1 Petrus 5:7
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.
Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 144; Yohanes 21; Zakharia 9-10
Saya bangun jam 4 pagi mempertanyakan keputusan yang saya
buat siang kemarin.
Saya memberi tahu desainer, yang membuat rancangan lemari,
kalau kami ingin bekerja dengannya. Ketika tidur, saya mengalami keraguan. Tuhan, aku
terlalu lelah untuk memikirkan ini. Saya tidak tahu apakah kami membuat
keputusan yang tepat. Segera, suatu bagian ayat di Perjanjian Lama
muncul dalam pikiran:
"Tetapi apabila seorang perempuan bernazar kepada
TUHAN dan mengikat dirinya kepada suatu janji di rumah ayahnya, yakni pada
waktu ia masih gadis, dan ayahnya mendengar nazar dan janji yang mengikat diri
anaknya itu, tetapi ayahnya tidak berkata apa-apa kepadanya, maka segala
nazarnya itu akan tetap berlaku dan setiap janji mengikat dirinya akan tetap
berlaku juga.
Tetapi jika ayahnya melarang dia pada waktu mendengar itu,
maka segala nazar dan janji yang mengikat diri anaknya itu tidak akan berlaku;
dan TUHAN akan mengampuni perempuan itu, sebab ayahnya telah melarang dia." (Bilangan 30: 3-5)
Kelegaan memenuhi saya. Saya tidak harus menerka-nerka. Seperti ayah yang baik,
Abba saya akan melindungi saya. Bapa, Engkau
mendengar perkataan
kami. Jika kami melompat terlalu cepat, tolong selamatkan kami. Aku menyerahkan hal ini kepada-Mu
dan percaya kepada-Mu
untuk memimpin.
Saya mengatakan kepada desainer tersebut untuk menunggu sementara kami melakukan penelitian lebih lanjut. Dia mengerti. Pada akhirnya, kami memilih opsi lain yang menghemat uang kami. Begitu saya melepaskan beban untuk membuat keputusan yang sempurna dan memercayai Bapa untuk memimpin saya, saya menikmati petualangan itu.
Kita orang percaya tahu bahwa kita diselamatkan "oleh
kasih karunia melalui iman," tetapi kadang-kadang kita lupa bahwa kita
diciptakan untuk hidup oleh iman (Roma 1:17). Kita cenderung mengandalkan diri
kita sendiri dalam keputusan sehari-hari. Tetapi Tuhan ingin kita menyertakan Dia dalam setiap
aspek kehidupan. Yesus mencontohkan cara hidup seperti ini. Dia sepenuhnya bergantung
pada Bapa-Nya (Yohanes 14:10). Yesus ingin kita berjalan sedekat itu dengan-Nya
(Yohanes 15: 4-5).
Hidup dengan iman menyelamatkan kita dari menyia-nyiakan hidup dan menyia-nyiakan peluang.Hal itu melindungi kita dari
penyesalan. Hal itu
menyenangkan Allah dan memuaskan kita (Ibrani 11: 6; Yohanes 15:11). Bapa
surgawi ingin sekali hadir dalam
kehidupan sehari-hari kita.
Ketika kita bersandar pada-Nya di setiap bidang, kehidupan menjadi pengalaman
yang luar biasa.
Saya menemukan iman yang kuat membutuhkan dua bahan yang
diperlukan untuk membangunnya.
Kita membutuhkan pengetahuan tentang Firman dan kepekaan terhadap Roh Kudus.
Firman
Alkitab mengatakan kita akan dibentuk oleh dunia jika kita
tidak diubah oleh Firman. Tanpa memperbarui pikiran kita, kita tidak akan bisa mengenali kehendak Tuhan yang sempurna.
“Janganlah kamu menjadi
serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga
kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12: 2)
"Jadi, iman
timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus."
(Roma 10:17).
Semangat
Yesus berkata bahwa Bapa-Nya akan mengirim Roh Kudus untuk
tinggal di dalam kita untuk menjadi penolong kita dalam kehidupan (Yohanes 14:17).
“Maksudku ialah: hiduplah
oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging." (Galatia 5:16)
Apakah
yang membangunkan kamu di
tengah malam dan mencuri waktu
istirahatmu? Bagaimana caranya mempercayai Yesus untuk masalah itu? Bagaimana mengetahui semua itu tidak
tergantung padamu?
“Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan
hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula
akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting
dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit,
yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung,
namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi
burung-burung itu?” (Matius 6:
25-26)
Hak Cipta © 2019 Debbie W. Wilson, digunakan dengan izin.