Yeremia
29:11
"Sebab
Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah
firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan,
untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan."
Bacaan Alkitab
Setahun : Mazmur 59; Markus 3; Bilangan 1-2
Aku akan berkotbah di sebuah
gereja di Indianapolis karena mereka memintaku untuk berkotbah dengan judul,
"Kamu Ingin Melakukan Apa? Panggilan Tuhan dan Responmu Pribadi”
Sudah beberapa tahun ini,
judul kotbah itu sudah tak pernah kubicarakan lagi, jadi hal itu membawa banyak
kenangan muncul kembali.
Jadi, judul itu adalah
kisahku ketika Tuhan memanggilku 11 tahun yang lalu untuk meninggalkan pekerjaanku
sebagai pengajar yang kusukai demi melayani-Nya dengan full time, maksudku menulis, berkotbah dan mengajar orang Kristen.
Pas pertama sekali aku
merasakan panggilan itu, rasanya benar-benar panik. Aku bahkan memanggil
pendetaku sambil menangis dan berkata,"Sepertinya Tuhan ingin aku
meninggalkan pekerjaanku! Tapi aku tidak mau melakukan ini. Aku mencintai pekerjaanku!"
Lalu, pendetaku menenangkanku
dengan berkata, "Jika kamu tidak memiliki keinginan untuk meninggalkan
pekerjaanmu sekarang, maka aku berpikir bahwa Tuhan tidak memanggil kamu untuk
melakukan itu sekarang, belum."
Aku memiliki otak yang lambat
untuk mencerna karena satu kata di akhir kalimatnya yaitu 'belum', tidak aku tangkap. Sementara belum
yang dia maksud adalah akan terjadi di masa depan.
Selama berbulan-bulan, aku
berpura-pura tidak mengerti apa artinya itu. Aku tetap berkata kepada diriku
sendiri, bahwa aku yakin Tuhan sudah memanggilku untuk pekerjaan yang kusukai
sekarang ini. Aku masih yakin dengan hal itu.
Namun perlahan-lahan, selama
sembilan bulan kemudian, hal yang luar biasa pun terjadi. Tuhan benar-benar
mengubah hatiku.
Itu seperti periode hamil
selama 9 bulan dan mempersiapkan bayinya untuk dilahirkan.
11 tahun yang lalu, aku
benar-benar menjadi bayi di dalam Kristus, belum siap secara rohani untuk
berubah secara drastis dalam hidup.
Tetapi Tuhan, dengan murah
hati menyediakan masa inkubasi untuk mempersiapkanku.
Dia juga menunjukkan aku
sebuah ayat Alkitab yang sangat sempurna untuk mengekspresikan hal ini.
"Dan aku, saudara-saudara, pada waktu
itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi
hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus. Susulah yang
kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya.
Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya." (1 Korintus 3:1-2)
Dalam ayat itu, kata 'belum'
juga disebut oleh Paulus. Dia mengatakan bahwa anggota-anggota gereja di
Korintus masih terlalu terikat pada dunia dan nggak cukup dewasa dalam iman
mereka.
Karena hal itu, mereka perlu
diberi makan seperti bayi. Mereka belum siap untuk makan- makanan padat, tetapi
meski demikian janji tetap tersirat bahwa mereka akan siap di masa depan nanti.
Aku masih menangis ketika aku
menulis surat pengunduran diri waktu itu. Aku sedih karena harus meninggalkan
sesuatu yang kusukai, tetapi disaat yang sama, aku mengalami sukacita yang
besar.
Tuhan mengubah hatiku sampai
aku menginginkan apa yang Ia inginkan bahkan melebihi dari apapun di dunia ini.
Pada akhirnya, akupun siap
untuk mengambil atau memakan makanan padat, tidak minum susu lagi.
Rencana-Nya bagiku untuk
pindah ke tempat baru yang sangat berbeda dan menarik. Dalam proses itu, aku
menemukan sesuatu yang luar biasa yaitu
panggilan Tuhan untuk hidupku bisa berubah. Lagian, Alkitab sudah
menuliskan hal ini:
"Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana." (Amsal 19:21)
Kutipan dari buku God in the
Midst of Grief, Hak Cipta © 2011 oleh Diane Pearson, digunakan dengan izin.