Ulangan 5: 13-14
Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan
sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau
hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau lembumu, atau keledaimu, atau
hewanmu yang manapun, atau orang asing yang di tempat kediamanmu, supaya
hambamu laki-laki dan hambamu perempuan berhenti seperti engkau juga.
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu72[/kitab]; [kitab]Marku16[/kitab]; [kitab]Bilan27-28[/kitab]
"Aku kewalahan!”
“Aku sangat lelah.”
“Hidupku rasanya gila sekali sekarang.”
Kata-kata ini
pasti akrab sekali kita dengar. Mungkin kita rasa hal ini normal-normal saja. Orang
Kristen pada umumnya merasa bahwa menjadi terlalu sibuk adalah sesuatu yang baik.
Karena merasa sudah bisa mengalahkan sesuatu yang besar dalam hidup. Dan wajar saja kalau kita membenarkan kesibukan yang kita lewati dalam hidup.
Tapi kebenarannya
bahwa Tuhan tidak menghendaki kita untuk terlalu sibuk dalam hidup kita. Karena
pada dasarnya seperti tertulis dalam Ulangan 5 ayat 13-14 bahwa kita hanya perlu
bekerja selama enam hari dan di hari ketujuh, tepatnya hari Sabat, kita perlu beristirahat dari semua pekerjaan kita.
Di ayat selanjutnya
dikatakan orang-orang Israel memang dulunya adalah budak di Mesir. Tapi Tuhan sudah
membebaskan bangsa itu dari segala perbudakan, oleh karena itu Tuhan memerintahkan mereka untuk merayakan hari Sabat yaitu hari khusus untuk beristirahat.
Tuhan sudah
menyediakan waktu bagi kita untuk beristirahat dari segala pekerjaan kita. Bahkan
Tuhan sudah membeli satu hari khusus untuk kita berlibur dari segala perbudakan
dosa. Sabat adalah pengingat bahwa mengandalkan kekuatan manusia sendiri tidak akan
menghasilkan, tetapi bersama Tuhan kita akan memperoleh hasil yang luar biasa. Karena
itu, umat Tuhan seharusnya bukanlah orang-orang yang diperbudak oleh kondisi yang mendesak.
Tuhan menginginkan supaya di hari Sabat kita seharusnya beribadah dengan:
1. Datang kepada Tuhan sebagai pribadi yang tidak layak
2. Mengakui dosa kita dan menerima pengampunan
3. Meresponi berkat Tuhan dengan ucapan syukur dan pujian
4. Menerima sarapan firman Tuhan dan berkat dari-Nya
5. Pulang dengan sukacita di dalam kekuatan Tuhan dan kewaspadaan
Saat kita mengkhususkan
hari Sabat untuk beribadah kepada Tuhan, kita akan mendapat: refleksi pribadi, menghindarkan
kita dari kemalasan, bernyanyi dan menulis catatan ucapan syukur, mengambil
waktu untuk belajar firman Tuhan, dan menjadikan momen spesial ini sebagai waktu untuk menyembah Tuhan.
Sebagai orang
Kristen, kita tidak dipanggil untuk menjadi orang yang merasa hebat karena bisa
mengisi hidup dengan sederet kesibukan. Tuhan mengajak kita untuk belajar tentang
langkah-langkah bagaimana menikmati hadirat-Nya sepenuhnya di hari yang telah disediakan-Nya yaitu hari Sabat Tuhan.
Tuhan tidak senang dengan segala kesibukan kita di dunia, tapi Dia lebih
senang saat kita menyediakan momen untuk menyembah-Nya