Saat  Jalan Tuhan Tidak Bisa Dimengerti Oleh Pikiran Kita, Ini Yang Harus Kita Lakukan?
Kalangan Sendiri

Saat Jalan Tuhan Tidak Bisa Dimengerti Oleh Pikiran Kita, Ini Yang Harus Kita Lakukan?

Puji Astuti Official Writer
      4361

Lukas 1: 6-7

Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat. Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya."

Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 87; Roma 15; Ulangan 21-22

Sebagai pengikut Yesus Kristus, ada beberapa hal yang tidak akan kita pahami. Dalam bacaan kita di atas diceritakan kisah Zakharia dan istrinya, Elizabeth. Alkitab memberi tahu kita bahwa mereka adalah orang benar di hadapan Allah dan hidup menurut semua perintah dan ketetapan Tuhan. Mereka digambarkan sebagai seorang saleh. Namun, mereka tidak dapat memiliki anak. Ini tidak masuk akal! Mungkin tidak ada penjelasan secara manusiawi.

Orang-orang Yahudi menganggap anak-anak sebagai pertanda kebaikan Tuhan. Sebaliknya, tidak memiliki anak adalah tanda ketidaksukaan Tuhan. Jadi bagaimana mungkin bagi pasangan yang takut akan Tuhan dan yang menghormati Tuhan ini, mereka tidak dapat memiliki anak?

Apakah kamu pernah menghadapi keadaan yang tidak bisa kamu mengerti? Pernahkah kamu berjalan bersama dengan Allah dalam kepatuhan dan ucapan syukur tetapi mendapati diri kamu berhadapan dengan kesulitan - mungkin berulang kali - dan bertanya-tanya mengapa?

Yesus membahas teka-teki ini dalam Injil Yohanes:

Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. Yohanes 9: 1-3

Pertanyaannya adalah, apakah kita akan mempercayai Bapa Surgawi kita bahkan ketika kita tidak memahami kesulitan atau keadaan yang kita hadapi? Akankah kita merespons seperti Ester ketika ia harus menghadap rajanya untuk menyelamatkan bangsanya, meskipun itu melanggar hukum?

Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.Ester 4:16

Akankah kita memiliki ketabahan yang diungkapkan oleh Sadrakh, Mesakh, dan Abed-Nego ketika menghadapi tungku api? Menolak untuk menyembah dewa-dewa atau patung emas Nebukadnezar, ketiga pemuda itu akan dilemparkan ke dalam api. Sebelum dilemparkan, mereka berkata,

"Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu." Daniel 3: 17-18

Orang-orang ini adalah orang benar di hadapan Tuhan dan hidup menurut semua perintah-Nya, namun mereka menghadapi keadaan yang mengerikan. Tentunya, mereka harus mempertanyakan apa yang sedang Tuhan lakukan dan mengapa mereka dipaksa untuk menghadapi tantangan yang tidak dapat diatasi. Namun, pada akhirnya, mereka memilih untuk percaya, mematuhi, dan menyembah Tuhan.

Adapun Zakharia dan Elisabet, dalam kitab Lukas memberi tahu kita bagaimana Tuhan mengubah keadaan mereka,

"Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: "Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes.'' (Lukas 1:13)

Esther berkenan di hadapan raja. Tuhan mememakainya untuk menyelamatkan orang-orang Yahudi. Sadrakh, Mesakh, dan Abed-Nego tidak hanya diselamatkan dari api, tetapi setelah itu Raja Nebukadnezar membuat keputusan menghukum siapa pun yang menentang Allah mereka dan kemudian bahkan mempromosikan mereka bertiga!

Sama seperti contoh-contoh itu, kita tidak akan selalu mengerti apa yang Tuhan rencanakan atau mengapa kita harus melalui pencobaan dan kesengsaraan. Yang dapat kita andalkan adalah kuasa, kehadiran, dan kasih dari Bapa Surgawi yang mengasihi kita. Kita harus percaya bahwa Dia memang mendengarkan doa kita. Kita harus percaya pada janji-Nya:

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.Roma 8:28

Hak Cipta © 2017 Anne Ferrell Tata. Digunakan dengan izin.

Ikuti Kami