Percaya Tuhan Ibarat Berperahu Tanpa Dayung
Kalangan Sendiri

Percaya Tuhan Ibarat Berperahu Tanpa Dayung

Lori Official Writer
      6986

Ibrani 13: 5

"Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."

 

Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu86[/kitab]; [kitab]0Roma14[/kitab]; [kitab]Ulang19-20[/kitab]

Suatu pagi seorang teman menyampaikan sesuatu yang mengejutkanku, “Aku merasa seolah-olah aku berperahu tanpa dayung!” Sambil terus membayangkan soal kondisi yang dialaminya, aku mulai berpikir, “Wah, aku tahu persis bagaimana perasaannya. Aku melakukan sebuah perjalanan yang sama tanpa dayung dan hal itu sangat tidak menyenangkan!”

Tapi aku belajar dari pengalaman yang tak menyenangkan itu untuk belajar tidak panic. Sebaliknya, mengambil nafas dalam-dalam dan mengakui kalau Tuhan memegang kendali penuh, dan Dia bisa mengambil kendali penuh dalam situasi itu. Waktu itu aku melepas tali rakitan perahu, hingga perlahan-lahan aku justru terbawa sampai ke tengah perairan tanpa sepengetahuanku. Kehangatan matahari dan gelombang yang bergemuruh membuai ku hingga tidur terlelap di perahu. Tanpa peringatan apapun aku tersentak ke posisi tegak lurus dengan suara gemuruh yang sahut menyahut. Aku segera mendongak untuk melihat ke sekitar yang sudah tampak gelap, awan perlahan-lahan menutupi langit biru. Aku merasa mulai kesulitan dan berusaha mencari sesuatu yang bisa aku gunakan.

Di bawah sebuah kursi kayu aku menemukan keranjang rotan kecil yang berisi makan siang yang dibungkus dengan kain merah kotak-kotak. Aku juga melihat di bagian rakit ada tiang bambu yang mungkin dipakai seseorang untuk pancing. Dan dalam hitungan detik aku mulai mengikatkan kemeja merah tersebut di setiap ujung tiang bambu. Sesuai dengan penglihatan peripheral, aku bisa melihat tali pita kuning yang melayang-layang, seakan memberi isyarat kepadaku akan arah angin yang datang. Jadi secepat mungkin aku mengikat bagian bawah dan atas kain sebesar tinju dan memegangnya erat.

Setelah melakukan semua yang bisa kulakukan, aku menundukkan kepala, membisikkan doa dan dengan sabar menunggu Tuhan untuk ikut campur. Dan perlahan-lahan aku melihat angin mulai berhembus kuat dan mengisi layar warna wani itu sampai akhirnya perahu mulai bergerak dan tiba di dermaga!

Setelah tiba dengan selamat, aku merasa lega meskipun masih merasa sedikit terguncang. Aku mulai menyadari kalau Tuhan itu sangat menakjubkan dan operasi “pencarian dan penyelamatan-Nya” sangat terorganisir. Dia slebih dari tim penyelamat manapun!

Betapa setia dan tepat waktunya Tuhan kita. Kita tidak akan terlalu jauh dari pandangan-Nya. Karena Dia memang sudah berjanji dalam firman-Nya tak akan pernah meninggalkan atau melupakan kita (Ibrani 13: 5).

Apakah kamu juga sedang dalam posisi mengaruhi lautan seorang diri? Ijinkanlah Tuhan membawamu untuk menghadapinya dengan sukses, meskipun kamu mungkin kehilangan dayung. Dia mengerti betul kelemahan kita dan Dia rindu untuk menyelamatkan kita masing-masing dari kejutan hidup yang bahkan sangat sepele. Saat kita menaruh kepercayaan kepada-Nya, kita akan selalu dibawa tiba dengan aman sampai ke tepian pantai.

Mari merenungkan kisah penutup renungan ini, yaitu soal Yesus menghardik angin dan badai kencang. Badai mengamuk datang tiba-tiba tanpa peringatan, sehingga gelombang menyapu perahu ke tengah danau. Saat itu Yesus sedang tidur. Para murid mulai gusar dan membangunkan Dia, katanya, “Tuhan, tolonglah, kita binasa!” Tapi Dia menjawab, “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya? Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali” Dan heranlah orang-orang itu, katanya: “Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?” (Matius 8: 24-30).

 

Percayalah sepenuhnya kepada Tuhan sebab Dia memegang kendali atas segalanya

Ikuti Kami