Ungkapan Cinta Di Ketinggian 30.000 Kaki
Kalangan Sendiri

Ungkapan Cinta Di Ketinggian 30.000 Kaki

Puji Astuti Official Writer
      5834

Yesaya 41:10

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.

Bacaan Alkitab Setahun [kitab]Amsal24[/kitab] ; [kitab]Filip1[/kitab] ; [kitab]IRaja11-12[/kitab]

Saat itu seluruh penumpang pesawat sudah berada di tempat duduknya masing-masing ketika sebuah keributan kecil terjadi di pintu masuk pesawat. Terlihat seorang pria tengah baya menggendong anak laki-lakinya yang berkebutuhan khusus, dia bernegosiasi tentang posisi sempit dibelakang kokpit saat akan menunju tempat duduk mereka di barisan pertama. 

Ibu anak itu mencoba melindungi kepala seang anak supaya tidak terpentok saat ayahnya mendudukannya di bangku di samping jendela. Anak itu memiliki sangat sedikit kendali atas tubuhnya, dan ayahnya harus bekerja keras untuk membuat anak itu nyaman. Sepertinya setiap gerakan membuat anak itu mengerang dan berteriak kesakitan, dan setiap suara itu membuat ayahnya bekerja semakin cepat untuk menemukan posisi yang tepat untuk menenangkan anak itu. Tapi karena tujuan utamanya adalah kenyamanan anaknya, jadi dia terus berusaha membuat penyesuaian hingga dia merasa puas dan tidak ada lagi gerakan yang bisa dia lakukan. 

Pria itu seperti tidak sadar dengan kondisi sekitarnya. Saat isterinya mencoba menolongnya dari barisan kedua tempat duduknya, sang ayah meminta bantal dan selimut untuk mengganjal sang anak sehingga mengurangi gerakan saat penerbangan. Ketika anak itu terdiam sejenak, pria itu mengelap dahinya, menarik nafas dalam-dalam, dan duduk sambil berterima kasih kepada awak kabin yang bersabar dan membantunya. 

Tapi begitu dia memasang sabuk pengaman, dia kembali berbalik dan memberikan perhatianya kepada anaknya. Dia mengatur bantalnya, selimutnya dan dengan lembut memijit tangan dan kaki anak itu. Dengan erangan terus menerus sang anak, mendorong respon dari pria itu untuk membuat kondisi anaknya nyaman dan memiliki posisi yang sempurna. 

Tidak lama setelah mengudara, anak itupun tenang dan pelan-pelan tertidur. Tetapi begitu pengaman sudah bisa dilepan, sang ayah dengan cepat berdiri dan memeriksa kondisi putranya, memeriksa kondisi disekitarnya dan menambah selimut di kakinya untuk menambah bantalan. 

Ia lalu kembali duduk, dia miring kesamping sambil terus mengarahkan perhatiannya pada putranya itu. Dalam Mazmur 17:8, Daud mengerti bagaimana rasanya mendapatkan curahan kasih Bapa: 

"Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu"

Sebuah guncangan ringan membangunkan anak laki-laki itu, dan dia mulai berteriak kesakitan. Ayahnya menaruh tangannya dengan lembut di wajah anak itu dan menaruh mulutnya sehingga hampir menyentuh telinganya, "Ayah ada disini. Aku mencintaimu. Jangan takut. Aku mencintaimu." Selama beberapa saat, dia terus meyakinkan putranya dan menyatakan bahwa dia mencintainya. 

Akhirnya anak itu tertidur kembali, tetapi ayah itu terus membisikkan rasa cintanya kepada anak itu, memperbaiki posisi bantalnya dan membuatnya lebih nyaman sebisanya. Bahkan saat anak itu tidak bisa mendengarnya, kata-kata cinta itu tetap mengalir dari ayahnya, seperti dalam Zefanya 3:17:

"TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai,"

Saat saya duduk di seberang mereka, saya berusaha untuk tidak memandangi mereka terus, tetapi mata saya sulit dialihkan dari apa yang terjadi sejak awal penerbangan. Saya mulai menyadari saat memandangi ayah yang begitu peduli kepada anaknya tersebut bahwa apa yang dia lakukan sama seperti yang dilakukan oleh Bapa Sorgawiku. Bahkan ketika aku tidak menyadarinya, Bapa Sorgawi terus menerus menyatakan cinta-Nya kepadaku, menghiburku, menghapus air mataku, dan menjadikan diriku pusat perhatian-Nya, sambil terus membisikkan dengan lembut, "Bapa ada disini. Aku mencintaimu." 

Yakinlah bahwa Bapa Sorgawi terus-menerus memperhatikanmu hari ini dan Dia terus menghujanimu dengan cinta-Nya, bahkan saat kamu tidak menyadarinya. 

Hak cipta © 2011 Jeff Friend. Digunakan dengan izin. 

Ikuti Kami