Habakuk 2:
2
Lalu TUHAN
menjawab aku, demikian: "Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu
pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya.
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu75[/kitab]; [kitab]0Roma3[/kitab]; [kitab]Bilan33-34[/kitab]
Rekan kerja
dan sahabatku Ted Cramer selalu mengatakan kalau ‘Pensil yang membosankan adalah
pengingat yang lebih baik daripada ingatan yang tajam.’ Kita suka berpikir kalau kita
bisa mengingat apapun yang seharusnya kita ingat tanpa harus menulisnya. Tapi kalau bisa jujur, kita tahu kalau kita bukanlah pengingat yang baik.
Aku juga mengalaminya
saat aku dengan percaya diri pergi belanja tanpa menuliskan daftar belanjaan yang
dipesankan istriku. Alhasil, beberapa pesanan kadang kala tidak terbeli karena
lupa. Sejak pengalaman itu, istriku akan bernisiatif menuliskan daftar belanjaan supaya aku tak lagi mengulangi kesalahan yang sama.
Mungkin ada
banyak sekali orang di luar sana yang punya daya ingat yang jauh lebih baik
dariku. Itu adalah hal yang perlu kita syukuri kepada Tuhan. Kekurangan kita
dalam mengingat juga Tuhan paham betul. Karena itu Dia memberikan Alkitab untuk
kita. Dia tahu bahwa tak ada cara lain yang lebih baik selain menyampaikan firman-Nya
kepada kita selain daripada menuliskannya. Dia memakai 40 orang untuk menulis bagian-bagian
Alkitab dan menyatukannya sekitar 1600 tahun lamanya supaya kita bisa membacanya kembali. Tapi mungkin kita dan bahkan aku sendiri pasti bertanya:
"Nah, kalau
Tuhan mau menyampaikan sesuatu, Dia pasti bisa menyampaikannya secara langsung dong?”
“Alkitab kan hanya buku tua dan nggak satupun hal baru seperti sekarang ini yang ditulis di sana.”
“Alkitab? Benarkah kalau Allah adalah Allah tidakkah Dia bisa
datang dengan cara yang lebih baik untuk berkomunikasi dengan manusia daripada melakukannya lewat sebuah buku?”
Tuhan tidak hanya tahu soal hidup
kita saja. Dia juga punya cara yang tak terpikirkan untuk menyampaikan hal-hal
besar kepada kita. Dia tahu cara terbaik untuk menyampaikan pesan-Nya kepada
kita, salah satu cara itu adalah dengan menuliskannya. Di Alkitab sendiri kita bisa
temukan bagaimana Dia pertama kali menyuruh Musa untuk menuliskan 10 perintah Allah
(Keluaran 34: 1). Dia lalu menyuruh Musa untuk menulis perjanjian antara
dirinya dengan bangsa Israel (Keluaran 34: 27). Dia juga menyuruh Nabi Habakuk untuk
menulis arahan dari Tuhan sendiri. “"Tuliskanlah penglihatan itu dan
ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya.” (Habakuk 2: 2)
Tuhan ingin jawaban atas pertanyaan
Habakuk disebarluaskan kepada semua orang. Dia pun mulai menuliskannya dengan bahasa yang sederhana. Sehingga semua orang bisa mengerti saat membacanya.
Ini hanya beberapa contoh orang-orang
yang Tuhan minta untuk ‘menuliskan’ segala hal yang Dia sampaikan. Tentu saja,
Alkitab secara keseluruhan adalah pesan yang diinspirasikan dari Allah sendiri bagi
semua umat manusia. Karena itu, kita perlu memiliki copy-an untuk kita baca setiap hari. Alkitab membagikan rencana,
mimpi dan petunjuk Tuhan bagi hidup kita. Kita perlu tahu dan menerima pesan yang
jelas dari Allah sehingga kita bisa berjalan melaluinya. Kita perlu membaca,
membaca dan terus membacanya. Kita harus terus jatuh cinta dengan kata-kata indah yang dituliskan dalam setiap halamannya.
Saat kamu menemukan ayat-ayat yang kamu
rasa adalah untuk dirimu sendiri, tuliskanlah itu kembali. Menulis dengan pensil
memang sangat membosankan, tapi tulisan yang dihasilkannya tak pernah lekang oleh waktu.
Menulis adalah ide pertama yang dicetuskan Tuhan, karena dengan ide itu kita
bisa belajar tentang pekerjaan-pekerjaan ajaib yang Tuhan kerjakan sepanjang masa