Alkitab, Bukan Sekedar Buku Tebal! Temukan Hikmat Yang Tak Terbatas di Dalamnya!
Kalangan Sendiri

Alkitab, Bukan Sekedar Buku Tebal! Temukan Hikmat Yang Tak Terbatas di Dalamnya!

Naomii Simbolon Official Writer
      3154

Amsal 4:7

Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian.

 

 

Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 117; 1 Yohanes 1; Yehezkiel 40-41

Di catat sebagai buku terlaris sepanjang masa, Alkitab mewakili sesuatu lebih dari apa yang terlihat oleh kasat mata.

Di luar mungkin tampaknya seperti naskah tebal dan terlalu banyak jika di baca hanya sekali duduk saja.

Meskipun demikian, buku ini adalah buku sejarah, catatan harian, buku nyanyian dan juga buku petunjuk.

Beberapa orang menyebutnya sebagai karya sastra yang hebat, namun nggak seperti karya besar lainnya yang sering dilupakan. Sebaliknya, Alkitab justru menangkap setiap hati dari generasi-generasi baru yang seperti baru saja dirilis.

Kenapa? Karena Alkitab adalah firman Allah yang hidup dan berkuasa. Ini mengandung kebijaksanaan dari segala usia, bahkan melampaui semua elemen dan budaya apapun sepanjang waktu, dan selalu relevan terhadap pola pikir dan tantangan hidup saat ini.

Dalam 1 Raja-raja 3, kita bisa membaca mengenai dua perempuan sundal  yang melahirkan anak laki-laki di waktu yang sama dan di rumah yang sama.

Masalahnya, salah satu anak meninggal dan yang lainnya hidup.

Lalu pada malam hari, perempuan sundal yang licik pergi ke kamar perempuan yang lain untuk menukarkan bayinya yang meninggal dengan bayi hidup.

Dan pada siang hari, ketika perempuan itu melihat anaknya, barulah dia menyadari bahwa anaknya sudah ditukarkan dan yang meninggal itu bukanlah bayinya.

Lalu kedua perempuan sundal itu datang menghadap Raja Salomo untuk memperdebatkan putra yang hidup.

Dengan kebijaksanaan dan hikmat dari pada Tuhan, Salomo memberikan mereka perintah.

1 Raja-raja 3: 15: Kata raja: "Penggallah anak yang hidup itu menjadi dua dan berikanlah setengah kepada yang satu dan yang setengah lagi kepada yang lain."

Dengan maksud raja ingin mengecek hati kedua perempuan itu.

Lalu apa yang terjadi,

" Maka kata perempuan yang empunya anak yang hidup itu kepada raja, sebab timbullah belas kasihannya terhadap anaknya itu, katanya: "Ya tuanku! Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia." Tetapi yang lain itu berkata: "Supaya jangan untukku ataupun untukmu, penggallah!" (1 Raja-raja 3:26)

Lalu dari hal itu, raja pun memberikan keputusan atas perdebatan tersebut di ayat 27

"Tetapi raja menjawab, katanya: "Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia; dia itulah ibunya."

Ribuan tahun yang lalu, kisah ini dicatat dan disimpan dalam Alkitab. Sebagian orang akan mengatakan bahwa ini hanyalah catatan historis tentang kebijaksanaan Salomo. Tetapi saya mengatakan bahwa ini adalah contoh lain dari kebijaksaan Allah yang diberikan kepada Salomo sehingga dia bisa tahu bahwa cinta ibu sangatlah kuat terhadap anaknya.

Lalu gimana dengan tulisan tentang alam dan kesejajarannya?

"Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen. Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu?

"Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring" -- maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata." (Amsal 6:6-11)

Bukankah ini masih benar hari ini seperti waktu itu dituliskan dulu?

Budaya dan gaya sudah berubah selama beradab-abad, lalu apakah hati dan cara manusia bisa begitu berbeda?

Sepertinya sih ngak. Sebab Firman Allah melampaui waktu, bernafas masuk dan keluar seperti mahluk yang hidup.

"Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita." (Ibrani 4:12)

Jadi saya mau bertanya, jika buku ini kita sebut sebagai Alkitab yang memberi hikmat untuk menilai dengan jujur, menilai hidup yang sukses dan masalah hati, lalu mengapa kita mempertanyakan hal-hal yang spiritual?

Kita diberitahu bahwa pikiranNya bukanlah pikiran kita, atau jalanNya bukanlah jalan kita (Yesaya 55:8).

Bukankah justru itu adalah alasan kita membutuhkan hikmat seperti itu? Jika kita mengubah hikmat itu, maka semua hal yang lain juga akan berubah, karena hikmat yang akurat hanya bisa ditemukan dalam firman Tuhan.

"Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian." (Amsal 4:7)

Alkitab adalah buku yang sangat dihormati. Dunia mungkin penuh dengan keraguan, kebencian dan lain sebagainya, tetapi dalam firman Allah kita menemukan hikmat dan keyakinan serta damai sejahtera.

"Bukankah hikmat berseru-seru, dan kepandaian memperdengarkan suaranya?" (Amsal 8:1)

Tuhan juga berjanji kepada kita untuk: "...            memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu." (Lukas 21:15)

Jadi mempercayai hikmat dalam firman Allah diperlukan iman, dan itu bukan cuma masalah iman tapi juga pilihan.

 

 

Ikuti Kami