Tangan Tuhan Selalu Bekerja untuk Mendatangkan Kebaikan Buat Kita
Kalangan Sendiri

Tangan Tuhan Selalu Bekerja untuk Mendatangkan Kebaikan Buat Kita

Inta Official Writer
      3675

Amsal 16:9

"Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan arah langkahnya."

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 105; Yakobus 2; Yehezkiel 15-16

Setelah mengunjungi Jalur Gaza, saya bersyukur karena Tuhan tidak memanggil saya buat pergi ke Gaza, negara yang dapat peringkat ketiga sebagai tempat yang penuh debu dan pembuangan akhir. Saya senang bisa kembali ke Yordania, dan bersyukur karena Tuhan telah memanggil saya untuk melayani sebagai seorang guru bahasa Inggris yang mengajar di Yordania, bukan Gaza.

Dua puluh tahun kemudian saya meninggalkan Yordan dan mencari tempat lain untuk dilayani. Setiap majalah misi atau brosur yang saya ambil menunjukkan kalau mereka perlu personel di Jalur Gaza. Ketika saya melihat daftar permintaan, saya memutuskan bahwa kebutuhan akan guru bahasa Inggris paling besar berada di Gaza. Keputusan yang sulit, tetapi saya tahu kalau saya harus pergi ke Gaza.

Siapa yang sangka kalau tinggal di Gaza justru membawa pengalaman yang tidak pernah saya sesali. Saya nggak pernah merasa paling disambut, disayangi, juga berada di lingkungan yang ramah di Jalur Gaza ini. Tuhan menyingkapkan sesuatu yang penting dan indah tentang Gaza, yaitu soal orang-orang dan hubungannya. Kesan pertama saya tentang Gaza sama sekali salah.

Seperti yang Yesaya 55:8 ingatkan kepada kita, "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN."

Kita sering merasa paling tahu akan apa yang terbaik buat diri sendiri, padahal Tuhan tahu hal yang jauh lebih baik lagi buat kita. Yesaya mengingatkan kita kalau kita nggak selalu tahu apa yang Tuhan taruh terhadap setiap kita, sebab kita tidak tahu apa yang Dia lakukan terhadap hidup kita, atau jalan apa yang telah Tuhan rencanakan dalam hidup kita.

"Oh, saya akan menikah setelah memutuskan untuk pensiun dari masa pelayanan misi," sebuah deklarasi ini terlontar dari seorang rekan, sekaligus teman dekat saya.

Saya selalu berpikir kalau nggak akan ada yang mau menikah dengannya, apalagi dia tidak lagi muda, setelah lama menghabiskan waktu sendirian, menjadi single, menikmati masa-masa kebebasan tanggung jawab dari keluarga, mana mungkin ia akan menikah. Saya pikir, kalau saya sendiri sih, tidak akan melakukannya.

Masa pensiun datang dengan sebuah kejutan besar. Saya melihat seorang pria pada suatu kelas. Saya nggak tahu siapa pria tersebut, tetapi tiba-tiba ada pikiran aneh yang terlintas dalam kepala saya, 'Inilah orang yang akan kamu nikahi', wow! Sungguh pemikiran yang lucu.

Darimanakah datangnya suara tersebut? Saya sendiri, nggak punya keinginan buat menikah. Saya mengesampingkan pemikiran tersebut, dan mulai melupakannya. Sampai pada suatu saat, setelah saya menghabiskan banyak waktu bersama pria ini, saya diingatkan kembali pada pemikiran ini.

Pada waktu yang berbeda dalam hidup saya, Tuhan telah mengungkapkan kepada saya bagaimana keyakinan saya itu tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Cara Tuhan mengungkapkan rencanaNya pada saya sering tidak sesuai dengan apa yang saya inginkan.

Namun, saya punya iman, juga ada dorongan yang kuat, bahwa Tuhan tidak ingin saya meragukan kehendakNya.

Bukankah akan sangat menyenangkan saat kita merenda sejarah dengan Tuhan secara pribadi, saat kita tahu isi hati dan kesetiaanNya? Dia telah menunjukkan semua hal yang baik pada saya, dan Dia juga yang mengubahkan kehidupan saya menjadi jauh lebih baik daripada waktu-waktu yang lalu.

Tuhan selalu bekerja untuk membawa kebaikan dalam kehidupan kita.

Amsal 16:9, "Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan arah langkahnya."

Saat ini, mungkin kita sedang berpikir soal apa yang ingin kita lakukan dan bagaimana cara kita menghabiskan waktu. Tetapi, Tuhan selalu punya sesuatu yang tidak terpikirkan, yang belum pernah kita pertimbangkan sebelumnya, dan yang Tuhan punya itu selalu menjadi hal terbaik yang pernah ada dalam kehidupan kita.

Apakah kita akan punya keberanian untuk bisa mengikuti tuntunan tangan Tuhan? Kita bisa kebingungan dan merasa ditinggalkan saat rencana Tuhan tidak seperti yang diharapkan, tapi bisakah kita mempercayai Tuhan dan waktuNya?

Kita harus bisa percaya dan tetap memuji Tuhan, bahkan saat setiap hal yang kita rencanakan tidak berjalan seperti yang kita harapkan.

Hak Cipta © Patricia J. Frost, digunakan dengan izin.

Ikuti Kami