Yesaya 6: 3
Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 54; Kisah Para Rasul 26; Imamat 18-19
Sebagian dari kita akan merasa gak nyaman dengan pemikiran kalau kita bisa menjadi suci. Kekudusan tampaknya menjadi atribut yang diperuntukkan hanya untuk Tuhan, tapi lebih dari itu, banyak dari kita akan mengalami kesulitan dalam mencoba mengungkapkan tentang apa itu menjadi kudus. Tapi di dalam kitab Imamat, Tuhan dengan jelas menyampaikan hal ini ke umat-Nya.
“Maka kamu harus menguduskan dirimu, dan kuduslah kamu, sebab Akulah TUHAN, Allahmu.” (Imamat 20: 7)
Aku sendiri sama sekali gak bisa paham soal kekudusan Tuhan. Kekudusan-Nya adalah kebalikan dari siapa aku dan apa yang aku tahu, dan itu membangkitkan semua jenis perasaan dalam diriku, dari teror dan penghormatan yang membuat kita gemetar. Aku sudah baca banyak bagian Alkitab dan buku-buku tentang kekudusan Allah dan bacaan itu membuatku merenungkan bagaimana kita memperlakukan Tuhan dengan berani ditengah berkat luar biasa dariNya.
Waktu aku melakukan pekerjaanku kemarin, aku menyaksikan pemandangan indah lewat jendela. Ada orang-orang bermain golf dengan pakaian yang dibuat oleh pihak golf, toko-toko yang berisi semua kebutuhan yang kita perlukan, danau, pohon dan binatang, orang-orang yang sedang memancing, berenang dan bersepeda. Di tengah-tengah itu, aku dikejutkan dengan realita bahwa kita diberkati dengan melimpah. Aku bahkan gak bisa menghitung berapa banyak yang sudah Tuhan sediakan buat kita. Aku juga gak mampu menghitung berapa banyak kita mengakui Tuhan sebagai sumber dari semua itu.
Lalu ayat Ulangan 8: 11-14 tiba-tiba muncul dipikiranku. “Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN..” demikian disebutkan.
Ini adalah kata-kata yang perlu kita perhatikan. Waktu kita melihat kebesaran Tuhan, kita sering ingin memberikan penghormatan. Kita seperti Petrus saat dia melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya bersama Musa dan Elia (Matius 17: 4).
Di kitab Mikha, Tuhan meminta kita melakukan sesuatu supaya kita berkenan kepada-Nya. “Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?” (Mikha 6: 8)
Tuhan tidak mencari pria dan wanita yang sempurna. Tuhan tidak meminta kita membangun monumen besar bagi-Nya. Tuhan mencari orang-orang yang menghormatiNya di dalam hati dan gaya hidupnya. Tuhan mencari orang-orang yang dengannya Dia bisa tinggal, yang dengannya Dia bisa ngobrol dan berjalan, yang dengannya Dia bisa bekerja. Dia mencari orang-orang yang mau dikuduskan.
Mari dengan hati yang tunduk pada Tuhan, sampaikanlah doa ini.
Tuhan
Aku tahu Engkau mengerti kekuranganku, karena Engkaulah penciptaku. Aku juga tahu Engkau suci dan luar biasa. TujuanMu bagi umatMu jauh melebihi apa yang aku impikan atau bayangkan. Ampuni aku karena lupa dengan siapa Engkau. Aku menundukkan hati dan tengkukku dihadapanMu, Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan.
Lakukanlah pekerjaanmu melaluiku supaya aku berkenan di mataMu, ya Tuhan. Hatiku berseru bersama para malaikatMu ketika mereka memanggil satu sama lain.
Hak cipta Near to the Heart of God Terry Meeuwsen, digunakan dengan ijin.