Roma 8:28
"Kita tahu sekarang, bahwa
Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi
mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."
Bacaan Ayat
Alkitab Setahun : Mazmur 45; Kisah Para Rasul 17;
Keluaran 39-40
Setelah menjalankan peran
aktif dalam puasa awal tahun yang dilakukan di gereja saya di bulan Januari,
saya berharap perjalanan yang mulus di sepanjang tahun 2016.
Tidak saya duga adanya
kekecewaan mendadak yang akan terjadi di tahun ini karena sudah membuat
persiapan secara rohani!
Tetapi justru yang terjadi
malah membuat saya terkejut, bagaimana tidak bahwa satu persatu kabar buruk
datang berurutan dengan begitu cepat, membuat saya bertanya-tanya apakah tahun
ini memang layak untuk dimulai dengan doa dan puasa?
Saya sudah mengajukan lamaran
untuk sebuah proyek, dan dengan sungguh-sungguh saya berdoa dan berharap akan
diterima dan mendapatkan kontrak dengan mereka. Saya tidak mendapatkannya. Saya
juga mengajak seorang kolega saya untuk melamar di sana. Pada hari yang sama
dimana saya mendapatkan kabar buruk, kolega saya datang bertemu saya dalam
perjalanan pulang dan mengucapkan terimakasih atas doa saya sebab lamaran dia
berhasil diterima.
Dia juga bertanya, apakah
saya juga berhasil dan mendapatkan jawaban positif.
Saya pun mengucapkan selamat
kepadanya dengan perasaan iri dan sangat marah kepada Tuhan! Di mata saya, saya
pikir saya jauh lebih berkualitas di banding kolega saya tersebut, dan saya
merasa Tuhan pilih kasih.
Karena itu, saya bahkan
sempat berpikir bahwa mungkin Kekristenan bukan untuk saya, dan saya mungkin
berada di agama yang salah sejak awal!
Dalam kisah ini, kamu pasti
bisa melihat kesombongan saya dan ketidakdewasaan rohani saya.
Sebagai pendoa syafaat saya
berdoa untuk orang-orang agar mereka berhasil, sementara saya disini, hanya
mengeluh dan bertanya mengapa bukan saya yang terpilih!
Sebagai manusia, saya selalu
ingin semuanya berjalan sesuai keinginan saya. Saya memiliki pandangan yang
rabun, dan tidak seperti Tuhan yang memiliki gambaran yang besar serta keinginan
yang terbaik mengenai hidup saya di hati-Nya.
Saya keliru dan mengharapkan
Tuhan membuat hidup saya seperti mudah atau tanpa kesulitan. Saya memperlakukan
Tuhan sebagai jin, melakukan apa pun yang saya inginkan dan Tuhan akan selalu
memberkatinya.
Namun, segala hal turut
bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi yang mengasihi Kristus. Bukan hanya
apa yang akulihat bagus, tetapi juga hal yang aku anggap buruk dalam pemahaman
manusiawiku.
Ketika saya berhasrat untuk tumbuh dalam
perjalanan spiritual saya dengan Tuhan, saya sudah memahami bahwa akan datang
cobaan atau tantangan yang harus saya rangkul dan saya harus mencari kebijaksanaan
serta bimbingan-Nya melalui semua keadaan yang berubah dalam kehidupan ini.
Sama halnya seperti Sadrakh,
Mesakh dan Abednego (Daniel 3:16-18) yang menjawab dengan teguh bahwa mereka
tak peduli seberapa panasnya tungku tersebut, mereka tetap tidak akan menyerah
dan menyembah dewa-dewa itu, dan mereka tetap mempertahankan iman percaya mereka
kepada Allah.
Dan saya pun sudah belalajr
untuk mengikuti teladan mereka dalam mengikuti Tuhan sungguh-sungguh, tak
tergoyahkan dan berkata kepada diriku sendiri bahwa bagaimana pun buruknya
keadaanku, firman-Nya masih akan tetap berkuasa di dalamku dan menjadi sauh
bagiku.
Hak Cipta © 2016 Felix Donkor. Digunakan dengan izin