Amsal 4:7
Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian.
Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 117; 1 Yohanes 1; Yehezkiel 40-41
Di catat sebagai buku
terlaris sepanjang masa, Alkitab mewakili sesuatu lebih dari apa yang terlihat oleh kasat mata.
Di luar mungkin tampaknya seperti naskah tebal dan terlalu banyak jika di baca hanya sekali duduk saja.
Meskipun demikian, buku ini adalah buku sejarah, catatan harian, buku nyanyian dan juga buku petunjuk.
Beberapa orang menyebutnya
sebagai karya sastra yang hebat, namun nggak seperti karya besar lainnya yang
sering dilupakan. Sebaliknya, Alkitab justru menangkap setiap hati dari generasi-generasi baru yang seperti baru saja dirilis.
Kenapa? Karena Alkitab adalah
firman Allah yang hidup dan berkuasa. Ini mengandung kebijaksanaan dari segala
usia, bahkan melampaui semua elemen dan budaya apapun sepanjang waktu, dan selalu relevan terhadap pola pikir dan tantangan hidup saat ini.
Dalam 1 Raja-raja 3, kita
bisa membaca mengenai dua perempuan sundal
yang melahirkan anak laki-laki di waktu yang sama dan di rumah yang sama.
Masalahnya, salah satu anak meninggal dan yang lainnya hidup.
Lalu pada malam hari,
perempuan sundal yang licik pergi ke kamar perempuan yang lain untuk menukarkan bayinya yang meninggal dengan bayi hidup.
Dan pada siang hari, ketika
perempuan itu melihat anaknya, barulah dia menyadari bahwa anaknya sudah ditukarkan dan yang meninggal itu bukanlah bayinya.
Lalu kedua perempuan sundal itu datang menghadap Raja Salomo untuk memperdebatkan putra yang hidup.
Dengan kebijaksanaan dan hikmat dari pada Tuhan, Salomo memberikan mereka perintah.
1 Raja-raja 3: 15: Kata raja:
"Penggallah anak yang hidup itu menjadi dua dan berikanlah setengah kepada yang satu dan yang setengah lagi kepada yang lain."
Dengan maksud raja ingin mengecek hati kedua perempuan itu.
Lalu apa yang terjadi,
" Maka kata perempuan
yang empunya anak yang hidup itu kepada raja, sebab timbullah belas kasihannya
terhadap anaknya itu, katanya: "Ya tuanku! Berikanlah kepadanya bayi yang
hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia." Tetapi yang lain itu berkata:
"Supaya jangan untukku ataupun untukmu, penggallah!" (1 Raja-raja 3:26)
Lalu dari hal itu, raja pun memberikan keputusan atas perdebatan tersebut di ayat 27
"Tetapi raja menjawab,
katanya: "Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia; dia itulah ibunya."
Ribuan tahun yang lalu, kisah
ini dicatat dan disimpan dalam Alkitab. Sebagian orang akan mengatakan bahwa
ini hanyalah catatan historis tentang kebijaksanaan Salomo. Tetapi saya
mengatakan bahwa ini adalah contoh lain dari kebijaksaan Allah yang diberikan
kepada Salomo sehingga dia bisa tahu bahwa cinta ibu sangatlah kuat terhadap anaknya.
Lalu gimana dengan tulisan tentang alam dan kesejajarannya?
"Hai pemalas, pergilah
kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada
pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim
panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen. Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu?
"Tidur sebentar lagi,
mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal
berbaring" -- maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata." (Amsal 6:6-11)
Bukankah ini masih benar hari ini seperti waktu itu dituliskan dulu?
Budaya dan gaya sudah berubah selama beradab-abad, lalu apakah hati dan cara manusia bisa begitu berbeda?
Sepertinya sih ngak. Sebab Firman Allah melampaui waktu, bernafas masuk dan keluar seperti mahluk yang hidup.
"Sebab firman Allah
hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk
amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita." (Ibrani 4:12)
Jadi saya mau bertanya, jika
buku ini kita sebut sebagai Alkitab yang memberi hikmat untuk menilai dengan
jujur, menilai hidup yang sukses dan masalah hati, lalu mengapa kita mempertanyakan hal-hal yang spiritual?
Kita diberitahu bahwa
pikiranNya bukanlah pikiran kita, atau jalanNya bukanlah jalan kita (Yesaya 55:8).
Bukankah justru itu adalah
alasan kita membutuhkan hikmat seperti itu? Jika kita mengubah hikmat itu, maka
semua hal yang lain juga akan berubah, karena hikmat yang akurat hanya bisa ditemukan dalam firman Tuhan.
"Permulaan hikmat ialah:
perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian." (Amsal 4:7)
Alkitab adalah buku yang
sangat dihormati. Dunia mungkin penuh dengan keraguan, kebencian dan lain
sebagainya, tetapi dalam firman Allah kita menemukan hikmat dan keyakinan serta damai sejahtera.
"Bukankah hikmat berseru-seru, dan kepandaian memperdengarkan suaranya?" (Amsal 8:1)
Tuhan juga berjanji kepada
kita untuk: "...
memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu." (Lukas 21:15)
Jadi mempercayai hikmat dalam
firman Allah diperlukan iman, dan itu bukan cuma masalah iman tapi juga pilihan.