Roma 8 28.
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 56; Kisah Para Rasul 28; Imamat 22-23
Aku mulai bekerja di sebuah stasiun
televisi di Milwaukee pada tahun 1978. Sementara aku belum pernah jadi
pembicara di televisi, aku merasa betah sejak hari pertama, dan tampil di depan
publik memberiku banyak kesempatan untuk membagikan iman. Karena masyarakat
sudah cukup tahu kalau aku adalah seorang Kristen, maka publisitas soal perceraian menjadi hal yang sulit.
Di musim dingin itu, aku
pulang paling akhir ke rumahku yang dingin dan sunyi. Aku tertekan secara
emosional dan sedih. Aku beranjak ke tempat tidur dengan topi, mantel dan sepatu bootku sampai pagi.
Aku gak menyangka kapan
tabir kesedihan dan kekosongan yang berat itu mulai terangkat. Tapi pada suatu
waktu di musim semi, aku menyadari bau manis tanah basah yang mulai mencair, lagu-lagu
yang dinyanyikan burung-burung dari setiap sarang dan yang hinggap. Aku mulai bergegas.
Aku tak punya niat untuk berkencan dan tak tertarik untuk mengejar hubungan yang
baru. Walaupun aku mencintai anak-anak, aku sudah menerima kalau tak akan ada
pernikahan pertama. Aku berusia 30-an dan prospek pernikahan dan berkeluarga tampaknya jauh sekali dan sangat mustahil. Tapi Tuhan punya rencana lain.
Aku bertemu Andy Friedrich di
sebuah acara pensiun rekan kerja. Dia baru melewati perceraian beberapa tahun lalu
dan setelah melewati kesulitan dan pencarian, seorang teman membawanya mengenal
Tuhan. Tapi tidak ada yang memuridkannya, jadi dia hanya punya sedikit pengetahuan
tentang kitab suci dan tak punya gereja atau kelompok sel. Awalnya kami bertemu
untuk berbagi tentang Tuhan. Pada waktunya, dengan enggan aku membuat sebuah kencan tapi bukan tanpa rasa takut.
Walaupun Andy sudah siap menjalani
hubungan, aku masih merasa malu-malu, jadi dia hanya menunggu. Dengan kelembutan,
kebaikan dan kesabaran yang luar biasa, dia meruntuhkan semua penghalang yang
aku alami. Dia setia, bisa dipercaya dan berkomitmen pada Tuhan dan juga padaku. Kami menikah setelah kami pacaran kurang dari setahun.
Tuhan memakai Andy untuk banyak
hal yang membantu menyembuhkan luka lama di dalam diriku. Dia menawarkan sebuah
awal yang baru buat kami, awal yang penuh harapan, bersih dan penuh masa depan.
Dan sekarang aku menjadi seorang ibu, bukan ibu dari satu anak melainkan tujuh
anak. Masing-masing adalah hadiah yang unik dan berharga dari Tuhan. Tuhan pasti memberiku lebih dari yang aku bisa harapkan atau minta.
Kisah Yusuf dalam kitab Kejadian
adalah salah satu favoritku. Dijual oleh saudara-saudaranya sebagai budak,
dibawa ke negri asing, dituduh secara tidak adil dan dipenjara. Yusuf sendiri
tampaknya mustahil untuk kembali bertemu dengan keluarganya. Terlepas sdari semua itu, Alkitab berkata, “Tuhan menyertai dia.”
Tuhan mengijinkan ujian untuk
membangun karakter Yusuf. Bertahun-tahun, dia harus menunggu dan menderita sebelum
dia melihat rencana Tuhan di balik semua perjalanannya. Tuhan memakai Yusuf untuk
menyelamatkan Mesir, bangsa-bangsa di sekitarnya dan keluarganya juga. Rencana dan tujuan Allah jauh lebih besar daripada rencaan kita.
Di akhir ceritanya, Yusuf
berkata: “Memang kamu telah mereka-rekakan
yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan,
dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.” (Kejadian 50: 20)
Kebenaran yang sama itu ditegaskan
kembali dalam kitab Roma 8 28. “Kita tahu
sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan
kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
Hak cipta Near to the Heart of God,
Terry Meewsen, digunakan dengan ijin.