Shalom saudara. Apa kabar hari ini? Saya percaya Tuhan sedang berproses di dalam hidup setiap kita. Hari ini kita akan kembali belajar dari renungan yang berjudul “Pengampunan yang Tulus”.
Ayat Renungan: Hosea 6:3 - “Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.”
Pertanyaan: Apakah Anda pernah merasa sulit untuk mengampuni seseorang yang telah menyakiti atau mengkhianati Anda?
Tahukah Anda bahwa hidup kita terdiri dari dua sisi; baik dan jahat; terang dan gelap, siang dan malam. Hal serupa juga bisa terjadi di kehidupan kekristenan kita bahwa ternyata ada pertobatan yang tulus dan ada juga yang tidak tulus.
Dalam Hosea 6:3 dikatakan “Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.” Kata “sungguh-sungguh” di dalam ayat ini artinya tidak setengah-setengah atau tidak pura-pura.
Saat menulis renungan ini, saya teringat dengan kebiasaan kita saat memaafkan orang lain. Kadang kita memaafkan orang lain hanya karena terpaksa atau demi menjaga respon orang lain. Padahal hati kita belum benar-benar bisa melupakan rasa sakitnya, karena memang mengampuni itu sulit.
Saudara, apakah Anda merasa mudah mengampuni mereka yang telah menyakiti atau mengkhianati Anda? Setiap orang pasti perlu proses untuk bisa benar-benar melakukannya, dan saya yakin hanya kuasa Roh Allah yang dapat mampu membuat kita bisa mengampuni. Karena Roh Allah memampukan pola pikir kita berubah dan memberi kita hati yang mau memaafkan, menerima dan bahkan membalasnya dengan kebaikan.
Kita membutuhkan campur tangan Tuhan untuk membebaskan diri dari luka batin dan mengampuni dengan tulus. Langkah-langkah menuju pengampunan yang tulus:
Perbaiki hati kita: Luka dari orang lain sering kali membuat kita mundur dari hal-hal baik, seperti menjauh dari gereja atau bahkan menutup diri. Firman Tuhan memberi pengertian dan kekuatan untuk mengubah pola pikir ini, seperti tertulis dalam Matius 6: 14-15, “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”
Sadari pengampunan Tuhan: Jika kita tulus, kita akan mengingat bahwa Tuhan sendiri tidak menghitung setiap kesalahan kita. Dia membuang dosa kita sejauh timur dari barat. Kesadaran ini akan mengubah hati dan memampukan kita untuk mengampuni orang lain.
Membalas kejahatan dengan kebaikan: Ketika kita bisa mengampuni dan memperlakukan orang yang menyakiti kita dengan baik, itu seperti menaruh bara api di atas kepala mereka. Kebaikan kita akan membuat mereka merenungkan perbuatannya dan, dengan kuasa Tuhan, bisa membalikkan hati mereka.
Dengan ketiga langkah ini, kita dapat mencapai pengampunan yang tulus di hadapan Tuhan.
Action: Mari kita mulai mengubah pola pikir kita dan belajar mengampuni dengan tulus, agar hati kita benar-benar dipenuhi damai sejahtera dan menjadi saksi kasih Tuhan bagi sesama.
©Maria Kaesmetan, Spiritual Life CBN Indonesia