Kejadian 3:17-18
Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu;
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]mazmu81[/kitab]; [kitab]0roma9[/kitab]; [kitab]ulang9-10[/kitab]
Semak duri dan rumput duri dalam kutuk dosa adalah sebuah pengingat simbolis dari hal-hal yang menyedak keluar buah-buah di dalam hidup kita; hal-hal yang melukai daripada memberikan sesuatu yang baik untuk diri kita.
“Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.” (Kejadian 3:17-19)
Orang jahat digambarkan sebagai semak duri; manusia yang buahnya adalah rasa sakit.
“Lagi Aku telah berfirman: Aku tidak akan menghalau orang-orang itu dari depanmu, tetapi mereka akan menjadi musuhmu dan segala allah mereka akan menjadi jerat bagimu.”(Hakim-Hakim 2:3)
Prapaskah dimulai saat banyak orang Kristen mempersiapkan untuk merayakan kemenangan Kristus atas dosa dan kematian dengan merenungkan dosa-dosa kita sendiri yang menusuk-Nya. Kita adalah duri di mahkota-Nya. Tapi Prapaskah bukanlah sekedar waktu menyesali.
Pesan Paskah adalah bahwa duri terkutuk tersebut tidak diizinkan untuk menghimpit kehidupan. Kristus menghidupkan kita untuk menjadi "seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air yang menghasilkan buahnya pada musimnya ..." Mazmur 1:3. Prapaskah adalah waktu untuk menyiangi.
Aspek puasa Prapaskah dirancang tidak hanya untuk mendorong kita untuk mengalahkan keakuan kita, kebiasaan kita yang berdosa. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kekuatan-lonjakan yang akan memungkinkan kita untuk membasmi mereka sama sekali. Masa Prapaskah adalah waktu dimana kita secara kolektif (bersama-sama) membunuh dosa yang menahan kita. Sebagai contoh, kita tidak hanya 'menyerah terhadap cokelat saat Prapaskah'. Kita dengan sukarela puasa makan sebagai penolong emosional – untuk selamanya! Puasa Prapaskah bukanlah tentang duduk dengan muka muram, menampilkan wajah kehilangan. Ini adalah disiplin untuk mematikan segala hal yang menghalangi kita bersekutu lebih dalam dengan Tuhan. Pada akhirnya, puasa Prapaskah adalah mengejar kehidupan yang lebih berlimpah.
Di rumah kami, setiap hari dimulai dengan waktu beribadah dan mendiskusikan Alkitab. Pada Rabu Abu (atau segera sesudahnya mungkin), kami memangkas semak mawar dan membawa karangan bunga. Selagi kami menghias rumah dengan pengingat tajam dosa kita ini, kami bertanya kepada Tuhan apa yang menyedak pertumbuhan kami, apa yang yang membuat buah kami tidak bertumbuh sebagaimana mestinya. Lalu kami meminta kepada-Nya untuk menunjukkan kepada kami apa yang harus kami basmi dari diri kami pada tahun ini. Kemudian kami pun meminta satu sama lain untuk membantu mendisiplinkan diri kami untuk memotong hal-hal tersebut sepenuhnya.
Pada hari Jumat Agung, kita biasanya menyalakan api unggun. Ketika semak duri dimasukkan ke dalam api unggun, kita mengingat bahwa api murka Allah dialamatkan kepada Kristus yang saat itu datang ke dunia untuk menanggung dosa-dosa kita. Dan iman kita kepada Kristus yang telah menyelesaikan tugasnya dengan tuntas tersebut adalah jaminan bahwa kita tak perlu tercekik oleh dosa-dosa lagi.
Diadaptasi dari artikel asli pada www.mother-lode.blogspot.com pada Feb 27, 2006. Hak Cipta dipegang oleh Kim Anderson & dirilis untuk jaringan CBN.