Sebuah Seni Yang Hilang di Dalam Tubuh Kristus: Pembasuhan Kaki
Kalangan Sendiri

Sebuah Seni Yang Hilang di Dalam Tubuh Kristus: Pembasuhan Kaki

Puji Astuti Official Writer
      6810

Yohanes 13:14-15

Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.

Bacaan Alkitab Setahun [kitab]Amsal10[/kitab] ; [kitab]Yohan20[/kitab]; [kitab]Kidun4-6[/kitab]

Mengapa, di dalam Tubuh Kristus, pembasuhan kaki menjadi suatu kejadian yang  langka sedangkan Yesus sendiri berkata bahwa kita wajib untuk saling membasuh kaki?

Wajib artinya sebuah keharusan, tanggung jawab - sesuatu yang harus dilakukan. Kapan terakhir kali kamu membasuh kaki saudara dan saudarimu? Atau apakah kamu sudah pernah melakukannya? Mungkin kamu merasa hal itu harus dilakukan oleh seorang pendeta atau isterinya saat pelantikan atau budaya di gereja. Tetapi saya menantang kamu berpikir dengan cara yang baru:

Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. (Yohanes 13:3-5)

Coba bayangkan bagaimana perasaan kamuketika Tuhan membasuh kakimu, seperti yang Dia lakukan kepada murid-murid-Nya. Tutup matamu dan bayangkan hal itu dipikiranmu. Rasakan dinginnya air yang menyegarkan, tangan-Nya yang kuat memijit kaki dan jari-jari kakimu. Rasa kain itu mengusap kakimu dan bau sabun yang wangi. Kamu merasa letih dan lelah, tapi sekarang kamu merasakan kakimu segar. Kamu merasa disegarkan dan dibangkitkan karena sentuhannya. Rohmu merasa dipulihkan oleh karena Dia melayanimu dengan kasih. 

Betapa kagetnya para murid-murid-Nya ketika melihat Tuan mereka datang kepada mereka dengan handuk dan baskom. Dia adalah Tuan mereka namun Dia melakukan pekerjaan seorang budak. "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak," demikian jawab Yesus kepada Petrus. 

Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu." ~ Yohanes 13:12-15

Ada saat dimana Tuhan meminta saya untuk melayani dengan cara ini. Suatu saat saya mempersiapkan seorang saudari untuk pernikahannya: Saya membasuh dan memberi wewangian kakinya. Diwaktu lain, sebuah konflik muncul dalam sebuah hubungan dan Tuhan memberikan kesan kepada saya untuk merendahkan hati dan melayani pembasuhan kaki. Ini adalah bagian dari pemulihan hubungan. Beberapa kali Tuhan mendorong saya semata-mata sebagai ungkapan kasih. 

Ketika Maria membasuh kaki Yesus itu adalah pernyataan kasih dihadapan banyak orang  dan persiapan untuk kematian-Nya. Orang-orang  tidak suka dengan ungkapan kasih yang dilakukannya, tetapi Yesus berkata, "Biarkanlah dia. Mengapa kamu menyusahkan dia? Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku...Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia." (Markus 14:6 dan 9).

Yesus berkata, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku." (Matius 25:40).

Saya tidak bisa menjadi seperti Maria, dan membasuh kaki Yesus dengan air mata; tetapi Tuhan bisa dan akan memakai tangan saya untuk membasuh anggota tubuh Kristus. Bagaimana dengan kamu?

Copyright © 2013, Donna Collins Tinsley, digunakan dengan ijin. 

Ikuti Kami