"Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."
Yohanes 13:35
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 50; Kisah Para Rasul 22; Imamat 10-11
Setelah beberapa hari berlalu, rasanya akan panjang kalau kita membahas seluk-beluk perayaan hari Valentine. Meski hari Valentine bukanlah hari libur nasional dan menuai berbagai kontroversi, hari yang diperingati setiap tanggal 14 Februari setiap tahunnya ini cukup terkenal sampai ke seluruh penjuru dunia.
Untuk penjelasannya, ada banyak versi yang menyajikan asal usul dari perayaan hari Valentine. Salah satunya, hari Valentine dianggap sebagai perayaan para martir di tahun 496 M oleh Santo Paus Gelasius I.
Beberapa pihak berwenang percaya kalau perayaan ini dirancang untuk mengalihkan umat Kristiani dari penyembahan berhala Lupercalia, sebuah festival Romawi kuno. Pakar lain beranggapan kalau hari Valentine dikaitkan dengan kepercayaan orang Inggris kuno bahwa burung memilih pasangannya pada hari tersebut.
Gereja mula-mula memiliki dua orang kudus bernama Valentine. Dalam satu cerita, Kaisar Romawi Claudius II melarang pria muda untuk menikah, berpikir kalau setiap pria lajang adalah prajurit yang baik. Namun, seorang pastor bernama Valentine tidak taat pada peraturan tersebut dan diam-diam menikahi pasangan muda.
Beberapa versi lainnya menegaskan kalau hari Valentine berkenaan dengan seorang Kristen mula-mula yang berteman dengan anak-anak. Ketika orang-orang Romawi memenjarakannya, anak-anak melayangkan surat-surat cinta melalui jendela selnya.
Yesus sendiri memadatkan Hukum Taurat menjadi dua:
Markus 12:30, "Kasihilah Tuhan. Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akan budimu dan dengan segenap kekuatanmu."
Yohanes 13:34, "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi."
Yesus berkata kalau kasih yang kita miliki satu dengan yang lainnya adalah bukti bahwa kita adalah muridNya (Yohanes 13:35).
Begitu kita mengalami kasih Kristus yang mewah dan tanpa syarat, satu-satunya jawaban yang masuk akal untuk kita lakukan setelahny adalah dengan membagikan kasih tersebut kepada orang lain.
Yesus juga memberikan perintah yang tampaknya tidak masuk akal dan tidak mungkin:
"Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;" (Lukas 6:27).
Sebagai manusia, kita cenderung untuk mengasihi mereka yang juga mengasihi kita. Dimana hal ini bertentangan dengan apa yang Yesus mau dari kita. Mengasihi tanpa pamrih yang Dia gambarkan hanya dapat diungkapkan melalui kuasa Roh Allah.
Dimana melalui kasih tersebut, kita menawarkan kepada dunia sebuah kesaksian yang tidak akan bisa disangkal tentang kasih itu sendiri, dan bagaimana kasih Allah bekerja atas kehidupan orang tersebut.
Melalui hari kasih sayang yang kita lakukan kemarin dengan berbagi coklat dan mengutarakan kasih sayang satu sama lain, mungkin ini saatnya untuk kita memahami bahwa kasih juga harus dihidupi setiap hari.
Gunakanlah kasih yang kita alami dari Tuhan ini untuk menjangkau mereka yang belum pernah merasakan kasih dari Tuhan.
Hak Cipta Dianne Neal Matthews. Digunakan dengan izin.