Mazmur 25:8-12
“TUHAN itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat.Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati. Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran bagi
orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya. Oleh karena nama-Mu, ya TUHAN, ampunilah kesalahanku, sebab besar kesalahan itu. Siapakah orang yang takut akan TUHAN? Kepadanya TUHAN menunjukkan jalan yang harus dipilihnya. “
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 67; Markus 11; Bilangan 17-18
Saya ingat beberapa waktu
kemarin pernah mengambil kursus salsa bersama sekelompok teman. Ini adalah
pertama kalinya saya berdansa dimana pria dan wanita memiliki peranan masing-masing : pria akan memimpin dan wanita akan mengikuti.
Sebagai wanita, prinsip
saya ini hampir mendarah daging dimana wanita nggak seharusnya membiarkan diri mereka tunduk pada dominasi pria.
Namun ketika saya mengikuti
pola dansa tersebut dimana saya harus menikmati peran dansa saya sebagai wanita
dan mengikuti pemimpin saya yang adalah sang pria maka saya mendapatkan
pewahyuan dari Tuhan. Saya sangat menyadari bahwa banyak dari kita (baik laki-laki
ataupun wanita) yang kerap menyamakan kepemimpinan dengan dominasi.
Padahal, itu keliru. Bila kamu tetap memercayainya maka bersiaplah itu akan merugikan dirimu sendiri.
Di ballroom dance,
tujuan utama pria adalah untuk memberdayakan wanita supaya mengekspresikan
kecantikan, keanggunan, dan keindahannya melalui tarian, dengan harapan menarik
perhatian para penonton. Kemudian, peran utama pria adalah memerhatikan
lingkungan mereka terus-menerus, menentukan gerak yang baik, dan dengan percaya
diri membimbing wanita tersebut dengan lembut dan menaruh tangannya ke punggung atau pinggulnya.
Ketika itu terjadi, wanita
tersebut dibawa oleh pria itu dari rasa ketakutan akan bahaya bertabrakan dan menghasilkan tarian yang indah dengan musik yang mempesona.
Saya ingat beberapa waktu
yang lalu, ketika pasangan tari saya berulang kali gagal untuk menjaga
tangannya tetap kuat dan memegang punggung saya. Akibatnya saya mendapati diri
saya terus-menerus melihat ke belakang dari balik bahu saya dalam ketakutan bahwa kamu kemungkinan akan jatuh.
Yap! Hal itu mengganggu
saya karena saya nggak bisa memercayai pemandu yang kurang percaya diri tersebut. Rasanya saya menari dengan mata tertutup, sangat menakutkan.
Akan tetapi ketika saya
dipasangkan dengan pria yang memiliki percaya diri yang tinggi untuk memimpin,
berhati-hati di dalam membimbing dan melindungi setiap langkah saya, saya pun
merasa aman dan tenang dalam pelukannya, sehingga akhirnya kami bebas menikmati tariannya dengan indah.
Demikian juga, Tuhan ingin
memimpin kita bukan untuk mendominasi kehidupan kita, melainkan ingin
membebaskan kita. Kita diciptakan menurut gambar Allah sendiri sehingga
saat kita menyerahkan diri kepada tuntunan-Nya yang penuh kasih dan
memegang peranan yang diberikan-Nya maka secara tepat kita akan mencerminkan
keindahan dan kasih karunia-Nya kepada dunia yang penuh dengan ketakutan dan kekosongan ini.
Lalu, gimana kita bisa belajar membiarkan Tuhan memimpin hidup kita?
Yesus mengingatkan kita
dalam Matius 15:14 untuk menghindari pemimpin yang tidak benar dan jangan mengikutinya
"Biarlah mereka itu.
Mereka orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lobang."
Sebaliknya ketika kita
menyerahkan hidup kita kepada Tuhan yang benar, yang penuh kasih, yang penuh
kebijaksanaan, Sang penguasa dan Maha Tahu, maka kita akan bebas untuk menjadi
seperti yang Tuhan inginkan. Saya yakin Ia dapat menuntun kita ke sana karena
kita telah percaya akan kehadiran, kebaikan dan kesetiaan-Nya yang tak pernah habis kepada kita.
"Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku, .... Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku" (Mazmur 139:5;9-10)
“Semua orang bisa mengecewakan, tetapi Tuhan Yesus adalah Allah yang tidak pernah mengecewakan.”
Hak cipta 2014 Shadia Hrichi.