Yesaya 40: 31
Tetapi orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: mereka
seumpama rajawali yang baik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari
dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 33; Kisah Para Rasul 5; Keluaran 15-16
Kamu merenovasi kamar mandi dan mengganti bak mandi besi kami
yang lama dengan kombinasi shower.
Ini saatnya merayakan pesta kelulusan.
Greg lulus dari Kampus Cedarville di Ohio. Brett lulus dari SMA Southside di Fort Wayne, Indiana.
Rumah kami dipenuhi dengan hiasan pesta. Piring saji yang kosong
diletakkan di atas taplak meja linen, dengan selembar kertas diselipkan di
sana. Meja hidangan prasmanan itu juga dihiasi foto-foto kedua anak laki-laki kami,
berkas-berkas diploma dan surat, hidangan permen hijau, putih, biru dan kuning.
Di tengah, disediakan kue besar dengan hiasan putih, hijau, biru dan kuning. Kami semua siap menyambut para tamu.
Di lantai atas, salah satu cucu kami bersiap-siap untuk mandi, lupa kalau bak mandi baru itu lebih cepat penuh daripada yang lama.
Sementara kolam di halaman belakang dipenuhi oleh hujan lebat
di malam sebelumnya. Aku meletakkan tabung siphon di kolam itu supaya air bisa keluar dan ikan tidak melompat ke rumah. Aku mendengar suara air menetes.
Aku pun berlari ke ruang makan. Rupanya air sudah merembes ke
lampu gantung. Bak mandi banjir. Aku segera berlari ke atas, mematikan air,
turun, mencuci dan mengeringkan piring, mengganti taplak meja dan mengatur ulang meja makan.
Sejenak aku teringat dengan ucapan Daud dalam Mazmur 40: 17, “..Engkaulah yang menolong aku dan meluputkan aku..”
Saat itu aku hanya bergumam, “Tuhan, tolong. Aku butuh kekuatanmu.
Bantu aku bersiap-siap sebelum bel pintu bordering. Di sana, makanan ditaruh di
piring, anggur, dan es. Aku menghela napas…Ya, ampun, tabung siphon masih di kolam.”
Aku berlari keluar. Ikan-ikan malang itu terdampak di bebatuan di dasar kolam sambil terengah-engah. “Air kolam terbuang lewat selang.”
Aku bergegas masuk, melepaskan cemelekku, memasang senyuman menyambut tamu pertama.
Terlalu banyak air di dalam bak mandi. Terlalu sedikit air di kolam. Keduanya membutuhkan solusi darurat.
Apakah ini yang dirasakan Musa saat mereka berada di tengah bukit-bukit di kedua sisi, kereta perang Firaun di belakang mereka dan
Laut Merah di hadapan mereka? Satu-satunya cara untuk melarikan diri adalah melalui air laut itu (Keluaran 14).
Saat dalam keadaan darurat, Tuhan mematikan air, mengeringkan
dasar laut dan menyeberangi tanah kering. Tapi saat mereka tiba di suatu tempat yang kering, mereka kembali mengeluh.
“Terlalu sedikit air,” gumam mereka. “Mengapa pula engkau memimpin
kami keluar Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?” (Keluaran 17: 3).
Sekali lagi Tuhan menyediakan air untuk mereka. Dia memberi mereka air langsung dari bebatuan.
Apakah ada saat-saat ketika kamu menghadapi terlalu banyak air
dan kamu merasa tenggelam dalam lautan kewajiban, kekuatiran, penyakit dan kamu
berteriak mengeluh kepada Tuhan, “Tidak ada jalan keluar. Kenapa Engkau melakukan hal ini dalam hidupku?”
Atau pernahkah kamu berhadapan dengan kondisi ‘terlalu sedikit
air’ dan kamu merasa tak punya cukup kekuatan untuk melakukan tugasmu, membayar tagihan, atau menahan dan menghibur anak yang sakit di saat yang lain?
Tuhan ada di sini, siap untuk mematikan perasaan tenggelam ketika kita memiliki lebih dari yang bisa kita hadapi.
Dia siap menggalakkan bantuan saat kita terengah-engah supaya
kekuatan kita terus bertambah. Aku teringat pesan dalam lagu ‘Air dari batu adalah apa yang aku butuhkan.’
Tuhan adalah penyedia dan jalan keluar atas masalah kita. Dia
mau menyediakan apapun yang kita butuhkan setiap kali kekuatan kita hanya tersisa
sedikit lagi. Mintalah kepadaNya. Dia akan mematikan keran kekuatan,
keputusasaan, dan stress. Dia akan membiarkan air kehidupan mengalir melalui
kita, mengisi kita dengan kekuatan-Nya untuk memenuhi setiap kebutuhan.
Biarkan Dia mengendalikan air dalam hidupmu. Dia tidak pernah menberi terlalu banyak atau terlalu sedikit. Itulah Tuhan kita!
Saat dalam keadaan tak berdaya, mintalah pertolongan dari Tuhan
Hak
cipta Emily L. Pippin, digunakan dengan ijin