipta © 2019 Diane Virginia, digunakan dengan izin.

Ikuti Kami