Iman, Satu-satunya Warisan Terbaik yang Ditinggalkan Ayahku
Kalangan Sendiri

Iman, Satu-satunya Warisan Terbaik yang Ditinggalkan Ayahku

Lori Official Writer
      3611

Yohanes 15: 5

Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.


Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 47; Kisah Para Rasul 19; Imamat 4-5

Mamaku yang berusia 92 tahun, yang kulitnya sudah keriput menatapku sewaktu aku masuk kamarnya yang hijau dan cerah.

“Aku tak sabar ingin bertemu dia lagi. Aku merindukannya,” kata ibu.

"Aku juga, Bu,” kataku.

Dia adalah ayahku. Dia sudah meninggal lima tahun yang lalu. Semakin lama dia pergi, semakin aku merasa dia begitu penting. Kalau aku bisa menggunakan satu kata untuk menggambarkan hal itu, pastinya adalah penuh hasrat .

Dia sangat berhasrat pada alam, kehidupan dan tentang Tuhan.

Dia pernah mengajakku berburu ular berbisa saat aku masih muda. Dia mengisi tumpukan dokumen untuk mendaftarkanku ke Universitas Asbury waktu aku tidak yakin dengan firman Tuhan. Dia selalu ada bersamaku waktu aku memberontak, dan merentangkan lengannya lebar-lebar waktu aku kembali.

Ayah membuatku tertawa. Dan saat sesuatu menyentuh hatinya, dia menangis. Dia menunjukkan kepadaku kalau menangis bukan masalah besar bagi seorang pria (kecuali hal itu soal  bisbol).

Hal yang paling aku sukai dari ayah adalah warisan yang dia tinggalkan untukku. Bukan uang. Karena uang hanya akan merusak. Dia benar-benar meninggalkan warisan paling berharga yaitu iman kepada Yesus Kristus. Memang tidak sempurna, tapi iman yang begitu bergairah (kepada Tuhan). Ayah adalah buah iman itu.

Ayah dan ibuku adalah petugas di The Salvation Army. Waktu ayah khotbah, dia berbaris melintasi panggung, sama sekali tak memperhatikan podium. Kadang-kadang dia meraih kerah belakangnya, menghadap orang-orang yang hadir, melihat ke cermin imajiner, mengarahkan jarinya dan berkata, “Ray Wert, apa yang akan kamu lakukan untuk Yesus hari ini?”

Itu adalah pertanyaan yang bagus. Pertanyaan yang valid.

Aku bisa melihat Alkitab dari belakang ke depan, tapi kalau aku tidak memberitahu seseorang soal Yesus, atau lebih baik lagi, memperlihatkan kepada mereka, apa gunanya?

Yakobus menyampaikan dalam tulisannya soal PERCAYA dan BERTINDAK.

Ayahku melakukannya. Hari ini, waktu aku berlutut dalam doa, aku membaca dari Buku Nyanyian Bala Keselamatannya. Dia menaruh tanda kurung di sekitar ayat yang ditulis oleh Charles Wesley.

“Yesus, konfirmasi keinginan hatiku. Untuk bekerja sdan berbicara dan berpikir untukmu. Tapi biarkan akumenjaga api suci itu, dan bangkitkan hadiahMu dalam diriku.”

Sebelum ayat itu, dia menulis sebuah tempat dan waktu, setelah ayat yang dia tulis di atas topinya, tulisan tangan di bagian kiri, ‘JANGAN BIARKAN API ITU PADAM.’

Yesus bicara soal menghasilkan buah dalam Yohanes 15: 15-17. Ayat ini berkata kalau kita bukan hanya jadi rekan kerjanya, tapi kita juga diperintahkan untuk menghasilkan buah. Untuk memberitahu orang lain tentang Dia. Membiarkan Roh Kudus bekerja dalam hidup kita sehingga orang lain akan mencari Dia .

Ayah melakukannya. Aku melihat kehidupanku dan menginginkan hal yang sama. Untuk meninggalkan warisan iman yang abadi. Untuk memiliki kehidupan yang bermanfaat (bagi orang lain).

Jadi, maukah kamu menerima warisan yang sama? Apa yang akan kamu lakukan hari ini untuk Yesus?

Gak ada yang jauh lebih penting di dunia daripada melakukan kehendak Tuhan

Hak cipta Pauline Hylton, digunakan dengan ijin dari CBN.com

Ikuti Kami