Yehezkiel 18:32
Sebab Aku tidak berkenan kepada kematian seseorang yang harus ditanggungnya, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Oleh sebab itu, bertobatlah, supaya kamu hidup!"
Bacaan
Alkitab Setahun: [kitab]mazmu67[/kitab]; [kitab]marku11[/kitab]; [kitab]bilan17-18[/kitab]
Saya berada di ketinggian 35.000 kaki dari atas planet bumi sekarang, meroket melewati ruang dengan kecepatan 400 mil per jam. Dalam perjalanan terbang saya dari North Carolina menuju Georgia, saya mem-booting laptop saya. Sambil menunggu program beroperasi sempurna, saya membaca sebuah kartu tentang keselamatan dan terkesan oleh bagaimana dalam kehidupan, seperti di pesawat terbang, kita dipanggil untuk melayani sebagai contoh selama masa darurat. Misalnya: Berikut adalah aturan untuk keluar pesawat ini apabila tiba-tiba terjadi bencana.
"Jika kamu duduk dalam satu baris dengan akses langsung ke jalan keluar sayap atas, kamu mungkin diminta untuk membuka jendela pintu keluar dan membantu penumpang lainnya meninggalkan pesawat ini." (Centang. Sebagai seorang Kristen saya menjadi cahaya penuntun, uluran tangan di masa-masa sulit.)" “Untuk melakukan tugas ini, pastikan kamu mampu menyelesaikan fungsi-fungsi berikut." (Dimengerti. Terima kasih kepada tahun dimana ujian terus berulang, saat penuh stres dan keadaan kacau, tetapi saya tetap tenang selama masa krisis.)
Berikut adalah beberapa tugas saya yang harus saya lakukan dalam keadaan darurat:
"Cari pintu keluar darurat." (Pintu keluar tepat di sebelah saya, tetapi pintu untuk hidup yang penuh pengharapan tidak pernah meninggalkan sisi saya.)
"Kenali keadaan darurat." (Pada pesawat, hal ini mungkin melibatkan peningkatan dramatis dalam tekanan kabin, goncangan dan tiba-tiba lepas kontrol. Kristus, juga berjanji kita akan menghadapi kehilangan tiba-tiba dan saat penuh stres.)
"Pahami instruksi dari awak." (Dua kali dalam perjalanan ini saya sudah meminta pramugari untuk memberikan klarifikasi. "Maksudmu semua saya yang dapatkan adalah tas kecil berisi kacang ini dan seteguk air? Kamu yakin?" Hal yang sama terjadi dalam perjalanan spiritual saya. Sering saya meminta Sang Penulis instruksi manual untuk memverifikasi pesan dan makna-Nya.)
"Operasikan pintu darurat." (Ini adalah di mana keadaan menjadi sulit. Saya tidak siap untuk meninggalkan (pesawat) - Setidaknya dalam ketinggian 35.000 kaki. Tetapi jika ada seseorang yang harus pergi dulu, biarlah itu saya)
"Ikuti arahan." (Sekarang semakin sulit. Saya tidak pernah mengikuti petunjuk...Di pesawat terbang, dalam hidup, di perjalanan saya dengan Tuhan. Jika saya menjadi orang yang keluar dari pintu itu dan memberikan contoh bagi orang lain, saya sadar saya harus meningkatkan diri menjadi orang yang lebih baik.)
"Lewat secepatnya melalui pintu keluar." (Oke, Tuhan. Mari kita mulai! Saya telah membuka pintu.)
"Ikuti jalan yang aman ..." (Dari pesawat, tubuh, planet ini ... dan keluar kita perginya.)
Allah tidak menikmati kematian dan bahkan bayang-bayang kematian yang melayang di atas kita. Kita khawatir, menangis dan melakukan semua yang kita bisa untuk menunda keberangkatan yang sebenarnya tidak mungkin terelakkan. Namun, pada akhirnya kita akan mati juga. Hari ini saya menerima email dari seorang teman yang duduk di samping tempat tidur ayahnya.
"Ayah kadang-kadang masih mampu berbicara dengan kami, namun ia tidak bisa makan, jadi itu hanya masalah waktu KECUALI Allah campur tangan. Kami terbuka untuk pilihan itu! Saya menjelaskan kepada ayah bahwa jika ia tidak bisa lulus tes walet dan mengonsumsi makanan maka ia bisa-bisa akan menghabiskan Natal dengan mama. Mama meninggal 6 tahun yang lalu. Namun, ayah dengan cepat menjawab, 'tidak tahun ini!' "
Tidak ada, tidak satupun dari kita ingin mati dan berjuang untuk itu tidak terjadi.
Dari kursi saya, saya bisa melihat dari lorong dan menuju depan pesawat; tapi tidak ke kokpit. Bisa saja terjadi turbulensi di depan dan saya tidak akan mengetahui hal itu. Atau ada lubang hitam besar yang menunggu untuk menelan pesawat jet ini. (Saya pernah mendengar tentang lubang hitam dan mereka terdengar sungguh-sungguh menakutkan.) Yang saya tahu pasti adalah bahwa saya telah menempatkan kepercayaan saya kepada pilot, arsitek pesawat ini, dan pemasok bagian-bagiannya. Ketika direfleksikan ke dalam kehidupan, saya telah mempercayakan diri saya kepada sang Pilot, Arsitek dan Perancang tubuh duniawi saya.
Saya belum siap untuk pergi; tetapi hidup kita, seperti hal penerbangan ini, akan berakhir. Ketika hal itu terjadi, saya ingin bisa berjalan - tidak hanya berlalu begitu saja - tetapi menuju sesuatu yang lebih baik.
Bertobatlah dan hidup. Jika kamu tidak mau melakukannya, tidaklah menjadi masalah. Itu pilihanmu.
dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka. 2 Tawarikh 7:14
Copyright © 2011, Eddie Jones. Digunakan dengan izin.
Hal Terbaik yang Bisa Kamu Lakukan Selama Masih Bisa Bernafas adalah Hidup di Dalam Jalan Tuhan.