Yakobus 1: 2-3
Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu
kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,sebab kamu
tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Amsal29[/kitab]; [kitab]Kolos2[/kitab]; [kitab]IITaw16-17[/kitab]
Dulu aku
berpikir kalau jadi seorang Kristen itu bicara soal tantangannya, mulai dari
penderitaan, hidup penuh kekecewaan dan berjuang melalui kesulitan. Tapi saku
kembali menyadari sesuatu yang sangat berharga, tepatnya tahun lalu, karena
Tuhan mengajarku tentang Yakobus 1: 2-4 yang berisi pesan supaya kita tetap
bertekun dalam setiap ujian iman kita. Karena dengan itulah ketekunan kita
dalam iman bisa menyelesaikan semua pekerjaan kita. Supaya kita menjadi sempurna dan utuh dan tidak kekurangan suatu apapun.
Jangan
pernah mengeluhkan penderitaan kita karena Tuhan punya tujuan melalui itu.
Salah satunya adalah untuk membentuk kita menjadi pribadi yang semakin dewasa dalam Kristus dan tidak kekurangan apapun.
Dalam 2
Korintus 8: 2, Paulus menuliskan bahwa, “Selagi
dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan
meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.” Disebutkan
bahwa sekalipun kita menderita tapi sukacita yang berasal dari Tuhan diam atas kita.
Memang sukacita itu tidak mengubah keadaan, tapi dia mengubah respon kita atas masalah yang ada.
Sukacita adalah
buah roh. Ini adalah salah satu dari karakter Roh Kudus (baca Galatia 5: 22
& Yesaya 61: 3). Bagaimana denganmu? Apakah kamu adalah pembawa sukacita atau
penderitaan? Bagaimana orang menggambarkan pribadimu? Apakah mereka akan mengatakan
kalau kamu adalah sahabat yang bisa meringankan kondisi mereka atau justru menambah
beban mereka? Bersukacita tidak sama dengan berbahagia. Kebahagiaan bergantung pada
hal-hal lahiriah, sementara sukacita timbul dari dalam hati.
Dengan sukacita, kita bisa merasakan kelegaan dan kepuasaan di tengah masa-masa sulit. Kita bisa bersukacita dan memuji Tuhan karena mengingat perbuatan-Nya yang ajaib dan besar atas hidup kita. Tapi tantangannya adalah seberapa besar sukacita kita ketika menghadapi masalah? Undanglah Roh Kudus untuk menghibur dan menguatkanmu ketika sukacita itu seolah hilang.
Kebahagiaan bergantung pada hal-hal lahiriah,
sementara sukacita timbul dari dalam hati