Mazmur 147:11
TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya.
Bacaan Alkitab Setahun [kitab]Amsal9[/kitab] ; [kitab]Yohan19[/kitab]; [kitab]Kidun1-3[/kitab]
Kita bersalah (dan beberapa orang lebih dari yang lain, sangat bersalah). Kita memasang status di Facebook atau Instagram dan kemudian kita menunggu... apakah ada orang yang memberi jempol (Like)? Berapa orang yang memberi like? Apakah mereka memberi komentar? Atau membagikannya? Bagaimana dengan sosial media yang lain? Hanya beda fitur dan penamaannya saja, tapi tujuannya satu, kita ingin mendapatkan pengakuan dan penerimaan dari orang lain.
Ini adalah tindakan manusia yang bodoh dan tidak percaya diri - sangat sederhana. Saya membencinya. Kamu mungkin juga membencinya. Tetapi kita terus menerus melakukannya karena ini adalah sistem pertahanan kita, yang terus menerus bertanya, "Apakah kamu menyukai saya?"
Tetapi bagi orang Kristen masalahnya adalah : Kita juga adalah anak-anak Allah. Kita diciptakan segambar dan serupa dengan Dia dan diberikan Roh Kudus-Nya. Karenanya, perasaan tidak aman dan minder tersebut tidak mengganggu kita. Namun, kita menemukan diri kita terus menerus melakukannya: Posting, menunggu, melihatnya, lalu menunggu lagi (dan hal ini menghabiskan banyak waktu kita).
Apakah Yesus akan melakukan apa yang kita lakukan jika di jaman-Nya sudah ada sosial media?
Jawaban sebagian besar dari kita pasti "TIDAK". Lalu, mengapa kita terus melakukannya? Kita harus tahu apa alasan Yesus tidak peduli dengan Facebook Like, atau Instagram Loves dan Retweet di Twitter.
Alkitab berkata, "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia." (Filipi2:5-7). Dengan kata lain, Dia tidak peduli dengan apa yang orang lain pikirkan tentang diri-Nya. Dia tidak mengejar popularitas.
Dalam Lukas 19, Yesus mengunjungi rumah Zakheus, seorang pemimpin pemungut cukai. Ketika orang melihat ini, mereka mengkritiknya, "Ia menumpang di rumah orang berdosa." (ayat 7). Apakah Yesus peduli dengan apa yang mereka pikirkan? Tidak. Tidak sama sekali. Tapi Dia menjawab seperti ini, "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." (Lukas 19:9-10).
Ini yang harus kita ingat : segala sesuatu yang Yesus lakukan atau katakan memiliki tujuan.
Dan inilah mengapa Yesus tidak peduli tentang Facebook Like. Tujuannya melakukan sesuatu bukan untuk mencari popularitas atau mendapatkan teman baru. Saya bisa jamin bahwa Yesus bukanlah orang minder. Manusia, benar - minder? Tidak.
Bahkan ketika hidup-Nya sulit dan kebencian seluruh dunia ditujukan kepada-Nya, Yesus tetap tidak bergeming. "Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini." (Yohanes 12:27).
Facebook, Instagram, Twitter, dan berbagai sosial media yang ada saat ini bukanlah musuh kita. Bahkan sebaliknya, hal itu bisa menjadi tempat kita berinteraksi bahkan memberitakan kabar Injil. Tetapi jika kita menulis sesuatu hanya untuk mendapatkan pengakuan dan popularitas, kita sedang dalam masalah. Sebaliknya, kita harus memiliki tujuan yang benar saat menggunakan sosial media. Bukan demi pengakuan, popularitas ataupun pengaruh, namun gunakan semua kecanggihan tehnologi saat ini untuk memberitakan Injil dan memuliakan Tuhan.
Ingatlah hal ini, Yesus sudah memberi "Like" dan menjadi temanmu, dan hanya Dialah yang harusnya menjadi fokusmu. Hanya Yesuslah yang seharusnya membuat kita berpikir dalam setiap tindakan dan pikiran kita, "Apakah Dia menyukai apa yang saya lakukan ini?"
Copyright © Daphne Delay. Digunakan dengan ijin