Efesus 5:15-17
Karena itu,
perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang
bebal, tetapi seperti orang arif,dan pergunakanlah waktu yang ada, karena
hari-hari ini adalah jahat.Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah
supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.
Bacaan Alkitab Setahun
Mazmur 68; Markus 12; Bilangan 19-20
Apakah kamu pernah
bertanya-tanya di mana posisimu saat ini dalam kehendak Allah? Setiap hari kita
membuat keputusan tentang kehidupan kita, dan dalam banyak kasus, kehidupan
keluarga kita. Bagaimana kita tahu bahwa kita membuat keputusan yang tepat?
Bagaimana dengan akibatnya jika kita salah? Bagaimana kita tahu kita benar?
Keputusan buruk pada
waktu yang salah dapat memiliki efek yang memporak-porandakan pada kehidupan
kita, dan kehidupan orang-orang yang dekat dengan kita, jika kita salah.
Alkitab memberi tahu kita,
“Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing
kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya
kejahatan kita sekalian."
Yesaya 53: 6
Namun, kita tahu bahwa
keputusan yang tepat dapat berujung pada curahan berkat bagi keluarga kita dan diri
kita. Saya adalah anggota Angkatan Udara di usia 18 tahun yang bertugas jauh
dari rumah untuk pertama kalinya ketika saya pertama kali secara serius mencari
kehendak Tuhan untuk hidup saya. Kekasih saya di masa SMA sedang menunggu saya
kembali karena kami memiliki rencana untuk menikah. Kami berdua menginginkan
kehendak Tuhan dalam hidup kami, tidak ingin melakukan kesalahan yang bisa
berakhir dengan perceraian.
Jadi pada suatu hari
Minggu di Texas yang panas, saya berlutut di sebuah altar dan menyerahkan
kehendak saya kepada kehendak Tuhan. Saya menempatkan rencana kami di tangan
Tuhan dan dengan hati yang tulus meminta kehendak-Nya terjadi dalam hidup kami.
Saya memberi tahu Tuhan bahwa jika Dia memiliki rencana lain untuk kehidupan kami,
atau bahkan ingin saya tetap melajang dan menjadi misionaris, saya akan
melakukannya. Saya menemukan kemudian, bahwa pada saat yang sama, pacar saya
berada di altar di gereja kami di Virginia, menanyakan hal yang sama kepada
Tuhan. Kami berdua menyerahkan kehendak kami kepada Tuhan, dan Dia memberi tahu
kami bahwa pernikahan kami adalah kehendak-Nya. Tiga puluh enam tahun kemudian,
kami masih diberkati dengan tetap berada di pusat kehendak-Nya.
Sangat penting bahwa
kita menemukan kehendak Tuhan dalam hidup kita, karena kehendak-Nya sebenarnya adalah yang terbaik untuk kita.
"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa
yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai
sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Yeremia
29:11
Berada dalam kehendak
Tuhan seperti berada di tengah sungai yang mengalir deras.
Di tengah sungai,
alirannya sangat kuat dan cepat. Semakin jauh dari pusat sungai kamu hanyut, semakin lambat dan semakin tidak
terarah alirannya. Kamu masih berada di dalam arus, tetapi tidak sekuat atau jelas
arahnya seperti sebelumnya.
Di tengah kehendak
Allah, bimbingan-Nya paling kuat dan pasti. Tetapi semakin jauh dari pusat kehendak
Tuhan kamu akan seperti mengalir saja, semakin lambat kamu bergerak, dan
bimbingan, arahan, dan perlindungan yang akan kamu terima dari-Nya lebih lemah
dan kurang efektif, hampir tidak dapat dibedakan. Kamu bergerak dari
kehendak-Nya yang sempurna ke kehendak-Nya yang permisif, dan kemudian keluar
dari kehendak-Nya sama sekali.
Berjalan ke tepi
sungai, kamu akhirnya melangkah keluar dan menemukan diri kamu berada di pinggir
kesombongan dan kemandirian kamu, dan sungai itu tetap mengalir tanpa kamu.
Demikian juga, saat kita keluar dari kehendak Tuhan, kamu sendirian, kamu hidup
dalam duniamu sendiri saat kehendak Tuhan terus berjalan tanpa kamu. Saat kamu
keluar dari sungai, kamu mencoba untuk membuat jalanmu sendiri, tetapi lebih
sulit untuk bergerak maju, karena ada hambatan.
Kamu mencoba bergerak
sejajar dengan sungai, membuatnya tetap terlihat, tetapi ada rintangan di
jalurnya, memaksamu untuk berjalan memutarinya. Ini menyebabkan kamu berjalan
ke arah yang berbeda dari sungai kehendak Allah itu, yang sekarang begitu jauh
sehingga tidak dapat terlihat. Mencoba untuk melayani atau bahkan mengikuti
Tuhan ketika Anda keluar dari kehendak-Nya akan membuat kamu frustasi karena akan
ada banyak hambatan yang memaksa kamu bergerak menjauh dari rencana Tuhan untuk
hidupmu. Hubungan yang buruk, pilihan karier yang salah, kesehatan yang buruk,
kurangnya pendidikan, dan buruknya kondisi keuangan hanyalah beberapa jalan
yang salah yang mungkin kamu alami sendiri. Selanjutnya, hidupmu berakhir di
jalan yang salah atau terjebak di jalan buntu dan tak bisa ke mana-mana.
Teman lama saya
memutuskan suatu hari untuk keluar dari pusat sungai kehendak Tuhan. Dia
menemukan dirinya tertarik pada wanita lain saat dia menyeberang ke tepi
sungai. Kemudian dia melangkah keluar dari sungai kehendak Tuhan dan
meninggalkan istri dan keluarganya. Dia berkeliaran selama berbulan-bulan
sampai dia sadar dan memutuskan untuk kembali. Dia kembali ke sungai, melihat posisinya dulu, dan terjun. Dia berenang
kembali ke pusat kehendak Tuhan, kembali ke keluarganya, gerejanya, dan
Tuhannya. Dan dia masih tinggal di sana sampai
hari ini.
Sekarang, kamu juga
bisa kembali ke tempat posisi kamu semula sebelum meninggalkan sungai kehendak
Tuhan, cobalah masuk kembali, dan temukan tempat yang semula yang sudah
dirancangkan bagimu, tetapi itu tidak selalu terjadi seperti itu. Mungkin posisi
kamu di sungai itu sudah berubah, atau tempat kamu sudah diisi oleh orang lain.
Jangan putus asa! Ada
tempat lain untukmu di sungai itu. Kehendak dan rencana Tuhan untuk hidupmu
belum berakhir! Pergilah langsung ke sungai kehendak Tuhan di titik mana pun kamu
berada saat ini.
Kembalilah ke sungai
kehendak Allah. Tinggalkanlah kehidupan di pinggir sungai itu dan masuk kembali
ke aliran arus Tuhan. Jangan puas dengan tempat yang dalam, setinggi lutut, atau setinggi pinggang di sungai kehendak Tuhan.
Ingat Firman Tuhan,
"Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air
kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.” Wahyu
22: 1
Lupakah semua dan
dengan segenap hati, masuklah ke pusat sungai ke tempat yang alirannya paling
kuat dan paling pasti, mengalir dalam kehendak Tuhan.
Hak Cipta Gene
Markland. Digunakan dengan izin.