Lukas 1:. 6-7
"Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat. Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya."
Bacaan Alkitab Setahun [kitab]Mazmu87[/kitab] ; [kitab]0Roma15[/kitab] ; [kitab]Ulang21-22[/kitab]
Sebagai pengikut Yesus Kristus, terkadang ada beberapa hal yang kita tidak bisa mengerti. Di sini kita lihat bahwa Imam Zakaria dan istrinya Elizabeth. Alkitab mengatakan kepada kita bahwa mereka benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan. Mereka digambarkan sebagai orang yang tak bercela. Namun, mereka tidak bisa memiliki anak. Ini tidak masuk akal! Mungkin tidak ada penjelasan yang masuk akal.
Orang-orang Yahudi menganggap anak-anak sebagai tanda berkat Tuhan. Sebaliknya, tidak memiliki anak adalah tanda kutuk. Jadi bagaimana bisa pasangan yang takut akan Tuhan dan menghormati Allah, tidak bisa memiliki anak?
Apakah kamu menghadapi situasi yang tidak bisa kamu mengerti? Apakah kamu hidup dalam ketaatan dan syukur namun menemukan dirimu berhadapan dengan kesulitan - mungkin lagi dan lagi - dan kamu bertanya-tanya mengapa?
Yesus menjawab teka-teki ini di Injil Yohanes.
Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?"
Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia."
Pertanyaannya adalah, apakah kita mempercayai Bapa Surgawi kita bahkan ketika kita tidak bisa mengerti mengapa kita harus menghadapi kesulitan atau keadaan menantang? Akankah kita menanggapinya seperti Ester ketika dihadapkan untuk menemui raja demi menyelamatkan bangsanya, meskipun itu melanggar hukum?
"..sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati." ~ Ester 4:16.
Akankah kita memiliki ketabahan yang ditunjukkan oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego ketika menghadapi dapur api? Menolak untuk menyembah dewa Nebukadnezar atau patung emas, ketiga pemuda itu hendak dilemparkan ke dalam api. Sebelum pergi, mereka berkata, "...Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu." ~ Daniel 3:17-18.
Mereka adalah orang-orang benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah-perintah-Nya, namun mereka menghadapi kondisi buruk. Tentunya, mereka memiliki pertanyaan apa yang sedang Tuhan lakukan dan mengapa mereka dipaksa untuk menghadapi tantangan yang sulit untuk diatasi. Pada akhirnya, bagaimanapun, mereka memilih untuk percaya, taat, dan menyembah Tuhan.
Demikian juga Zakaria dan Elizabeth, Lukas memberitahu kita dalam Lukas 1:11, "Tetapi malaikat itu berkata kepadanya, 'Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes.'"
Ester mendapatkan perkenanan raja. Allah memakai dia untuk menyelamatkan orang-orang Yahudi. Sadrakh, Mesakh dan Abednego tidak hanya diselamatkan dari api, tapi setelah itu Raja Nebukadnezar membuat keputusan yang mengancam siapapun mencoba untuk melawan Allah mereka dan kemudian mempromosikan mereka!
Sama seperti contoh di atas, kita tidak akan selalu mengerti apa yang sedang Tuhan lakukan atau mengapa kita harus melalui cobaan dan kesengsaraan. Apa yang kita dapat andalkan adalah kekuatan, kehadiran dan cinta seorang Bapa Surgawi yang mengasihi kita. Kita harus percaya bahwa Dia memang mendengar doa-doa kita. Kita harus percaya pada janji-Nya: "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." Roma 8:28
Copyright © 2017 Anne Ferrell Tata. Digunakan dengan izin.