Nikmatilah Paskah Dengan Bahagia, Tapi Jangan Lupakan Waktu Bersama Yesus
Kalangan Sendiri

Nikmatilah Paskah Dengan Bahagia, Tapi Jangan Lupakan Waktu Bersama Yesus

Lori Official Writer
      3370

Roma 5: 8

Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.


Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 91; Lukas 3; Ulangan 28

Waktu kecil, aku suka sekali Paskah. Alasan apa coba aku tak menyukainya? Adikku dan aku selalu mendapat ‘pakaian Paskah’ baru, termasuk gaun berenda, kaus kaki, celaan jeans kulit berkilau, topi dan juga sarung tangan putih. Tentu saja aku belum berusia 80 tahun waktu itu, tapi itulah yang ibuku lakukan di momen Paskah.

Kami juga akan mewarnai telur, kami sudah seperti artis jenius.

Sementara di malam sebelum Paskah, kami akan menghiasi keranjang kami dengan kupu-kupu yang indah dan kelinci raksasa sebagai persembahan syukur …dan pastinya, kami percaya!

Sampai di subuh hari, kami akan mengagumi karya indah kami dan mulai memakan beberapa potong permen sebelum sarapan. Gereja jadi tempat yang sangat menyenangkan karena kami bisa memamerkan pakaian baru kami dan mencari tahu apakah Big Bunny akan menyukai anak-anak.

Kami juga akan pergi berburu telur Paskah ke rumah nenek. Bibi, paman, sepupu dan kakek-nenek akan duduk di meja yang penuh dengan makanan yang enak. Kami akan menyimpan semua hasil yang kami dapat di hari Paskah, baik itu marshmallow, cokelat kelinci, kacang jeli, dan telur matang.

Tapi apakah ada Yesus dari perayaan seperti ini? Adakah di keluarga kami terdengar sebutan tentang Yesus?

Aku tidak bermaksud membenci tradisi kebersamaan keluarga dan menciptakan kenangan manis Paskah seperti ini. Tapi mungkin ada cara yang lebih baik. Sekarang, aku sadar kalau perayaan Paskah di masa kecil itu adalah Paskah yang hanya berfokus pada diriku sendiri. Semuanya berbicara soal aku: penampilanku, barang-barangku, hari-hariku yang menyenangkan.

Jujur, semuanya bicara tentang ‘aku’. Itulah yang mungkin akan dikatakan Yesus. Aku hidup di tengah dunia yang penuh tantangan, kekerasan dan penuh penderitaan. Aku mati dengan cara yang brutal, di tangan oran-orang yang penuh kebencian akan Aku. Aku sudah mengalahkan kematian dan hidup untuk diriku sendiri.

“Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” (Roma 5: 8)

Bagi mereka yang senang melakukan tradisi keluarga yang menyenangkan seperti yang keluargaku lakukan, mungkin ada dua perayaan Paskah. Mungkin Jumat Agung atau juga di malam Sabtunya. Kita bisa mengambil waktu sejenak untuk mengingat lebih mendalam Tuhan kita jauh lebih banyak dari sekeranjang permen warna-warni. Kita bisa terhubung dengan Yesus lewat mengingat pengalaman-pengalaman kita, mungkin di masa-masa sulit, sakit atau pengorbanan orang lain untuk kita. Ambillah waktu untuk berdiam diri, tenggelam dalam kasih abadi Tuhan yang dinyatakanNya di Paskah pertama.

Atau bagi keluarga-keluarga, kalian bisa mengajari anak-anak untuk menggambar atau memakai metode artistik lain untuk membuat hadiah yang bisa mengekspresikan ucapan syukur kita.

Allah kita yang luar biasa tidak akan membuang waktu yang menyenangkan atau menghapuskan tradisi-tradisi keluarga kita dan menggantinya dengan ritual keagamaan yang kaku dan wajib. Aku senang melihat kita semua bahagia, saling memeluk dan menikmati cemilan. Tapi aku percaya Dia akan lebih senang lagi kalau kita bisa mengambil waktu untuk membiarkan roh kita mengalami hadirat-Nya. Bukan demi Dia karena Paskah adalah tentang kita.

 

Hak cipta @Diane Markins, diterjemahkan dari Cbn.com.

Ikuti Kami