Mengampuni Orang Yang Menyakiti Kita Itu Sulit, Tapi Bukan Hal Mustahil!
Kalangan Sendiri

Mengampuni Orang Yang Menyakiti Kita Itu Sulit, Tapi Bukan Hal Mustahil!

Puji Astuti Official Writer
      28864

Matius 18:21-22

Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"

Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.

Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 76; Roma 4; Bilangan 35-36

"Memaafkan mereka? Aku tidak bisa."

"Mereka membuatku sangat marah."

"Kamu tidak tahu apa yang mereka lakukan terhadapku."

Pernahkah kamu mendengar kata-kata itu sebelumnya? Pengampunan memang sulit dilakukan, tapi dengan pertolongan Tuhan, kita bisa memaafkan. Definisi memaafkan adalah berhenti merasa marah atau kesal terhadap seseorang atas tindakannya atau kesalahannya.  Artinya kita tidak lagi menyalahkan orang lain atau marah pada orang yang salah kepada kita.

"Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." (Matius 6:14-15)

Tuhan menyatakan kepada kita bahwa pengampunan bukanlah pilihan jika kita ingin Tuhan mengampuni kita. Kita tidak sempurna; kita semua membuat kesalahan. Kita tidak akan selalu setuju dengan semua orang sepanjang waktu. Kita harus mengerti itu dan belajar memaafkan orang-orang yang sengaja atau tidak sengaja menyakiti kita. Ya, kita mungkin memiliki momen kemarahan, tapi kita tidak boleh menjadi budak kemarahan. Kita perlu bertobat karena menyimpan perasaan buruk terhadap orang lain sehingga kita dapat dibebaskan.

Baca juga : Mengapa Pengampunan Penting dan Harus Kita Lakukan? Yuk Kita Belajar Dari Kisah Nyata Ini

Kisah Pengampunan Keluarga Lima Misionaris yang Dibantai Saat Layani Suku Pedalaman

Alkitab mengatakan kepada kita dalam 1 Samuel 16: 7 bahwa Tuhan melihat ke dalam hati. Apa yang Dia lihat saat Dia melihat hati kita? Kita ingin memiliki hati dan tangan yang bersih saat kita berdiri dihadapan Tuhan. Lihatlah apa yang pemazmur Daud katakan:

" Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! " (Mazmur 51:12)

"Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya,..." (Mazmur 24: 3, 4a)

Kita ingin berdiri di hadapan Tuhan dan tahu bahwa Dia senang dengan kita. Kita tidak ingin menanggung dosa tidak mau mengampuni di dalam hati kita. Saat kita berdoa, kita ingin bahwa Tuhan akan menjawab doa kita. Kita tentu tidak ingin tindakan kita tidak mau mengampuni ini menghalangi doa kita.

? ?Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu." (Markus 11:25)

Jika kita terus memiliki kepahitan di dalam hati dan kehidupan kita, kita tidak menunjukkan kasih Allah. Firman Tuhan mengatakan bahwa kita bahkan tidak dapat mengatakan bahwa kita mengasihi Tuhan jika kita membenci orang lain. (1 Yohanes 4:20)

Jadi apa yang harus kita lakukan? Kolose 3:12 mengatakan kepada kita untuk "kenakanlah belas kasihan." Filipi 2: 4 mengatakan "janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga." Galatia 6: 2 memerintahkan kita untuk "Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu!Efesus 4:32 menyatakan, "Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.

Sudah ditegaskan. Firman itu jelas. Kita harus memaafkan! Apapun kesalahannya, tidak peduli berapa besar rasa sakit yang kita rasakan, kita harus memaafkan. Kita tidak bisa membalas dendam atau bahkan menertawakan saat musuh kita jatuh (Roma 12: 19-21; Amsal 24:17)

Mari kita meminta Tuhan untuk mengisi hati kita dengan kasih-Nya bagi orang-orang yang telah menyinggung perasaan kita. Mari belajar berjalan dalam cinta dan kedamaian. Percayalah, kita akan senang telah melakukan hal itu.

Ikuti Kami