Tuhan Mempersiapkan Hati Kita Dulu, Barulah PanggilanNya Tergenapi Atas Kita!
Kalangan Sendiri

Tuhan Mempersiapkan Hati Kita Dulu, Barulah PanggilanNya Tergenapi Atas Kita!

Naomii Simbolon Official Writer
      5033

 

Yeremia 29:11

"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan."

 

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 59; Markus 3; Bilangan 1-2

Aku akan berkotbah di sebuah gereja di Indianapolis karena mereka memintaku untuk berkotbah dengan judul, "Kamu Ingin Melakukan Apa? Panggilan Tuhan dan Responmu Pribadi”

Sudah beberapa tahun ini, judul kotbah itu sudah tak pernah kubicarakan lagi, jadi hal itu membawa banyak kenangan muncul kembali.

Jadi, judul itu adalah kisahku ketika Tuhan memanggilku 11 tahun yang lalu untuk meninggalkan pekerjaanku sebagai pengajar yang kusukai demi melayani-Nya dengan full time, maksudku menulis, berkotbah dan mengajar orang Kristen.

Pas pertama sekali aku merasakan panggilan itu, rasanya benar-benar panik. Aku bahkan memanggil pendetaku sambil menangis dan berkata,"Sepertinya Tuhan ingin aku meninggalkan pekerjaanku! Tapi aku tidak mau melakukan ini. Aku mencintai pekerjaanku!"

Lalu, pendetaku menenangkanku dengan berkata, "Jika kamu tidak memiliki keinginan untuk meninggalkan pekerjaanmu sekarang, maka aku berpikir bahwa Tuhan tidak memanggil kamu untuk melakukan itu sekarang, belum."

Aku memiliki otak yang lambat untuk mencerna karena satu kata di akhir kalimatnya yaitu  'belum', tidak aku tangkap. Sementara belum yang dia maksud adalah akan terjadi di masa depan.

Selama berbulan-bulan, aku berpura-pura tidak mengerti apa artinya itu. Aku tetap berkata kepada diriku sendiri, bahwa aku yakin Tuhan sudah memanggilku untuk pekerjaan yang kusukai sekarang ini. Aku masih yakin dengan hal itu.

Namun perlahan-lahan, selama sembilan bulan kemudian, hal yang luar biasa pun terjadi. Tuhan benar-benar mengubah hatiku.

Itu seperti periode hamil selama 9 bulan dan mempersiapkan bayinya untuk dilahirkan.

11 tahun yang lalu, aku benar-benar menjadi bayi di dalam Kristus, belum siap secara rohani untuk berubah secara drastis dalam hidup.

Tetapi Tuhan, dengan murah hati menyediakan masa inkubasi untuk mempersiapkanku.

Dia juga menunjukkan aku sebuah ayat Alkitab yang sangat sempurna untuk mengekspresikan hal ini.

"Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus. Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya." (1 Korintus 3:1-2)

Dalam ayat itu, kata 'belum' juga disebut oleh Paulus. Dia mengatakan bahwa anggota-anggota gereja di Korintus masih terlalu terikat pada dunia dan nggak cukup dewasa dalam iman mereka.

Karena hal itu, mereka perlu diberi makan seperti bayi. Mereka belum siap untuk makan- makanan padat, tetapi meski demikian janji tetap tersirat bahwa mereka akan siap di masa depan nanti.

Aku masih menangis ketika aku menulis surat pengunduran diri waktu itu. Aku sedih karena harus meninggalkan sesuatu yang kusukai, tetapi disaat yang sama, aku mengalami sukacita yang besar.

Tuhan mengubah hatiku sampai aku menginginkan apa yang Ia inginkan bahkan melebihi dari apapun di dunia ini.

Pada akhirnya, akupun siap untuk mengambil atau memakan makanan padat, tidak minum susu lagi.

Rencana-Nya bagiku untuk pindah ke tempat baru yang sangat berbeda dan menarik. Dalam proses itu, aku menemukan sesuatu yang luar biasa yaitu  panggilan Tuhan untuk hidupku bisa berubah. Lagian, Alkitab sudah menuliskan hal ini:

"Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana." (Amsal 19:21)



Kutipan dari buku God in the Midst of Grief, Hak Cipta © 2011 oleh Diane Pearson, digunakan dengan izin.

Ikuti Kami