Persembahkan Buah Pertamamu Hanya Untuk Kemuliaan Tuhan
Kalangan Sendiri

Persembahkan Buah Pertamamu Hanya Untuk Kemuliaan Tuhan

Naomii Simbolon Official Writer
      4361

Roma 12:1

"Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah; itulah ibadahmu yang sejati."

 

 

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 82; Roma 10; Ulangan 11-12

 

"Apabila engkau telah masuk ke negeri yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu, dan engkau telah mendudukinya dan diam di sana, maka haruslah engkau membawa hasil pertama dari bumi yang telah kau kumpulkan dari tanahmu yang diberikan kepdamu oleh TUHAN, Allahmu, dan haruslah engkau menaruhnya dalam bakul, kemudian pergi ke tempat yang akan di pilih Tuhan, Allahmu dan haruslah engkau menaruhnya dalam bakul, kemudian pergi ke tempat yang dipilih Tuhan, Allahmu, untuk membuat nama-Nya diam disana." (Ulangan 26:1-2).

"Berlari ke gubuk pertanian itu,Tom," teriakku kepada Tom. "Mereka sudah bangun! Mereka sudah bangun!"

Tom tampak cemas dan bertanya," Apa, Pauline ada apa?"

"Biji labuku, dia punya daun hijau yang menyembul keluar!"

Kami berdua berlari ke lapangan di depan gubuk pertanian untuk memeriksa keajaiban aneh tersebut.

"Benar saja," kata Tom sambil membungkuk rendah dengan mata yang basah. "Tentu saja."

Hari ini adalah panen pertama kami yang sukses. Buah panen pertama dari kerja kami sebulan dalam kehidupan baru di North Carolina. Meskipun sudah hampir lima tahun yang lalu, saya masih bisa mengingat bagaimana kami sangat bahagia.

Ketika kami memulai biji kecil di nampan plastik di bawah lampu panas, kami berdua memeriksa pas malam dan juga pagi mengenai tanda-tanda kehidupan pertama biji tersebut.

Kami merasa takjub dan sangat senang sekali menatap tumbuhan tersebut telah lahir dari bijinya.

Setelah bertumbuh dan merawatnya, kamu membayangkan hingga pada gigitan pertama tomat pusakan yang sempurna tersebut. Dan ketika panen, itu akan menjadi sebuah perayaan yang menyenangkan.

Jadi ketika membaca firman Allah hari ini, kitab ulangan tersebut berbicara tentang membawa hasil panen pertama kepada Tuhan, Tom dan saya dapat menghubungkannya.

Izinkan saya membagikan gimana saya mencoba membawa buah alias hasil panen pertama dari hidup saya kepada Tuhan.

Buah pertamaku adalah waktu. Suami dan saya telah menetapkan bahwa tahun ini sebagai tahun doa. Tentu saya memiliki waktu doa yang sudah terjadwal. Bahkan saya memiliki kartu doa untuk orang-orang. Cara mengenal Tuhan yang terbaik adalah melalui Firman dan doa kepada-Nya setiap hari. Setiap pagi saya selalu bangun pagi, minum dua cangkir kopi, mengeluarkan Alkitab, kartu doa saya, dan buku catatan dengan 40 hari doa yang saya sudah unduh dari internet.

Sejak paskah datang, saya ingin benar-benar meluangkan waktu dengan musim suci ini dan menikmatinya alih-alih membiarkan hadirat-Nya menyelinap kepada saya.

Sewaktu saya memberi buah pertama saya kepada Tuhan, saya cenderung mendapat buah lebih banyak di hari-hari berikutnya.

Cara kedua, Tom dan saya membawa hasil panen alias buah pertama kami yang adalah perpuluhan kami. Kami nggak merasa keberatan memberikan uang kami, kami malah bersyukur untuk memberi. Kita menemukan bahwa kita tak akan bisa memberi kepada Tuhan sebab Tuhan nggak membutuhkan uang kita, namun Dia hanya menginginkan kepercayaan kita. Perpuluhan adalah firman dan melakukan firman artinya menghormati perintah Tuhan.

Di Amerika, kami cenderung melihat keamanan kamu melalui asuransi kesehatan dan jiwa. Memang tidak masalah, tetapi keamanan asuransi tidak menjamin apa-apa.

Tuhanlah yang memiliki segalanya, Sang Maha Kuasa, Maha Mengetahui dan pada akhirnya Ia lah yang akan menang. Dengan kata lain, berinvestasi di surga adalah pertaruhan yang pasti.

Secara pribadi, buah saya yang pertama adalah ibadah saya kepada Tuhan.

Saya nggak berbicara tentang hari Minggu. Saya berbicara tentang dimana hari kita berada. Dimana pikiran kita berada dan apa yang kita bicarakan, bagaimana respon kita.

Itulah penyembahan yang sejati.

Bagi saya, memuja Tuhan dan hanya Dia saja merupakan suatu tantangan sehari-hari. Dan itu sangat berharga, karena Dia memang sangatlah berharga. Semakin saya merenungkan tentang Yesus, hidup-Nya, kematian dan kebangkitan-Nya, semakin saya bersyukur dan ingin terus menyembah-Nya juga beribadah kepada-Nya.

Roma 12:1: "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah; itulah ibadahmu yang sejati."

Pikirkanlah buah-buah pertama kamu, terutama selama masa Paskah ini.

Ikuti Kami